5. Keinginan

3.4K 491 12
                                        

Ruangan Dokter Kim Namjoon lebih besar dari pada ruangan milik Jimin. Dan ditengah-tengah ruangan itulah Jimin berdiri, melihat Jungkook yang sedang duduk santai di sofa hadapannya sambil membaca koran.

Jakun Jimin naik turun, ia kesusahan menelan ludahnya sendiri. Beberapa menit yang lalu seorang perawat datang menemuinya dan menyampaikan pesan bahwa ia dipanggil oleh pimpinan rumah sakit ini, yaitu Kim Namjoon. Jantung Jimin berdebar tidak nyaman, apalagi saat melihat Jungkook disana, tapi ia tidak melihat Dokter Kim. Dimana dia?

Jimin berdehem. Selagi Dokter Kim tidak terlihat, lebih baik Jimin bertanya pada Jungkook, perihal kenapa ia dipanggil. Jimin merasa Jungkook sudah mengadukannya pada Dokter Kim bahwa dirinya menyelinap keluar di malam hari dan baru kembali pagi tadi. Mampuslah dia!

"Itu... maaf, Dokter Jeon.."

Jungkook melihat Jimin saat mendengar suara pria itu. "Ada apa?" tanyanya.

Jimin meremas-remas jari kelingkingnya. "Maaf.. Apa kau mengatakan pada Dokter Kim bahwa aku menyelinap malam hari dan baru kembali pagi tadi?"

Sebelah alis Jungkook terangkat, "Jadi kau menyelinap malam hari?"

Jimin terperanjat, "Jadi..jadi kau tidak tau kalau.. aku.. itu..." Dan ia mulai kebingungan. Berarti Jungkook tidak tau kalau ia menyelinap pergi malam itu? Lalu kenapa ia dipanggil?

"Itu.. kalau begitu, tolong jangan katakan pada siapapun. Terutama Dokter Kim. Aku mohon." Jimin meminta dengan wajah dikasihani.

Jungkook melipat koran yang ia pegang, lalu meletakkannya di atas meja. Bahunya segera ia sandarkan, lalu dengan angkuhnya Jungkook berkata, "Apa yang akan aku dapatkan darimu?"

Jimin terdiam. Ternyata Jungkook belum berubah. Melihat Jungkook seperti ini mengingatkannya pada Jungkook di masa lalu, saat SMA dulu.

"Aku akan memberikan uang padamu. Berapa yang kau inginkan?" Jimin menantangnya. Perasaan tidak sukanya pada Jungkook dulu kembali muncul.

Jungkook berdecih, "Kau pikir aku kekurangan uang?"

Jimin terdiam. Kalau dipikir-pikir tidak mungkin pria yang lebih muda darinya itu membutuhkan uang. Jungkook terkenal, dia seorang dokter terkenal. Bahkan isunya pria itu punya beberapa rumah sakit di luar negri. Pastinya Jungkook kaya raya.

"Jadi.. apa yang kau inginkan?" tanya Jimin akhirnya, setelah tidak bisa menemukan opsi lain.

Jungkook terlihat sedang berpikir, lalu ia tersenyum dan berkata "Akan aku pikirkan nanti."

Dan tepat saat itu, Dokter Kim datang.

"Oh, Park Jimin-sshi. Kau sudah datang rupanya. Duduklah, jangan berdiri di situ."

Jimin membungkukan badannya sedikit lalu mulai duduk di sofa di sebrang Jungkook.

"Kau pasti bertanya-tanya kenapa kau dipanggil kesini?" Namjoon yang berdiri di antara mereka mulai berbicara. Ia melihat Jimin mengangguk. Lalu, ia kembali meneruskan perkataannya, "Dokter Jeon baru saja menceritakannya padaku pagi tadi."

Jimin langsung melihat tajam Jungkook. Sialan! Pria itu sudah melaporkannya, pikir Jimin.

"Aksimu itu sangat hebat, Jimin-sshi." Kata Namjoon. Jimin semakin ketakutan. Apa mereka sudah melihat 'aksi' panas yang dilakukan Jimin tadi malam?
"Kenapa kau tidak mengatakannya padaku?"

Jimin menelan ludahnya gugup. Ia tidak tau harus menjawab apa. Matanya melirik Jungkook yang terlihat santai. Kemudian mata bulat pria itu melihatnya juga, Jungkook tersenyum padanya. Lalu mengatakan, "Aku rasa Jimin-sshi tidak mengerti apa yang kau bicarakan, hyung."

Namjoon menoleh, "Benarkah? Sebenarnya aku membicarakan aksimu tadi malam yang mendorong anak itu agar segera dioperasi. Kalau saja kau tidak mengeceknya, mungkin saja... entahlah. Kau adalah penyelamatnya, Jimin-sshi."

Bahu Jimin merosot seketika. Ada perasaan lega disana, lega karena pikiran-pikiran buruknya ternyata omong kosong belaka. Dirinya belum ketahuan.

"Jadi.. anak itu baik-baik saja?" Tanya Jimin yang baru tersadar tentang anak semalam.

Namjoon mengangguk. "Jadi, aku menyuruhmu datang kesini karena aku ingin berterima kasih padamu, Jimin-sshi. Dan teruslah belajar. Dokter Jeon juga sudah memberitahukan padaku tentang dirimu yang tertarik dengan pembedahan."

Jimin langsung menoleh pada Jungkook. Ia bertanya-tanya, sebenarnya ada apa dengan pria itu? Kenapa ia menceritakan semuanya pada Dokter Kim?
Jungkook sudah seperti pria penggosip sekarang.

---***---

"Jimin-sshi."

Jungkook terus memanggilnya, tapi Jimin semakin mempercepat langkahnya. Setelah keluar dari ruangan Namjoon, Jimin langsung mempercepat langkahnya saat Jungkook juga ikut keluar bersamanya. Pria mungil itu langsung masuk ke dalam lift dan menekan-nekan tombol lift agar segera tertutup. Tapi saat pintu besi itu akan tertutup, Jungkook langsung menahannya dengan tangan dan segera masuk ke dalam lift. Hanya ada mereka berdua di sana.

Segera saat pintu lift tertutup, Jungkook mulai bersuara lagi, "Kenapa kau menghindariku?"

Alis Jimin berkerut, "Lihatlah siapa yang bicara? Sejak kapan aku menghindarimu? Bukannya kau sendiri yang melakukannya padaku?"

Jungkook menghela nafasnya, "Maafkan aku. Akhir-akhir ini aku sangat sibuk meneliti wabah itu." Katanya, kemudian ia melanjutkan, "Dan aku minta maaf karena sudah memarahimu semalam."

Jimin memalingkan wajahnya, tidak mau melihat Jungkook. Dan pada saat itu pintu lift terbuka. Lagi-lagi Jungkook mengikutinya dari belakang.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Jimin akhirnya. Mereka berdua berdiri di depan ruangan Sungwoon. Jimin merasa risih saat pria bermata bulat itu mengikutinya.

"Aku minta maaf."

"Aku sudah memaafkanmu, jadi pergilah."

Jungkook tersenyum, "Kau terlihat masih kesal. Kau belum memaafkanku."

"Aku sudah memaafkanmu." Jimin tidak mau kalah, yang jelas-jelas ia memang terlihat masih kesal.

Jungkook tetap tersenyum dan akhirnya ia memilih untuk tidak memaksa Jimin agar memaafkannya, jadi Jungkook menanyakan hal lain yang membuatnya penasaran sejak pagi tadi. "Sebenarnya apa yang kau lakukan semalam? Apa yang kau lakukan saat menyelinap keluar dari rumah sakit ini?"

Jimin terkesiap. Kenapa tiba-tiba, pikirnya.
"A..aku tidak melakukan apapun." Katanya berbohong dan Jungkook tau itu.

Jungkook terlihat berpikir sejenak, sampai akhirnya ia berkata "Kurasa aku akan meminta keinginanku sekarang."

"Keinginan?"

Jungkook mengangguk, "Kau memohon padaku agar jangan memberitahukan pada Dokter Kim kalau kau menyelinap keluar tadi malam. Kau berjanji padaku akan memberikan sesuatu yang kuinginkan."

Jimin gugup, ia menelan ludahnya kepayahan.
"A..apa yang kau inginkan?"

Jungkook tersenyum lebar, menunjukan gigi kelincinya. "Kau harus jujur padaku. Setiap pertanyaan yang kuajukan padamu, kau harus menjawabnya dengan jujur. Kau seorang pria, kau harus menepatinya, Jimin-sshi."

Wajah Jimin seperti orang bodoh sekarang. Tapi selanjutnya ia tertawa, masih seperti orang bodoh, tentu saja.
"Hanya itu. Kau hanya meminta itu? Kalau begitu aku akan mengabulkannya." Kata Jimin percaya diri.

"Baiklah, kau tidak boleh mengingkarinya. Kau itu pria, Jimin-sshi."

"Tentu saja aku pria. Aku tidak akan ingkar." Kata Jimin semangat. Dan semangatnya itu langsung hilang saat mendengar pertanyaan dari Jungkook.

"Jadi, apa yang kau lakukan saat menyelinap keluar semalam?"

Dan Jimin pun terdiam.





>>>>>

"OUR DREAMS"/KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang