9. Udang

3K 390 30
                                    

Suara bisik-bisik terdengar jelas di telinga Jimin. Bahkan ada yang berani menatapnya dengan wajah merendahkan. Jimin juga tidak tau kenapa? Tapi yang pasti dokter-dokter hebat yang berkumpul saat ini sedang memandang heran pada dirinya.

Jimin sendiri juga merasa heran. Kenapa dokter umum sepertinya bisa satu meja bersama para dokter yang sudah mendapatkan pengakuan dari pimpinan? Ada apa ini?
Jimin pikir ini adalah makan siang bersama para dokter. Ternyata hanya sebagian dokter yang diundang. Ada delapan dokter hebat disana, Jimin tidak termasuk karena ia merasa dirinya tidak hebat. Dan hanya Jimin satu-satunya dokter umum. Apa Jungkook ingin mempermalukannya?

Tangannya yang berada di bawah meja terkepal saat mengansumsikan pikiran bahwa Jungkook mengerjainya. Jimin mendesis dalam benaknya. "Sialan kau Jeon Jungkook."

Tepat ketika Jimin ingin pergi dari sana, Jungkook datang sambil membawa beberapa lembar kertas ditangannya.
Meja restoran itu berbentuk memanjang. Pria itu langsung mengambil posisi duduk di kursi utama. Dan tepat di sebelah kanannya Jimin duduk disana.

"Selamat siang semuanya. Maaf telah membuat kalian menunggu." Jungkook berdiri setelah mendentingkan gelas dengan sebuah sendok. Suara bisik-bisik langsung hilang seketika.

Sekilas Jungkook melirik Jimin yang sedang menunduk, lalu menatap para dokter di depannya.
"Terima kasih karena sudah hadir. Dan perkenalkan, aku adalah Dokter Jeon Jungkook. Jika kalian tidak mengenalku kalian bisa melihatnya melalui naver. Aku malas untuk memperkenalkan diri." Dokter-dokter itu tertawa. "Karena aku mendengar suara bunyi perut kelaparan sejak tadi, maka aku akan langsung saja ke poin utama."

Jimin melihat Jungkook, lalu menundukan kepalanya lagi. Ia merasa iri dengan pria itu yang dengan mudah bicara akrab dengan para dokter.

"Untuk para dokter yang telah hadir disini, maaf kalian semua harus masuk ke timku untuk meneliti wabah penyakit yang meresahkan pemerintahan negara kita akhir-akhir ini. Jika ada yang tidak berkenan, silahkan angkat tangan."

Dokter-dokter itu tentu saja merasa bahagia. Siapa yang tidak menginginkan kesempatan ini? Tapi tiba-tiba saja ada satu dokter wanita yang mengangkat tangannya.

"Maaf, Dokter Jeon. Apa Dokter Park Jimin juga masuk dalam ke tim ini? Bukannya dia-"

"Aku yang memilihnya langsung, Dokter Na. Jika kau merasa keberatan, kau bisa mengundurkan diri dari timku."

Suara bisik-bisik kembali terdengar. Dokter wanita yang bernama lengkap Na Eunji itu langsung menggigit bibirnya, menahan malu. Sedangkan Jimin terheran-heran dengan sikap Jungkook. Apa yang dilakukan pria itu? Bagaimana kalau Dokter Na memilih untuk pergi? Dibandingkan dengan dirinya yang hanya dokter biasa, tentu saja dokter wanita itu lebih baik.

"Aku.. Maaf. Aku tidak keberatan." Suara Eunji terdengar setelah berhasil mengontrol dirinya sendiri.

Jungkook tersenyum puas mendengarnya. "Baiklah. Lebih baik kita makan sekarang, karena perutku juga sangat lapar."

Keadaan canggung tadi berubah seketika. Para dokter disana mulai memakan hidangan mereka dan bercakap-cakap. Tentu saja tidak ada yang mengajak Jimin untuk berbicara. Pria mungil itu memilih makan dalam diam.

Jimin melirik orang-orang disana. Para dokter itu bahkan sudah mulai menjilat Jungkook. Seperti bertanya apakah Jungkook menyukai hidangannya, lalu ada yang menawarkan makanan mereka, kemudian ada yang berniat menuangkan anggur ke gelas Jungkook. Tunggu.. Anggur? Alkohol? Oh, tidak.

"Jangan!" Jimin berseru. Semua tatapan langsung tertuju padanya. Jimin menyadari itu. Dengan canggung Jimin kembali melanjutkan, "Itu.. Dokter Jeon tidak bisa mengkonsumsi alkohol terlalu banyak."

Jungkook tersenyum, lalu dengan ramah berkata, "Ya, aku tidak bisa minum untuk saat ini. Maaf."

"Tidak apa-apa. Kami mengerti."

Jimin kembali memakan makanannya dengan kepala menunduk. Ia merasa malu sebenarnya. Mengingat kembali bagaimana perlakuan Jungkook padanya saat mabuk. Ia tidak ingin ada korban lain yang mendapatkan perlakuan itu. Atau sebenarnya ia tidak suka? Tidak suka jika Jungkook melakukannya dengan orang lain?

Jimin menggeleng. Ia sudah gila pikirnya. Jujur saja, sebenarnya Jimin cukup menikmati pemerkosaan itu.

"Aish..!" Jimin mendesis sambil kembali menggeleng cepat. Ia benar-benar gila.

"Kau baik-baik saja, Jimin-sshi?" Itu suara Jungkook.

Jimin melihatnya lalu mengangguk.

Pria itu tersenyum lalu meletakkan sesuatu di piring Jimin. "Ini, udang ini benar-benar enak."

Jimin mengambil udang yang kulitnya sudah di bersihkan. Mengunyah udang itu lalu menelannya.
Ia mengangguk-anggukan kepala. Baiklah, ini enak untuk Jimin yang tidak terlalu menyukai seafood.

"Kau suka?" Jimin mengangguk ketika Jungkook bertanya.

Dokter Jeon itu kembali mengupaskan udang dan memberikannya pada Jimin. Kedua orang itu tidak menyadari tatapan heran dari dokter-dokter disana.




>>>>>

"OUR DREAMS"/KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang