Jakarta
1 bulan berlalu,di sinilah Rossa sekarang duduk di depan cermin dengan dua tata rias dan tiga asistennya. Persiapan demi persiapan pun benar-benar membuat Rossa hanya mengeha nafasnya. Bagaimana tidak Netta dan Andra lah yang sibuk untuk mengurus semuanya, dari mulai Catring, dekorasi rumah, penghulu dan lain-lainnya.
Afgan sebenarnya ingin melaksanakan ijaban di Bali tapi Rossa menolak. Dia ingin di Jakarta masalah Wedding party tak masalah jika berada di Bali. Dan akhirnya Afgan pun terpaksa mengikuti Rossa dan Arda sang mama.
1 bulan itu Rossa hanya masuk kuliah dan pergi ke kantornya Afgan, dan Nando lah yang selalu mengantarnya. Masalah undangan benar saja jika Afgan yang mengurusnya dan dalam 2 hari undangan itu sudah selesai dan menyebar. Bahkan kolega Aditya, Ardi dan juga Afgan turut di undang untuk menghadiri pernikahan Putra nya.
"Tamu kita yang di Jakarta tidak terlalu banyak yang hadir, tapi nanti akan banyak saat berada di Bali. Karena di sini kamu hanya ijab kabul saja. Jadi papa sudah mengatakan jika di Bali adalah Wedding partynya ",ucap Aditya kepada Afgan. Afgan hanya mengangguk saat mereka mengobrol di ruang tamu rumahnya.
PAGINYA
Rossa sudah bangun pukul 6.30 pagi dan harus segera bersiap-siap untuk melakukan ijab Qabul. Netta sang mama sudah berada di kamarnya untuk membantu sang Putri bersiap-siap."Sayang, cepat mandi. Nanti bakal ada penata rias untuk membantu kamu make up"ucapnya saat berada di dalam kamar Rossa.
"Ma, emang jam berapa sih mereka akan datang kan masih jam 6 ma" jawab Rossa yang masih duduk di pinggir tempat tidurnya.
"Jm 07.30 calon suami kamu datang cha? Dan setelah selesai ijab nanti kamu harus bersiap-siap untuk ke Bali"tutur Netta dengan sabar.
Rossa hanya menghela nafas, dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum benar-benar di rias."Mama akan keluar dulu untuk melihat semuanya" teriak Netta saat Rossa berada di dalam kamar mandi.
Di kamar mandi Rossa melihat dirinya di cermin dan menatap wajahnya antara percaya tidak percaya.
"Kenapa secepat ini aku akan meninggalkan mama dan papa"gumamnya pelan. Rossa mengikat rambutnya dan segera membersihkan diri karena tidak mau melihat Netta marah-marah.
***
Di kediaman Afgan, keluarga besar Afgan sudah berkumpul untuk pergi ke rumah sang pembelai wanita. Afgan yang menggunakan kebaya warna putih terlihat tampan dan gagah. Aditya dan Arda tersenyum bahagia karena sebentar lagi Putra nya akan melepas masa lajangnya.
"Papa, harap kamu menjadi suami yang selalu bisa menjadi kepala rumah tangga yang baik" ucap Aditya yang sudah berdiri di depan sang Putra yang sedang membenahi peci putihnya.
"Ya pa?"__Afgan.
Arda berjalan menghampiri Afgan dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Aditya yang melihatnya segera menghampirinya.
"Jangan menangis sayang" Kata Aditya sambil mengusap Air mata yang sudah jatuh di pipinya. Arda tersenyum dan mengangguk.
Afgan melihat Arda menangis, berjalan mendekatinya. Dan memeluk sang mama. Tangis yang Arda tahan akhirnya pecah karena Afgan memeluknya.
"Jangan nangis ma? " kata Afgan yang masih memeluk sang mama. Arda melepaskan pelukan Afgan dan mendongak lalu tersenyum.
"Mama, menangis karena mama bahagia. Akhirnya anak mama sebentar lagi akan menikah, mama sangat bahagia melihat Putra mama yang dulunya kecil sekarang udah sebesar ini" ucap Arda sambil mengusap wajah tampan Afgan. Afgan menyinggungkan sedikit senyuman kepada Arda.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS DEVIL
Ficción GeneralCover by @RivaXia Rossalina Malik umur 21 tahun harus menerima perjodohan karena suatu perjanjian kedua orang tuanya dengan seorang pengusaha kaya, Rossa harus menikah di saat dirinya masih kuliah dan sebentar lagi akan menjalankan Wisuda karena kul...