7. Hoodie

2.9K 374 64
                                        

Jungkook menggeliat di kasur besarnya. Ia terduduk di sana, masih dengan memejamkan matanya yang sangat sulit untuk terbuka. Sebenarnya ia masih mengantuk, tapi aroma menggiurkan tiba-tiba saja menghampiri indra penciumannya. Jungkook lapar.
Ia kemudian berdiri dari sana. Kakinya ia seret, berjalan menuju aroma itu berasal. Ya, dapurnya.

Jungkook menyipitkan matanya. Berusaha menangkap fokus sesosok orang yang berdiri membelakanginya. Tubuh kecil itu sedang memakai hoodie yang ia kenal.

Lalu ketika sosok itu berbalik, terdengar suara makian dari mulutnya. "Sialan! Kau mengagetkanku. Kenapa kau diam saja dan tidak bersuara, huh?"

Jungkook hanya terdiam. Ia terpaku pada Jimin yang mengenakan hoodie itu. Ya, itu Jimin. Kau pikir siapa?
Jungkook hanya tersenyum kecut dengan pikirannya sendiri.

"Kau kenapa?" Jimin menyadari keterdiaman sang pemilik rumah.

Jungkook menatap Jimin, lalu tersenyum. "Tidak ada." Jawabnya dan mulai menghampiri meja makan. Ada sup, nasi dan telur gulung.
"Kau yang memasak semua ini?"

"Kau pikir siapa lagi?"

Alis Jungkook berkerut. Entah kenapa Jimin lebih terdengar ketus sekarang. "Apa.. apa aku melakukan sesuatu yang aneh saat mabuk?" Hanya itu yang bisa terpikirkan oleh Jungkook. Mungkin saja ia melakukan sesuatu yang membuat Jimin marah. Makanya pria itu terlihat lebih ketus. Misalnya...
"Itu bukan pakaianmu." Jungkook memberitahu. Pikirannya kembali berkelana. Misalnya, ia telah memperkosa Jimin?

Jungkook langsung menyentuh mulutnya. Kaget dengan pikirannya sendiri. "Ji..Jimin-sshi.. apa aku melakukan hal yang tidak-tidak?"

"Jadi kau tidak ingat?" Jimin melipat kedua tangannya di dada.

"Ma..maafkan aku. Tapi aku sulit mengingat sesuatu yang kulakukan saat mabuk."

Jimin menatap lekat mata Jungkook. Ia mencari kebenaran disana. Sampai akhirnya ia menghela nafas karena ia berpikir Jungkook tidak berbohong. "Kau muntah di bajuku. Hanya hoodie ini yang terlihat kecil di lemarimu, jadi aku gunakan. Maaf jika aku lancang. Lalu aku juga tidur di sofamu karena semalaman aku mengurus seorang Jeon Jungkook yang muntah karena mabuk. Dan aku tidak menyangka kau mempunyai pakaian seperti ini. Pink dan unicorn, huh."

Tanpa sadar, sedari tadi Jungkook menahan nafasnya saat mendengar penjelasan dari Jimin. Jungkook pikir ia sudah melakukan hal yang telah ditahannya selama dirinya menjauh dari pria itu. Ya, ada sebabnya Jungkook menghindari Jimin dan marah-marah tidak jelas.
"Jadi.. jadi aku hanya muntah?"

"Hanya muntah? Ck, sialan." Jimin emosi. "Lihat saja nanti. Sekali lagi saat kita berdua minum, aku ingin kau mengurusku saat mabuk. Dan kau jangan coba-coba untuk minum juga. Aku ingin kau mengurusku. Kau dengar itu?"

Jungkook berusaha menahan tawanya, "Jadi, kau mengundangku untuk minum, Jimin-sshi?"

"Aish.." Jimin mengacak-acak rambutnya. "Kau! Lebih baik cepat makan sarapanmu!"

---***---

Pintu apartmentnya ia tutup. Tadi Jungkook dengan memaksa mengantarkannya pulang dan Jimin tidak mengijinkan pria itu untuk masuk walau sudah repot-repot mengantar.

Setelah Jungkook pergi dan pintu itu tertutup, Jimin justru masih berdiri disana. Lalu perlahan punggungnya merosot, terduduk di dekat pintu. Tangannya bergetar hebat memeluk dirinya sendiri. Wajahnya memerah, karena sejak tadi menahan rasa sakit di pinggang dan bokongnya.

Ia tidak tau apa yang ia rasakan saat ini. Marah? Sedih? Atau bahagia?

"Sialan." desis Jimin.






>>>>>

"OUR DREAMS"/KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang