6. Aegyo

3.6K 474 56
                                    

Jimin masih belum menjawab pertanyaan Jungkook. Ia hanya terdiam sambil meremas-remas jari kelingkingnya. Dan Jungkook yang berada di hadapannya semakin penasaran.

"Kau pria, Jimin-sshi. Kau sudah berjanji tidak akan ingkar."

Jimin melihat Jungkook ragu-ragu, kemudian mulutnya mulai terbuka untuk mengatakan sesuatu.

"Aku..semalam.. aku sebenarnya..."

CEKLEK!

Pintu ruangan dibuka dari dalam. Sungwoon muncul dari sana. Wajah pria itu terlihat kaget.
"Jimin...? Dokter Jeon? Sedang apa kalian di depan ruanganku?" tanyanya.

Jimin merasa lega sekarang. Ia berjanji pada dirinya sendiri akan mentraktir sahabatnya itu makan nanti. Karena berkat Sungwoon, Jimin tidak perlu repot-repot menjawab pertanyaan Jungkook.
Sedangkan Jungkook, pria itu terlihat sedikit kesal.

"Aku hanya ingin berbicara dengan Jimin-sshi." jawab Jungkook.

"Berbicara di depan ruanganku?"

"Aku kebetulan berjumpa dengan Jimin-sshi disini."

Mulut Sungwoon membulat. "Memangnya apa yang kalian bicarakan?" Tanya Sungwoon penasaran. Ia kemudian melirik Jimin yang hanya menunduk.

"Aku ingin mengajak Jimin-sshi untuk bergabung dengan timku, ikut menyelidiki wabah itu."

Seketika Jimin dan Sungwoon langsung melihat Jungkook. Kedua pria pendek itu saling bertatapan. Tidak percaya.

"Kau.. kau jangan bercanda, Dokter Jeon. Ini tidak lucu." Kata Jimin. Ia menatap Jungkook setelah hanya menunduk saja sejak tadi.

"Aku tidak bercanda. Aku memang ingin kau berada di timku."

"Aku hanya dokter umum. Aku hanya dokter biasa." Ujar Jimin mengingatkan siapa dirinya.

"Kau orang yang gigih, Jimin-sshi. Kau benar-benar ingin menyelamatkan nyawa orang lain. Aku hanya membutuhkan orang yang seperti itu berada di timku."

Jimin menatap lekat mata Jungkook. Ia mencari candaan disana, tapi Jimin tidak menemukannya. Jungkook benar-benar serius. Dan Jimin tertawa kecut.

Alis Jungkook berkerut, heran melihat Jimin yang tertawa. "Ada yang lucu?" Tanyanya.

"Tidak, tidak ada. Maafkan aku." Jawab Jimin. "Besok aku akan menemuimu, Dokter Jeon. Ini terlalu tiba-tiba. Aku ingin menjernihkan pikiranku dulu." Lanjutnya sambil mendorong Sungwoon masuk kembali ke dalam ruangannya, diikuti Jimin juga. "Sampai berjumpa lagi besok." Jimin langsung menutup pintunya setelah tersenyum pada Jungkook.

Dan Jungkook masih berdiri di sana, menatap pintu bercat putih itu. Lalu setelah selesai berkutat dengan pikirannya sendiri, akhirnya Jungkook memilih pergi dari sana dari pada mendobrak pintu itu.

---***---

Keesokan harinya, tepatnya menjelang malam. Jimin mentraktir Sungwoon makan dan minum di kedai pinggir jalan di dekat rumah sakit. Ia benar-benar menepati janjinya pada diri sendiri.

"Ada acara apa kau mentraktirku?" Sungwoon bertanya dengan mulut yang penuh dengan daging.

"Tidak ada." Jimin meminum sojunya.

Sungwoon menatap sahabatnya itu. "Jangan minum terlalu banyak. Kalau kau mabuk, matilah aku. Setelah ini aku harus melakukan operasi. Aku tidak bisa membantu kalau saja kau mabuk."

Jimin tersenyum, "Kau tau sendiri aku tidak akan mabuk hanya karena minuman seperti ini."

Dalam hati Sungwoon membenarkan perkataan Jimin. Sahabatnya itu memang tidak mudah untuk mabuk, walau sudah banyak botol soju yang sudah ia minum. Tapi Sungwoon tau betul sifat Jimin. Pasti ada alasan kenapa Jimin ingin minum bersamanya.

"OUR DREAMS"/KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang