Malam itu Jungkook memesan makanan dari luar. Karena Jimin bilang ia tidak berniat untuk memasak.
Sejak bertemu dengan Kim Taehyung sore tadi, kekasihnya itu menjadi lebih pendiam dan pemarah. Seharusnya Jungkook yang marah dan ia membutuhkan penjelasan. Apa hubungan Jimin dengan Kim Taehyung? Kenapa aktor itu memanggil kekasihnya itu dengan panggilan 'sayang'?
Jungkook benar-benar butuh jawaban sekarang.Jadi, sambil mengaduk-aduk jajangmyeon di hadapannya, Jungkook melihat Jimin. Lalu, berdehem singkat dan bertanya, "Kau mengenal Kim Taehyung?"
Jimin yang duduk di depan Jungkook hanya mengangguk saja sambil menikmati makanannya.
"Kau punya hubungan dengan Taehyung itu?" Jungkook kembali bertanya dan Jimin kembali mengangguk tanpa melihat kekasihnya yang sedang menahan emosi.
"Hubungan seperti apa?""Aku tidak ingin membicarakannya sekarang, Jungkook. Mendengar nama si brengsek itu saja sudah membuatku marah."
"Lalu, apa kau pikir aku tidak marah juga?"
Akhirnya, Jimin melihat Jungkook setelah mendengar ucapan pria itu. "Apa yang membuatmu marah?"
"Dia memanggilmu 'sayang'."
"Jangan pedulikan dia. Si brengsek itu memang gila." Jimin mulai bangkit dari duduknya setelah meneguk segelas air.
"Kau mau kemana? Kau tidak menghabiskan makananmu?"
Jimin membawa sisa makanan dan gelasnya ke konter dapur. "Aku tidak berselera karena kau membicarakan si brengsek itu."
"Hei, aku hanya bertanya. Aku hanya butuh penjelasan."
"Ya, terserah kau saja. Aku mau pulang."
"Tidak. Kau tidur disini, di apartmentku." Jungkook ikut bangkit dan mengikuti Jimin ke konter dapur.
"Untuk apa? Kau pasti ingin bertanya tentang si brengsek itu."
"Apa aku salah? Aku hanya ingin tau orang yang memanggil kekasihku dengan sebutan 'sayang'. Dan kau tidak keberatan dipanggil seperti itu oleh si Kim Taehyung-"
"Aish, jangan sebut namanya. Menyebalkan sekali."
"Menyebalkan, huh? Aku menyebalkan?" Jungkook sudah sepenuhnya emosi sekarang.
"Sudah kukatakan padamu aku tidak ingin membahasnya sekarang, Jungkook. Kenapa kau tidak bisa mengerti?" Jimin menatap langsung ke mata kekasihnya. Mereka berdua beradu argumen di dapur.
Jungkook berdecih dan berkacak pinggang, "Kau ingin aku mengerti, tapi kau sendiri tidak mengerti kenapa aku seperti ini."
Jimin menghela nafasnya. Ia lelah, sungguh. Ia tidak sedang ingin berkelahi.
Dan apa ini? Mereka baru saja menjadi sepasang kekasih, tapi mereka sudah bermasalah seperti ini. Jimin tidak ingin hubungannya dengan Jungkook hancur dalam hitungan detik, jadi ia pun memilih untuk berjalan melewati Jungkook dan berjalan menuju pintu."Jimin, aku sedang bicara padamu!" Jungkook mengikuti Jimin dan menahan tangan pria itu yang sudah memegang pintu.
"Kita bicarakan ini lain kali. Aku ingin pulang."
"Tidak. Kau harus tetap disini."
"Jungkook.." Jimin kembali menghela nafas. "Dengar. Kita berdua sedang emosi. Ini tidak akan berhasil. Kau ingin hubungan kita berakhir?"
Raut wajah Jungkook langsung berubah pucat. "Apa yang kau bicarakan? Kau ingin putus denganku? Kita baru memulainya, Jimin."
"Tidak, bodoh."
"Kau mengataiku. Kau membenciku?"
"Tidak! Kenapa aku harus membencimu.. Baiklah, itu dulu. Aku mencintaimu sekarang."
"Kalau begitu tetap disini. Kita bicarakan baik-baik." Jungkook menarik tangan Jimin pelan, tapi pria itu langsung menolak.
"Tidak, Jungkook. Lain kali kita bicarakan. Aku ingin pulang sekarang. Aku ingin menenangkan diri."
"Kau tidak tenang berada disisiku?"
Kembali, Jimin menghela nafasnya. "Oh, Tuhan. Ini tidak akan selesai. Kumohon mengertilah, Jungkook."
Jungkook menatap Jimin. Ia bisa melihat kegelisahan pria itu. Tapi, ia juga gelisah. Ia butuh penjelasan dari Jimin. Tapi, kenapa Jimin seperti ini?
Kenapa kekasihnya menjadi seperti ini sejak hadirnya seorang Kim Taehyung? Apa Jimin mencintai Kim Taehyung itu? Lalu, Jimin merasa ragu sekarang. Dan pria mungil itu juga mengatakan tentang hubungan yang berakhir. Jimin ingin putus dengannya?
Tidak. Jungkook tidak mau. Tapi.. tapi jika Jimin bisa bahagia dengan orang lain..."Baiklah." Jungkook akhirnya menyerah. Ia melepaskan tangan Jimin. Membalikan tubuhnya, berjalan menuju kamar tanpa melihat Jimin di belakang sana yang menatap punggung Jungkook dengan heran.
Tapi, tetap saja Jimin pergi. Tanpa berpamitan.
---***---
Keesokan harinya, lebih tepatnya siang itu Jimin berada di bagian meja informasi. Melihat-lihat laporan tentang pasien yang ia tangani.
Jimin sudah menemui Taehyung pagi tadi. Merawat pria itu dengan cepat, lalu mengusirnya untuk segera pergi. Taehyung menolak. Jadi, Jimin memilih untuk berbicara pada Hoseok. Dan menejer berwajah ceria itu langsung membereskan barang-barang Taehyung, tidak mempedulikan aktornya yang meronta-ronta tidak setuju. Taehyung benar-benar membuat kekacauan di ruangannya sampai Hoseok yang santai itu kewalahan dan memilih meminta tolong pada Jimin. Akhirnya, dengan sebuah perjanjian makan siang bersama Jimin, Taehyung setuju untuk meninggalkan rumah sakit.
"Boo!" Taehyung mengejutkan Jimin yang berdiri memunggunginya.
Bukannya terkejut, Jimin justru memasang wajah datar.
"Aku sudah memilih restoran yang bagus. Kita akan makan siang di sana."
"Ya, terserah." Kata Jimin sambil berjalan menuju ruangannya. "Aku ingin mengganti pakaianku dulu."
Taehyung mengangguk. Lalu, melihat para suster wanita yang sedang berjaga di meja informasi menatap lapar padanya. Taehyung tersenyum saja.
---***---
Jungkook memilih masuk kerja. Ia tidak mengambil cutinya karena Jimin. Ia sudah berbicara pada Namjoon. Dan pria tinggi itu setuju saja.
Siang itu, Jungkook ingin menemui Jimin di ruangannya. Ia ingin mengajak pria itu untuk makan siang. Ia ingin memperbaiki semuanya. Ia tidak ingin menyerah. Jadi, ketika Jungkook sudah berkepala dingin, ia justru melihat Jimin dan Taehyung berjalan berdua keluar dari pintu rumah sakit.
"Beruntung sekali Dokter Park bisa makan siang bersama Kim Taehyung. Aku juga mau."
Jungkook mendengar obrolan dua orang perawat wanita yang berjalan melewatinya.
Makan siang? Bersama?
Tidak, tidak. Ia harus mengikuti mereka. Jungkook ingin menghampiri Jimin disana, tapi suara seorang wanita menahannya."Dokter Jeon." Itu Dokter Na. "Kau sudah makan siang? Bagaimana kalau kita makan siang bersama? Ada yang ingin kubicarakan."
Jungkook melihat Dokter Na dan Jimin yang bersama Taehyung di luar sana secara bergantian. Ia tersenyum licik setelahnya. Oh, ia punya alasan dan rencana.
"Baiklah. Kita makan siang bersama."
>>>>>

KAMU SEDANG MEMBACA
"OUR DREAMS"/KookMin
Fiksi PenggemarJungkook dan Jimin mempunyai mimpi. Namun tidak bisa terwujud. . . Tapi mereka menikmatinya. Berdua, bersama-sama. --- *** --- WARNING!!! Boys Love! 20+