Afgan ternyata mengajak Netta dan Ardi di sebuah kantin yang berada di rumah sakit, awalnya Afgan ingin mengajak mereka ke kafe tapi Afgan tidak bisa meninggalkan Rossa lebih lama. Saat ini mereka sedang duduk berhadapan satu sama lain, Afgan meletakkan tangannya di depan dada dan menatap Ardi jutga Netta sang mertua.
Ardi pun menatap Afgan, dengan tatapan sulit di artikan. Entah kenapa melihat Afgan saat ini, berbeda dengan saat melihat Afgan menikahi Rossa. Atau hanya perasaanya saja.
"Apa yang akan kamu bicarakan sama, papa dan mama ? ",tanya Ardi memecahkan keheningan.
"Apa maksud anda, menikahkan ocha dengan saya",bukan menjawab Afgan balik bertanya.
"Apa maksud kamu, papa tidak mengerti",jawab Ardi.
"Saya tau, kalian menerima perjodohkan papa saya karena perusahaan anda akan bangkrut. Dan karena papa saya mau membantu anda dengan tawaran anak kalian di jodohkan dengan saya, betul begitu. Lebih tepatnya anda menjual anak anda kepada papa saya",tanya Afgan dengan tenang.
Ardi menatap Afgan dengan tajam, kenapa bisa Afgan sang menantu bisa bicara seperti itu.
"Tidak! Kamu jangan asal bicara gan? Mana mungkin papa menjual ocha ke papa kamu. Papa kamu, benar-benar membantu papa untuk memulihkan perusahaan papa yang hampir bangkrut. Soal perjodohan itu, papa kamu yang menginginkan agar kamu bisa berubah",jelas Ardi panjang lebar.
Ardi, tidak mau di tuduh menjual Rossa hanya gara-gara perusahaan yang akan bangkrut sedangkan Ardi dan Netta sangat sayang kepada Putri bungsunya itu. Bukankah Afgan sendiri yang meminta kepadanya jika perusahaan yang berada di Indonesia Afgan pegang kenapa sekarang malah menuduh jika Ardi menjual sang putrinya.
"Bukankah, kamu sendiri yang meminta kepada papa untuk menghendel perusahaan papa yang berada di sini. Kamu sendiri yang meminta agar perusahaan papa bisa bertahan dan papa tetap menjadi direktur utama gan? ",tambahnya membuat Afgan menatap Ardi dengan tatapan sulit di artikan.
Sedangkan Netta, hanya diam dan sesekali menatap Afgan dan Ardi bergantian karena dirinya tidak tau apa-apa.
"Iya, memang saya ingin menghendel perusahaan anda. Tapi, tidak dengan Putri anda. Masih ingat ucapan saya yang terakhir waktu itu, saat ini memang dia masih baik-baik saja tapi nanti entah bagaimana kedepannya ",ucap Afgan dengan tenang, membuat Ardi dan Netta tidak mengerti degan ucapan sang menantu.
"Apa maksud kamu nak?",tanya Netta sambil menatap Afgan.
Afgan, menoleh ke arah Netta dengan tatapan tajamnya. Entah kenapa Afgan masih belum bisa sepenuhnya menerima Ardi dan Netta menjadi mertuanya. Kenyataan yang sebenarnya jika Afgan benar-benar masih belum 100% menerima semuanya.
Walau di dalam hatinya, Afgan mulai mencintai Rossa tapi masa lalunya masih terbayang di benaknya. Dia masih takut jika memberikan harapan kepada Rossa lebih dia akan selingkuh, maka dari itu dia berusaha untuk menjadi suami yang baik dan sedikit mengontrol emosinya karena Rossa saat ini sedang mengandung.
"Tidak ada! Saya sudah selesai bicara jadi saya akan kembali ke rumah sakit. Bukankah anda ingin kembali ke negara anda. Pergilah! Ocha aman bersama saya",ucap Afgan.
Setelah mengatakan itu, Afgan langsung berdiri dan meninggalkan suami istri yang masih duduk di kafe tersebut. Netta, menangis di pelukan Ardi. Pikiran Ardi saat ini masih buntu, belum bisa berpikir lagi. Setelah, Netta sedikit tenang mereka pun menyusul Afgan kembali ke rumah sakit. Ardi benar-benar dilema antara meninggalkan Rossa atau masih tetap tinggal dan dia akan kehilangan semua sahamnya.
.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS DEVIL
Aktuelle LiteraturCover by @RivaXia Rossalina Malik umur 21 tahun harus menerima perjodohan karena suatu perjanjian kedua orang tuanya dengan seorang pengusaha kaya, Rossa harus menikah di saat dirinya masih kuliah dan sebentar lagi akan menjalankan Wisuda karena kul...