Tik tik tik....
Gemericik air terdengar di sebuah pekarangan rumah mewah. Air itu tampak jernih dan segar, mengalir dari sebuah pancuran menuju kolam berukuran sedang. Beberapa ikan tampak berenang kesana dan kemari.
Sepasang suami istri sedang menikmati suasana sore. Menikmati angin yang berhembus di pekarangan rumah di atas ayunan. Secangkir kopi dan secangkir teh tersaji di meja kecil yang terdapat di samping ayunan. Di sampingnya terdapat keripik singkong dan marneng, yang diletakkan di dalam toples berukuran sedang.
Sang suami sedang memainkan ponselnya. Sedangkan sang istri tampak membaca majalah wanita. Suasana terasa nyaman bagi keduanya. Hingga suara khas seseorang mengalihkan perhatian mereka.
"Assalamualaikum! Yuhu! Mama!"
Sang istri tersenyum, sedang sang suami kembali melanjutkan kegiatannya."Iya sayang, papa dan mama ada di dekat kolam." Tak lama terdengar langkah kaki mendekat.
"Mama, Asa lapar," ucap sang anak manja,"Temenin makan yuk."
Sang mama mengangguk lantas berdiri. Asa mengikuti langkah mama dengan riang. Saking semangatnya kaki kanannya tak sengaja menabrak kaki kirinya. Asa terjungkal ke depan.
"Aw.." Asa meringis menahan sakit dipergelangan kakinya.
Seseorang menggapai tubuh Asa dan membantunya berdiri. Asa pikir itu mama, namun ketika ia merasakan tangan kokoh yang membantunya ia terkejut.
"Anak kok diemnya kalo pas tidur sama makan." Papa menatapnya tajam.
Mata Asa mulai bekaca-kaca. Baru saja ia tersentuh dengan pelakuan sang papa, tapi begitu cepat pula ia merasakan sakit karena sang papa.
"Hati-hati." Lantas papa pergi meninggalkannya. Apakah papa masih marah padanya? Pertanyaan itu lantas berputar dibenak Asa.
"Kok sakit sih disini?" ucap Asa sembari memegang dadanya.
Sesampainya di dapur Asa melihat mamanya sudah selesai menyiapkan makanan untuknya. Asa memeluk mamanya seraya berkata, "Makasih ma, Asa sayang mama."
Mama tersenyum dan mengangguk lalu mengambil tempat duduk di samping Asa dan menemaninya makan. Setidaknya mama nggak marah dengan Asa. Walau ia juga sedih melihat perlakuan papa.
"Ma..."
"Iya sayang."
Asa membuka mulutnya ingin menguacapkan sesuatu. Namun ia mengatupkannya lagi. "Enggak jadi deh."
Mama mengerutkan keningnya, "Tanyakan saja sayang, jangan ragu," mama mencoba meyakinkan. Namun Asa tetap menggeleng.
"Makanannya enak."
Bohong. Bukan itu yang ingin ditanyakan Asa. Ada beribu pertanyaan yang ingin disampaikan kepada mama. Tapi ia selalu takut untuk menanyakannya. Ia takut tak bisa menerima jawaban mama.
"Kalau kamu diam, mama nggak bakal tahu sayang."
Asa memejamkan matanya,menarik napas. Berusaha menyiapkan mentalnya.
"Mama sayang Asa kan?" pertanyaan bodoh. Tentu saja mama menyayanginya.
"Iya sayang."
"Papa juga kan?"
Mama mengerutkan kembali dahinya,"Iya sayang tentu papa sayang kamu. Kenapa tanya seperti itu? Karena sikap papa akhir-akhir ini? Kalau kamu tanya seperti itu karena sikap papa, percaya sama mama. Papa nggak akan brtahan lama bersikap seperti itu. Ia hanya butuh waktu agar bisa memaafkanmu sayang."
"Asa percaya kok kalau mama sama papa sayang Asa. Ma, sebenarnya banyak yang mau aku tanyain. Mama mau jawab semuanya kan?'
"Iya, mama akan jawab."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Dalam Asa
General FictionTentang Ara dalam diamnya. Tentang Asa dengan segala keceriaannya. Dan tentang Aksa diantara keduanya. Tentang 3 orang berbeda pribadi yang berada dalam satu rasa. Apa yang akan terjadi pada mereka? Mari kita simak sama sama kisahnya.