8. Pemerkosaan

3.6K 382 20
                                    

"Kau sudah menentukan orang-orang yang akan masuk ke timmu, Jungkook?"

Jungkook mendongakan kepalanya, melihat Namjoon yang sedang berjalan menuju sofa coklat di ruangan itu.

Namjoon memilih duduk di sebrang Jungkook, lalu kembali berbicara. "Pemerintahan menghubungiku semalam. Mereka memintaku untuk segera melakukan sesuatu sebelum korban jiwa bertambah."

"Hm. Aku sudah menentukan timku, hyung. Aku sudah menyuruh mereka untuk berkumpul siang ini." Jawab Jungkook sambil berdiri dari duduknya.

"Bagus kalau begitu. Aku berharap semuanya berjalan dengan baik-baik saja."

"Ya. Semoga." Sahut Jungkook sambil tersenyum. "Kalau begitu aku harus pergi sekarang, hyung. Lebih cepat lebih baik."

"Ya. Semoga berjalan lancar."

Jungkook pergi dari ruangan Namjoon setelahnya.

Sambil berjalan, ia memikirkan kejadian tadi pagi yang menurutnya seperti bukan dirinya sendiri. Karena biasanya, Jungkook akan marah jika orang lain menyentuh barang-barang miliknya tanpa ijin langsung darinya. Tapi entah kenapa tidak bagi Jimin. Ia melihat pria itu mengenakan hoodie yang begitu berarti bagi Jungkook. Hoodie yang mengingatkan Jungkook pada wanita itu. Ketika ia melihat Jimin memakainya, semua terasa benar menurut Jungkook.

Jungkook masih ingat bagaimana kenyalnya bibir tebal yang menyentuh mulutnya ketika Jimin memberikan nafas buatan padanya waktu itu. Dan ia menginginkannya lagi. Tapi Jungkook takut Jimin akan menganggapnya aneh. Jungkook kalut dengan perasaannya sendiri. Ia emosi dan memilih menghindari pria itu. Tapi Jungkook tidak bisa.
Entah kenapa saat melihat Jimin, perasaan merindu yang hilang di hatinya tiba-tiba muncul. Cita-cita yang terkubur telah kembali terbuka. Ambisi yang tidak mungkin tercapai entah kenapa akan mudah diraih saat Jungkook berada di dekat pria itu.

Jungkook tersenyum lembut saat ia tiba di taman rumah sakit. Melihat Jimin yang sedang duduk melamun di sana.

"Siapa kau? Dimana aku pernah melihatmu?" gumam Jungkook berbicara pada dirinya sendiri.


---***---

"Ju..Jungkook-sshi.. kau mabuk. Jangan lakukan ini!"

Jimin meremas pahanya sendiri ketika mengingat kejadian malam itu. Setelah Jungkook memasukan kode apartmentnya, pria itu langsung menarik Jimin dan menciumnya kasar di balik pintu. Jimin sudah memberontak, tetapi tenaga Jungkook lebih kuat.

Jimin ingat bagaimana lidah pria itu masih terasa di leher dan dadanya. Menjilat dan menggigit putingnya yang sensitif. Ia langsung melemah. Dan Jungkook mengambil kesempatan itu dengan memasuki dirinya.

Didekat pintu masuk Jimin terbaring disana, diperkosa oleh seorang Jeon Jungkook. Pria itu langsung tertidur sedangkan Jimin merasa sakit dan mengeluarkan darah.

Jimin menangis. Ia bahkan memukul, menendang dan menampar Jungkook saat pria itu tidak sadarkan diri.

Jimin ingin segera pergi dari sana, tapi dengan kondisinya yang seperti itu tidak mungkin baginya untuk pergi. Maka ia pun bangkit, berkeliling ke setiap ruangan untuk mencari kamar mandi Jungkook.

Jimin membiarkan tubuh Jungkook tertidur di dekat pintu cukup lama. Sampai akhirnya ia selesai berpakaian dan merasa iba melihat Jungkook disana. Jimin pun memindahkan tubuh itu dan menggantikan pakaiannya.
Oh, Jimin. Baik sekali kau.

Dan ketika tubuhnya mulai terasa lelah. Jimin akhirnya tertidur di sofa. Ia bangun saat perutnya lapar dan memasak di dapur Jungkook pagi itu. Biarkan saja kalau ia dibilang lancang. Jungkook sudah memperkosanya! Siapa yang lebih lancang sekarang?

Ia juga berniat untuk membicarakan hal itu pada Jungkook. Tapi ketika pria itu tidak mengingatnya, Jimin terdiam. Perasaannya campur aduk. Ia memilih untuk berbohong. Karena mungkin Jungkook tidak akan percaya. Jungkook akan menganggapnya menjijikan. Jungkook akan menyebar luaskan kejadian itu. Orang-orang akan lebih mempercayai Jungkook dari pada dirinya. Ya, Jungkook itu brengsek. Sejak sekolah dulu.

"Kau melamun lagi?"

Suara itu menyadarkan Jimin. Ia mendongak dan melihat pria yang ada dipikirannya selama satu jam ini sedang berdiri disana.

Jimin langsung bangkit ketika Jungkook mendekat.

"Kau kenapa, Jimin-sshi?" Alis Jungkook berkerut. Ia melihat pria kecil itu seperti ketakutan.

Dilihatnya Jimin menggeleng dan dengan cepat merubah ekspresinya. "Tidak ada." Katanya singkat.

Jungkook merasa ada yang aneh, namun ia segera melenyapkan pikiran itu dan mengatakan niatnya pada Jimin. "Aku mencarimu untuk makan siang bersama."

"Aku sudah makan siang." Jimin berbohong. Sejak tadi ia hanya melamun.

Jungkook menghela nafasnya. Kemana Jimin yang ketus tadi pagi? Dan kenapa pria itu tidak menatapnya saat berbicara?

"Ini perintah dari Dokter Kim. Tidak hanya kau dan aku saja. Kita makan siang bersama dengan para dokter lainnya."





>>>>>

"OUR DREAMS"/KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang