19. Saat Kecil Dulu

2.7K 373 38
                                    

Sejak dulu, Jimin sangat suka menari. Ia mulai suka ketika seorang wanita yang merupakan tetangganya, membawa Jimin ke sebuah studio tari. Omong-omong, wanita itu pemiliknya.

Kedua orangtua Jimin adalah dokter. Mereka jarang di rumah dan Jimin kecil yang berumur empat tahun selalu bersama seorang pengasuh. Awal mula, Jimin melihat wanita itu menari di taman dekat apartment. Wanita itu memperhatikan Jimin dan mengajarinya. Jimin ingin bermain bersama wanita itu lagi, kalau tidak ia akan menangis. Jadi, sang pengasuh mengikuti apa kemauan Jimin. Pergi bersama ke studio tari ketika wanita itu mengajak mereka.

Entah kenapa, kedua orangtua Jimin mengetahui bahwa Jimin suka menari selama dua tahun ini. Mereka marah lalu memecat sang pengasuh. Jimin yang berumur enam tahun menangis sangat keras. Ia menyukai pengasuhnya. Sedangkan tetangganya itu sudah pindah dari sana beberapa bulan yang lalu.

Namun, diam-diam Jimin tetap pergi ke studio tari itu. Ia memulai lomba pertamanya saat berumur sepuluh tahun.
Ada perlombaan kesenian yang disponsori oleh perusahaan besar waktu itu. Salah satunya seni tari.
Jimin menari dengan sepenuh hati. Ia memenangkan tempat pertama. Jimin memberikan piala dan hadiah yang ia dapatkan pada wanita pemilik studio tari. Namun, wanita itu menolak hadiah dari Jimin yang cukup besar. Ia hanya mengambil pialanya. Bermaksud menyimpan benda itu di studionya karena ia tau orangtua Jimin pasti akan marah kalau mengetahui hal ini.
Jimin pun setuju. Sedangkan hadiah uang yang cukup besar, ia berikan pada pengasuhnya yang sudah dipecat. Jimin merasa bersalah padanya. Jimin mengunjunginya bersama wanita penari.

Dan sampai saat ini, terkadang ia masih sering mengunjungi studio itu. Untuk berlatih dan menari.

---***---

Dulunya, Jungkook kecil adalah anak yang pendiam. Bukan tanpa sebab ia menjadi pendiam dan penyendiri. Jungkook adalah anak yang pintar. Guru-guru menyukainya, tapi tidak dengan teman-temannya. Ah, Jungkook tidak punya teman. Mereka adalah pembenci. Pembenci yang selalu mengejek Jungkook dengan sebutan 'Anak Haram'.
Ya, Jungkook lahir dari hasil perselingkuhan. Ia tidak punya sosok Ayah. Mereka selalu mengejek Jungkook dan Ibunya. Bahkan Jungkook kecil selalu pulang dengan wajah lebam karena berkelahi melawan mereka. Ibu Jungkook tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya bisa menasehati dan membelikan peralatan menggambar untuk Jungkook dari hasil kerjanya mencuri piring di sebuah restoran kecil, mencuci pakaian orang lain dan lainnya dengan upah yang rendah. Mereka sangat miskin. Tapi Ibunya tidak ingin membuat Jungkook patah dengan cita-citanya. Anak itu bilang ingin jadi pelukis. Ibunya tidak peduli hal itu bisa menjanjikan atau tidak kehidupan Jungkook di masa depan nanti, tapi asalkan anaknya bahagia, itu sudah cukup baginya.

Namun, Ibunya tidak menyadari, bahwa kebahagian itu akan segera terenggut begitu saja.

---***---

Jungkook hanya mempunyai dua orang teman. Yaitu dua perempuan kecil yang seumuran dengannya. Mereka satu sekolah, tapi tidak sekelas. Awal mula Jungkook bertemu dengan mereka ketika ia berkelahi. Kedua perempuan kembar itu menolong Jungkook. Dua perempuan kecil yang suka memaki dan meludah. Beda sekali dengan wajah dan penampilan mereka yang anggun. Mereka bernama Min Yoonji dan Min Yunji.

"Kau berkelahi lagi? Kali ini siapa yang mengganggumu?" Yunji bertanya ketika melihat Jungkook datang ke taman belakang sekolah dengan bibir yang sedikit terluka. Mereka selalu bertemu disini saat jam istirahat, duduk di bawah pohon besar.

"Tidak apa-apa. Aku sudah membereskan mereka."

"Apa kau sudah meludahi mereka? Kalau belum biar aku yang melakukannya." Itu Min Yoonji yang sudah berdiri sana.

"Tidak perlu. Aku sudah mengencingi mereka."

Kedua perempuan kembar itu bertepuk tangan. "Itu baru namanya Jeon Jungkook."

Jungkook mengangguk saja, lalu ia berkata, "Aku lapar."

Yunji langsung membuka kotak bekal makan siang mereka. "Ini. Kemarilah. Kita makan bersama."

Jungkook menelan ludahnya. Ia tergiur melihat bekal makanan mewah yang tidak pernah ia makan sebelumnya. Tapi semenjak ia bersama kedua perempuan kembar itu, Jungkook bisa merasakan makanan enak dan jajanan mahal.

Min Yoonji dan Min Yunji adalah anak dari keluarga kaya. Orangtua mereka mempunyai rumah sakit, lab dan apotik yang banyak. Itulah yang Jungkook dengar. Mereka juga mempunyai kakak laki-laki yang mirip dengan mereka. Namanya Min Yoongi. Jungkook sering melihatnya di dalam mobil ketika supir mereka menjemput. Jungkook sering diantar pulang juga dengan mobil mewah itu. Dan Jungkook juga sering bermain di kediaman keluarga Min. Mereka sangat baik.

---***---

Saat itu, ketika Jungkook berusia delapan tahun, si kembar Min memberitahu bahwa ada perlombaan kesenian yang diadakan oleh perusahaan besar. Salah satunya adalah seni lukis.
Min Yoongi yang menyuruh kedua adiknya agar Jungkook mendaftar. Jungkook sebenarnya tidak mau ikut karena ia tidak mempunyai peralatan yang lengkap. Tapi Yoongi yang berumur dua belas tahun mengerti dan menyediakan semuanya.

Siang itu, perlombaan diadakan di lapangan terbuka di dekat gedung tinggi yang megah.
Saat itu musim semi, pohon dan bunga-bunga tumbuh bermekaran.
Jungkook dan si kembar duduk bersama. Mereka duduk menunggu karena saat ini perlombaan yang ditampilkan lebih dulu adalah seni tari.
Ketiga bocah disana merasa bosan, sampai akhirnya penampilan dari seorang bocah laki-laki pendek melebarkan mata Jungkook dan si kembar.

Penampilan dari seorang Park Jimin yang saat itu Jungkook tidak mengetahuinya bahwa mereka akan dipertemukan kembali.
Jantung Jungkook kecil berdebar-debar aneh saat melihat penampilannya. Tarian itu seolah-olah bercerita tentang dirinya yang ingin dibebaskan, diterima dan dicintai. Ia merasakan pesan yang disampaikan oleh Jimin kecil lewat sebuah tarian. Karena Jungkook merasakan hal itu juga. Ia ingin diterima dan dicintai.

Jungkook tidak sadar bahwa ia sudah menahan nafas sejak tadi. Matanya fokus pada Jimin, bahkan saat penampilan bocah itu sudah selesai, mata Jungkook tetap mengikutinya sampai ke bawah panggung.

Oh, Jungkook kecil ingin menggambarnya, ia ingin melukis bocah laki-laki itu.

Dan Jungkook berhasil mendapatkan tempat pertama untuk seni lukisnya. Ia ingin berterima kasih pada laki-laki itu karena sudah menginspirasinya, tapi yang ia cari tidak ada disana.

"Jungkook-ah." Itu Ibu Jungkook yang datang menjemputnya.

Saat itu hampir petang, Jungkook berlari dengan gembira sambil membawa piala ditangannya.
"Ibu, aku menang!"

Ibu Jungkook tersenyum. Namun, senyumannya memudar ketika melihat seorang pria yang berada di belakang Jungkook.

"Ibu, lihat. Aku juga mendapatkan hadiah uang." Jungkook merasa senang. Tapi tidak dengan Ibunya. Jungkook heran, jadi ia mengikuti arah pandangan Ibunya. Ada seorang pria berjas mewah berdiri disana.

"Ibu, siapa dia?"

Ibu Jungkook menelan ludahnya sebelum menjawab, "Dia... Ayahmu."

Dan mimpi buruk bagi mereka dimulai saat itu juga.

Ibu Jungkook sebenarnya tidak ingin anaknya mengikuti perlombaan setelah mengetahui bahwa perusahaan yang mengadakannya adalah perusahaan dari pria yang sudah membuat hidupnya menderita. Pria yang tidak bertanggung jawab.
Namun, sekali lagi Ibu Jungkook tidak ingin menghalangi kebahagian anaknya. Jadi, dengan perasaan was-was, Ibu Jungkook datang menjemput karena anaknya tidak juga pulang. Tapi, sepertinya ia sudah melakukan kesalahan. Karena disaat Jungkook berumur sembilan tahun, mereka membawa Jungkook pergi dari sisinya.

Semua ini salahnya. Kalau saja ia tidak datang, mereka tidak akan tau kalau Jungkook adalah anaknya. Mereka tidak akan merebut Jungkook.

Dan wanita itu menangisi kebodohannya, sendirian.






>>>>>

"OUR DREAMS"/KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang