Hari berganti pagi, matahari yang sudah mulai mulai terlihat kini cahayanya masuk ke dalam kamar sepasang suami istri yang masih terlelap dalam tidurnya. Dengan sang Istri membelakangi Suaminya. Tapi tangan sang suami berada di pinggangnya untuk memeluk tubuh sang Istri.
"Engghhh.. " suara lengkuhan dari sang istri membuat Afgan tidurnya sedikit terusik namun tiba-tiba dengan gerakan cepat dia menepis tangan tersebut dan segera turun dari ranjang dan berlari ke kamar mandi karena perutnya tiba-tiba mual dan ingin memuntahkan sesuatu.
Hueekkkk.. Hueekkk..
Rossa memuntahkan cairan bening yang membuat perutnya semakin mual.
Hueekkk... Hueekkkk...
Afgan yang tadinya belum sepenuhnya sadar, akhirnya cepat menyibak selimutnya dan turun dari ranjang untuk berlari ke kamar mandi saat mendengar Rossa muntah-muntah.
"Ocha! Apa sangat mual" tanya Afgan yang sudah berdiri di sampingnya sambil memijit tengkuknya.
Rossa berkumur dan membuangnya sebelum menjawab pertanyaan Afgan, suami yang di cintainya. Tangannya memegang pinggiran westafel dan badannya sedikit membungkuk ,apalagi kepalanya terasa pening.
"Perut aku mual banget kak? Kayaknya aku nggak bisa masuk kuliah dan ikut ujian " jawab Rossa dengan suara lirih, badannya benar-benar lemas dan tak bertenaga.
Tiba-tiba Afgan menggendong Rossa dengan Bridal style untuk kembali ke tempat tidur, dia merebahkan tubuh Rossa dengan pelan-pelan.
"Kamu tunggu sini aku ambilkan minum dulu. Mungkin gara-gara semalam kamu minum susu aja" ucap Afgan dengan suara lembutnya walau wajahnya terlihat datar tapi tatapannya beda.
Ya sekarang Rossa benar-benar di kamar Afgan, setelah semua baju dan semua peralatan di pindah Kamar Afgan. Kemarin sore mereka memindahkan semua barang-barang tersebut karena Afgan yang menyuruhnya. Dan semua pun menurut Nando dan Aldo pun ikut membantu.
"Aku turun dulu" kata Afgan, Di angguki oleh Rossa, entah kenapa dia merasa nyaman di kamar Afgan apalagi di peluk saat tidur ada kehangatan tersendiri.
Saat ingin memejamkan matanya tiba-tiba dia teringat mertuanya dan belum memberi tahu mereka soal kehamilannya.
"Ya ampun aku sampai lupa kasih tau Mama Arda dan papa Adit, pasti mereka akan senang jika tau aku hamil" ucap Rossa, tubuhnya sedikit bergeser untuk bersandar di kepala ranjang dan mengambil ponsel miliknya bertepatan pintu kamar terbuka.
"Kamu mau apa? " tanya Afgan masuk sambil membawa segelas air putih
"Hmm... Kak! Apa mama dan papa udah tau jika aku HAMIL" tanya Rossa kepada Afgan dengan ragu.
"Belum,mereka sangat susah di hubungi tapi nanti aku coba lagi" jawab Afgan membuat Rossa mengangguk ngerti. Dia meletakkan ponselnya kembali.
"Minum dulu, aku harus mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kerja" Afgan menyodorkan gelas tersebut kepada Rossa dan setelah menerima gelas yang di sodorkan Afgan dia segera meminumnya sedangkan Afgan sudah pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Selamat pagi sayangnya mama, sehat terus ya sayang" ucap Rossa sambil mengusap perutnya yang masih kelihatan datar.
Ceklek....
Tak berapa lama pintu kamar terbuka, menampilkan sosok Afgan yang bagian bawahnya hanya di balut dengan handuk. Tubuh atasnya Naked, membuat Rossa menelan ludahnya kasar.
"Tampan dan Sexy. Astaga cha pikiranmu" batin Rossa lalu menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran kotornya.
Afgan berjalan dengan tenang menuju lemari untuk mengambil baju kantornya Rossa hanya memperhatikan saja karena tubuhnya masih lemas.
![](https://img.wattpad.com/cover/168646773-288-k327090.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS DEVIL
General FictionCover by @RivaXia Rossalina Malik umur 21 tahun harus menerima perjodohan karena suatu perjanjian kedua orang tuanya dengan seorang pengusaha kaya, Rossa harus menikah di saat dirinya masih kuliah dan sebentar lagi akan menjalankan Wisuda karena kul...