Mobil yang di kemudikan Aldo sampai di Rumah sakit, Aldo sebenarnya masih kaget tapi dirinya harus bisa terlihat biasa saja apalagi melihat Rossa yang di gendong Afgan dengan darah di bagian pangkal pahanya. Aldo benar-benar khawatir dia sudah menganggap Rossa adiknya sendiri.
Aldo segera turun dan membuka pintu mobil untuk Afgan. Afgan yang masih menggendong Rossa segera turun di bantu Aldo, dia berlari di sepanjang Koridor Rumah sakit untuk memanggil dokter maupun Suster.
"Dokter.. Suster tolong istri saya",teriaknya, tak berapa lama Suster datang membawa trolly bed afgan meletakkan Rossa dengan hati-hati.
Suster mendorong Trolly bed menuju ruang UGD di bantu Afgan, Aldo berjalan di belakang Afgan sambil merapalkan doa agar bayi dan Rossa baik-baik saja.
"Semoga semuanya baik-baik saja tuhan",batinnya sambil mengikuti Afgan.
Setelah sampai di ruang UGD, Afgan di larang masuk oleh Suster karena prosedur dari rumah sakit, Afgan marah karena tidak bisa mendampingi sang istri, Suster sudah menjelaskan dan akhirnya Afgan mengerti. Perasaan Afgan entah bagaimana saat ini yang jelas sangat khawatir dan takut menjadi satu. Afgan berdiri di depan pintu UGD menatap pintu dengan perasaan was-was, tiba-tiba dokter Fatma datang membuat Afgan terkejut.
"Dokter",ucap Afgan saat melihat Dr. Fatma berjalan ke arahnya.
"Dokter, tolong selamatkan anak dan istri saya",ucap Afgan setengah memohon membuat Fatma diam.
"Pak Afgan, apa yang terjadi",tanya Fatma.
"Tolong, ocha. Istri saya ada di dalam saya tidak tau apa yang terjadi yang jelas ada darah. Saya takut jika__",ucapan Afgan terpotong begitu saja karena Fatma langsung masuk ke dalam setelah mendengar ucapan Afgan.
Afgan mengepalkan tangannya, karena Dr. Fatma tiba-tiba pergi begitu saja. Afgan tidak suka jika orang memotong ucapannya. Aldo yang melihat Afgan menatap pintu UGD dengan tangan terkepal mencoba untuk bicara.
"Tuan, sebaiknya anda duduk. Saya yakin Non.. Maksud saya Nyonya akan baik-baik saja",ucap Aldo membuat Afgan menoleh ke arahnya.
Aldo menelan salivanya karena Afgan menatapnya dengan tatapan tajam. Apa dia salah bicara, tapi melihat Afgan yang melewatinya begitu saja membuat Aldo menghela nafas lega.
.
.
.
.
Sedangkan di dalam ruangan,Dr. Fatma memeriksa keadaan Rossa serta bayinya di bantu oleh suster. Fatma terus memeriksa kandungan Rossa karena di lihat dari pendarahan yang di alami sang pasien akibat benturan keras.
"Suster, tolong pasang oksigen",titah Fatma kepada suster.
Setelah,selesai memasang selang oksigen Fatma kembali fokus pada kandungan Rossa. Setelah mengecek kondisi Rossa Fatma menghela nafasnya. Fatma menatap suster dengan tatapan sulit di artikan.
"Kenapa dok! Apa pasien mengalami keguguran",tanya Suster.
"Tidak! Sus janinnya baik-baik saja. Dia sangat kuat. Pendarahan yang terjadi tidak membuat sang janin kenapa-napa karena benturannya tidak terlalu keras" , ucap Dr. Fatma.
"Setelah ini kita pindahkan pasien ke kamar perawat. Saya akan menemui suaminya ",titahnya.
"Baik dok! ".
Setelah menyuruh Suster untuk mencari ruang rawat Fatma keluar untuk memberitahu keadaan Rossa kepada Afgan.
Afgan, yang duduk di kursi tunggu menoleh saat pintu ruang UGD di buka, dirinya langsung berdiri dan berjalan menuju Dr. Fatma yang baru saja keluar.
![](https://img.wattpad.com/cover/168646773-288-k327090.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS DEVIL
Fiksi UmumCover by @RivaXia Rossalina Malik umur 21 tahun harus menerima perjodohan karena suatu perjanjian kedua orang tuanya dengan seorang pengusaha kaya, Rossa harus menikah di saat dirinya masih kuliah dan sebentar lagi akan menjalankan Wisuda karena kul...