17. BERTAHAN ATAU PERGI

9.8K 241 18
                                    

Hari berganti pagi, Rossa masih meringkuk di dalam selimut semalam dia menangis dan tidak bisa tidur walau cahaya matahari masuk ke dalam kamarnya tapi Rossa sama sekali tidak terusik. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka

Ceklek....

Seseorang masuk dan menatap Rossa dengan tatapan sulit di artikan, raut wajahnya tidak datar maupun dingin. Dia berjalan dengan pelan takut jika Rossa akan terbangun dari tidurnya dia berjalan untuk melihat Rossa karena tidurnya membelakangi pintu maka seseorang itu berjalan ke arah sampingnya.

"Kau selalu tidur dalam keadaan menangis dan membuat matamu sembab" ucapnya pelan, tangannya sedikit merapikan rambut Rossa yang setengah menutup wajahnya. "Mungkin cara menyiksamu membuatmu seperti sekarang" lanjutnya.

Rossa benar-benar sama sekali tidak terusik. Dia melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 7 pagi dia segera beranjak karena dia ada rapat penting. Keluar dari kamar Rossa dan menutup pintunya berjalan menuruni anak tangga.

"Selamat pagi Tuan muda" sapa Sukma saat ingin menyiapkan sarapan untuk Rossa.

"Jika, dia sudah bangun suruh dia makan dan bersihkan kamar ujung sana" ucap Afgan kepada Sukma.

"Baik tuan" jawabnya.

Afgan berjalan menuju ke meja makan untuk meminum tehnya karena dia tidak ada waktu untuk sarapan. Aldo sudah menunggu di dekat mobil Avanza milik Afgan mereka selalu berangkat bersama tapi kadang.

"Tuan, kata Tuan Aditya hari ini Mike akan kembali ke Jakarta " ucap Aldo. Wajah Afgan tiba-tiba berubah, rahangnya mengeras kenapa dia bisa kembali ke Jakarta bukankah dia berada di Milan.

"Urus semuanya aku tidak mau dia ikut campur dalam masalahku" kata Afgan dengan suara terdengar dingin. Aldo yang mendengar perubahan Afgan hanya diam dan mengangguk.

"Baik Tuan".

Aldo membuka pintu mobilnya untuk Afgan, setelah Afgan masuk dan duduk dia segera menutupnya. Dia berlari ke arah kursi kemudi dan segera meninggalkan mansionya untuk ke kantor.

****

Rossa mulai terbangun dari tidurnya, dia menyipitkan matanya karena silau matahari sudah sedikit tinggi.

"Sudah pagi" ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur. Hari ini Rossa memang niat tidak masuk kuliah, dia mendudukan tubuhnya untuk bersandar di kepala ranjang tiba-tiba dia ingat semalam saat melihat Afgan membawa wanita pulang.

"Apa salahku sebenarnya sama dia " gumamnya tiba-tiba dadanya terasa sesak, dia tidak ingin menangis tapi kenapa saat mengingat sifat Afgan membuat air matanya selalu jatuh.

"Kenapa mencintai sesakit ini. Aku pernah merasakan Cinta dan sakit, tapi sakitnya tidak seperti ini" lirihnya dia segera menghapus air matanya dan ingin segera mandi untuk membuat tubuhnya sedikit rilex.

Hari ini dia ingin pergi ke kafe, dia ingin mencari udara dan mencoba tidak mengingat semuanya. Tak berapa lama Rossa keluar dengan menggunakan Dres dan rambutnya di urai, wajahnya sedikit pucat dia lalu mengoleskan sedikit bedak agar tidak terlalu pucat.

"Lebih baik aku mengajak ditta untuk bertemu di kafe saja" ucapnya.
Dia mengambil ponselnya dan menghubungi Ditta.

"Hallo, dit" sapa Rossa setelah ada respon dari ditta.

"Hallo cha? Kenapa loe telfon gue" tanya Ditta di seberang sana.

MY HUSBAND IS DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang