20. HAMIL

12.9K 307 18
                                        

Dua bulan kemudian

Setelah keterdiaman dan mencoba untuk menghindari Rossa, Hati Afgan benar-benar susah dan bimbang dia akan menjalani hidupnya dengan berjalannya waktu dan bulan itu Afgan merasa bersalah yang amat sangat besar dan Akhirnya menyerah.

Pagi itu Rossa sudah bersiap untuk pergi ke kampus melaksanakan ujian karena beberapa bulan lagi Rossa akan menjadi sarjana, rumah tangga yang Rossa jalani kini berangsur membaik karena Afgan sedikit mulai sedikit sifat dan sikapnya berubah walau sikap Dinginnya masih ada tapi tidak seperti bulan-bulan yang lalu.

"Kenapa kepala ku pening banget ya? Perasaan semalam aku tidur tepat waktu " tanya Rossa pada dirinya sendiri, dia memijit sedikit pelipisnya karena kepalanya pusing tiba-tiba. "Nggak cha kamu kuat mungkin terlalu banyak pikiran" jawabnya sendiri.

Rossa mengambil buku dan tasnya dia harus segera turun sebelum Afgan memanggilnya. Rossa membuka pintu kamarnya dan terkejut ternyata Afgan sudah ada di depan kamarnya.

"Astaga kak Afgan! " ucapnya sambil memegang dadanya.

"Kenapa kau lama sekali! " tanya Afgan dengan suara biasa tidak dingin lagi.

"Maaf kak tadi aku masih siap-siap" jawabnya sambil menutup pintu kamarnya. "Kak Afgan nggak ke kantor" tanya Romenggubris. udah di dekat tangga.

"Ke kantor " jawabnya setelah itu meninggalkan Rossa, Afgan menuruni anak tangga dengan setelan baju kantornya Rossa mengikutinya dari belakang.

Setelah sampai di bawah, Afgan dan Rossa menuju meja makan, Rossa tak lupa untuk mengambilkan sarapan untuk Afgan.

"Hari ini kak Afgan mau makan roti atau nasi goreng" tanya Rossa.

"Biasanya" jawan Afgan, dia mengambil ponselnya dan mengecek email lewat ponsel tersebut.

Rossa hanya menghembuskan nafasnya ternyata sifat cueknya belum hilang. Setelah selesai mengambilkan sarapan untuk Afgan dia mengambil sarapannya sendiri ,belum berapa lama tiba-tiba perut Rossa berada di aduk-aduk.

Hoeekkk... Hoeekkk...

Rossa menutup mulutnya dan berlari ke arah kamar mandi untuk memuntahkan isi dalan perutnya.

Hoekkk... Hoeekkkk...

"Kenapa perut aku mual banget" tanya Rossa, setelah selesai memuntahkan isi perutnya tapi hanya cairan yang keluar. Saat berbalik Rossa di kejutkan Afgan dua kali karena Afgan sudah berdiri di dekat pintu.

"Astaga, kenapa kak Afgan suka sekali mengejutkan ku sih. Mau bikin aku sakit jantung ya" omelnya dan melewati Afgan begitu. Afgan merasa Cengo dengan ucapan Rossa.

"Kenapa dia jadi marah" batinnya. Dia berjalan mengikuti Rossa kembali ke meja makannya.

"Apa kau sakit? Wajahmu pucat!" tanya Afgan dengan tenang.

"Tidak tau! Mungkin aku masuk angin" jawabnya setelah itu Rossa berdiri dan hanya meminum teh hangatnya saja. "Aku berangkat dulu, nanti pulang kampus aku ke kantor kakak" lanjutnya setelah itu pergi meninggalkan Afgan yang masih dengan raut bingungnya.

Ya walau Afgan sudah berubah tapi belum 100% dia berubah, dan belum benar-benar bisa berdamai dengan masa lalunya. Kadang Afgan akan kembali ke Afgan yang selalu membuat Rossa kadang dia akan biasa saja, Sifat Afgan masih susah untuk di tebak.

"Selamat pagi Brother" sapa Mike yang baru saja masuk ke dalam rumahnya.

"Kenapa kau sudah berada di sini? " tanya Afgan Sedikit sinis.

"Kau lupa jika aku juga bekerja di tempatmu Brother, jadi boleh aku numpang mobilmu" jawab Mike santai sambil mencomot Roti yang berada di atas piring.

MY HUSBAND IS DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang