Siangnya Dokter yang akan memeriksa keadaan Rossa datang dengan satu suster yang selalu menemaninya. Nando yang berada di depan masuk ke dalam untuk mengantarkan Dokter pribadi keluarga Pratama. Tapi, dia tidak menemukan Afgan di ruang tamu Nando menyuruh dokter untuk menunggunya.
"Saya,panggil tuan Afgan dulu dok" ucapnya setelah di angguki oleh Dokter.
Nando berjalan ke ruang kerja Afgan yang berada di lantai dua dengan sedikit berlari. Setelah sampai di ruang Kerja Afgan dia mengetuk pintu.
Tok... Tok.... Tok...
"Siapa" tanya Afgan dari dalam setengah berteriak.
"Saya Nando tuan" jawabnya berada di dekat pintu.
Tak lama pintu terbuka dari dalam, memperlihatkan penampilan Afgan yang memakai baju santai.
"Ada apa" tanya Afgan.
"Dokter nya sudah datang Tuan"---Nando.
"Baiklah, dan pangilkan Aldo untuk menemui serta satu pelayan " titah Afgan di angguki oleh Nando.
"Baik tuan saya permisi" .
Setelah Nando, pamit untuk memanggil Aldo, Afgan segera turun untuk menemui dokter yang sudah di anggap Omnya sendiri. Dia menuruni tangga dengan kedua tangan di masukkan ke dalam celana.
"Apa om menunggu lama" tanya Afgan membuat kedua orang di dekat aquarium terkejut.
"Astaga! Untung om nggak punya riwayat jantung" ucap Dokter itu sambil mengusap dadanya."Belum om belum lama" lanjutnya berjalan menuju ke arah afgan.
"Bisa kita periksa dia sekarang" ucapnya sedikit dingin.
"Baiklah di mana kamarnya" tanyanya tanpa bicara panjang lebar.
Afgan berbalik arah dan menaiki tangga menuju kamar seorang gadis yang masih belum sadarkan diri.
Afgan membuka pintu kamar tersebut dan menghidupkan lampu kamar."Dia istrimu gan? " tanya orang yang menjadi omnya.
"Iya, bisa periksa dia sekarang " ulangnya membuat Dokter itu membuang nafasnya.
"Baiklah, om akan periksa kamu bisa tunggu di luar" titahnya dan berjalan keluar tanpa bicara.
"Dokter Frans, apa saya harus mengambil sempel darahhya " tanya suster yang bernama Nada.
"Iya," jawabnya sambil memeriksa keadaan Rossa. Setelah selesai Frans memasukkan alat-alat medisnya dan menatap Rossa sejenak. Cantik itulah yang ada di pikiran Frans saat ini.
"Saya, berharap kamu bisa mengembalikan sifat Afgan yang selalu tersenyum dan ceria. Mungkin saya baru melihat kamu karena di pernikahan kamu dan Afgan saya tidak hadir karena sibuk" jedanya sebentar "Semoga kamu kuat menghadapi sifat dingin Afgan yang selalu membuat siapa saja memilih menunduk" lanjutnya sambil membuang nafasnya.
Nada menatap Dokternya dengan kasihan.
"Dok, saya sudah mengambil sempel darah nona" ucapnya.
"Pasangkan infus di tangannya, karena lambungnya sedikit bermasalah. Aku akan turun ke bawah untuk memberitahu Afgan" ucapnya dan meninggalkan Nada sebelum Nada menjawab.
Nada pun memasang Infus di tangan Rossa, sedangkan Frans turun untuk bertemu dengan Afgan yang sudah duduk dan membaca berkas-berkas tersebut.
"Gan? " panggil Frans kepada keponakan itu.
Afgan di yang tadinya memainkan ponselnya berhenti dan menoleh melihat Frans sudah berdiri di sampingnya.
"Om mau bicara sama kamu, soal istri kamu" ucap Frans yang di tatap datar oleh Afgan.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS DEVIL
Ficción GeneralCover by @RivaXia Rossalina Malik umur 21 tahun harus menerima perjodohan karena suatu perjanjian kedua orang tuanya dengan seorang pengusaha kaya, Rossa harus menikah di saat dirinya masih kuliah dan sebentar lagi akan menjalankan Wisuda karena kul...