Pagi itu cahaya matahari masuk ke dalam kamar gadis yang masih bergulung selimut tebalnya. Dengan wajah sembab dan rambut berantakan gadis itu masih asyik dengan mimpinya. Karena menangis semalaman dan akhirnya tertidur jam 4 pagi.
Tidurnya tiba-tiba terusik saat sinar matahari menyilaukan matanya, sebelah tangannya di angkat untuk menutupi wajahnya agar tidak terkena sinar matahari.
"Sudah pagi ternyata" ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur, badannya sedikit lemas dengan susah payah dia bangun dan bersandar di kepala tempat tidur untuk diam sejenak agar dia bangun sepenuhnya.
Dia teringat semalam gimana Afgan marah padanya, membuat Dirinya sedikit ketakutan. Dan semalam dia sudah berjanji pada dirinya sendiri apapun yang terjadi dia akan kuat.
"Aku harus pergi ke kampus, udah jam segini" ucapnya dia menyibak selimutnya dan turun dari tempat tidur untuk segera membersihkan dirinya sebelum Afgan marah dan kembali menyiksanya.
Dengan berjalan gontai, dan rambut berantakan dia berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
***
Di ruang makan Afgan sudah rapi dengan setelan kantornya sedang menikmati teh hangatnya, di tangan kanannya memegang berkas kantor yang akan di buat rapat.
"Sukma",panggil Afgan dengan lantang kepada Assistennya.
Sukma yang berada di dapur segera berlari untuk ke depan karena dia tidak mau Afgan marah padanya.
"Iya, tuan saya " jawab Sukma sambil menunduk.
"Panggil ocha, sekarang" titah Afgan kepada Sukma untuk memanggil Rossa.
"Baik tuan" .
Setelah menjawab ucpan Afgan, Sukma segera pergi ke lantai atas untuk memanggil Rossa dari pada di bentak lebih baik Sukma segera menuruti perintah Afgan.
Sukma sampai di depan pintu kamar Rossa, dengan hati-hati dia mengetuk pintu kamar Rossa.Tok...
Tok..
Tok...
"Nyonya, apa sudah bangun" panggil Sukma setelah mengetuk pintu. Tak ada jawaban dari dalam sukma mengetuk pintu kembali. "Apa Nyonya belum bangun ya? " gumamnya dengan pelan.
Dengan keberanian, Sukma membuka pintu kamar Rossa dengan pelan dia masuk dan melihat kamar Rossa berantakan. Sukma berpikir jika Rossa sedang mandi, dan sambil menunggu Rossa dia membersihkan kamar istri tuannya tersebut.
Ceklek....
Pintu kamar mandi terbuka, membuat Sukma terkejut.
"Astga nyonya", ucapnya sambil menoleh ke arah Rossa.
"Eh, sukma sejak kapan kamu masuk " tanya Rossa melewati Sukma berjalan ke meja Rias.
"Baru saja, nyonya! Nyonya ,tuan afgan sudah menunggu Anda" jawab Sukma sambil memberitahu jika Afgan sudah menunggu nya.
"Baiklah, tapi bantu aku mengeringkan rambutku dulu" titah Rossa kepada Sukma.
"Baik nyonya" .
Sukma membantu Rossa mengeringkan Rambutnya, dengan tlaten dan hati-hati sedangkan Rossa sedikit memoles wajahnya.
Tak berapa lama Rossa sudah rapi dan siap untuk turun."Sukma tolong nanti bawakan bukuku ke bawah ya? " titah Rossa dan angguki oleh sukma.
Rossa berjalan keluar dari kamarnya, meninggalkan Sukma yang masih di dalam. Berjalan menuruni tangga dengan sedikit takut dan gugup, takut jika Afgan marah karena lama. Dia berjalan ke arah meja makan di mana Afgan sudah menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS DEVIL
General FictionCover by @RivaXia Rossalina Malik umur 21 tahun harus menerima perjodohan karena suatu perjanjian kedua orang tuanya dengan seorang pengusaha kaya, Rossa harus menikah di saat dirinya masih kuliah dan sebentar lagi akan menjalankan Wisuda karena kul...