-November 2012-
Jiyong sudah sampai di kamar hotelnya sejak lima belas menit lalu. Ia melihat Seungri dan Joonyoung sedang asik mengobrol di balkon.
Hanya menyapa sebentar lalu Jiyong pamit untuk membersihkan diri.
"Kurasa aku sudah gila" ucap Jiyong sambil melepaskan kaos hitamnya. "Aku bahkan memberinya hadiah di pertemuan ketiga" tutur Jiyong sambil melihat pantulan dirinya di cermin.
Jiyong terjaga sepanjang malam bersama Seungri dan Joonyoung. Mereka membicarakan banyak hal mulai dari bisnis ramen yang akan mereka kerjakan, masa-masa sekolah Seungri dan Joonyoung, pertengkaran kecil Seungri dan Jiyong, hingga gadis-gadis cantik yang mereka temui selama di Thailand.
Namun sejauh ini, Jiyong lebih banyak diam. Ia hanya sesekali bersuara, sisanya ia lebih memilih untuk menikmati obrolan kedua temannya itu. Karena Jiyong sedang sibuk saat ini, ia sibuk menikmati memori-memori indah yang sejak tadi berlalu lalang di pikirannya.
~▪~
Hari sudah menunjukkan pukul 06.15 THA saat Seungri dan Joonyoung memutuskan untuk tidur. Mereka meminta pihak hotel membuat wake up call pukul 10.55 THA. Sementara Jiyong memutuskan untuk turun ke restoran dan mencari sarapan. Ia lapar katanya.
Sebenarnya Jiyong tidak begitu lapar. Oke, perutnya mungkin belum terisi makanan sejak semalam. Tapi sekarang yang lapar dan butuh asupan itu adalah hatinya. Bagaimana mengatakannya? Hati Jiyong kruyuukk kruyuuukk ingin sesuatu? Haha. Entahlah!
Jiyong turun ke restoran saat kondisi restoran belum begitu ramai. Ia memilih tempat duduk di pojokan. Tempat yang bisa memperlihatkan dengan mudah aktivitas di luar hotel. Posisi itu juga menjadi posisi paling strategis untuk melihat para staff yang pulang dan pergi kerja.
Sambil menunggu Lisa, Jiyong menikmati segelas jus jambu ditemani semangkup sup jagung. Tadinya ia ingin meminum kopi, tapi hasrat itu ia urungkan mengingat ia perlu tidur dalam perjalan pulang nanti. Jiyong tidak mau terjaga sepanjang perjalanan dengan Seungri yang akan tidur bersandar pada bahunya. Akan sangat membosankan pikirnya.
Sepuluh menit berselang, senyum Jiyong sudah tampak merekah. Ia menemukan sosok yang ditunggunya sedang berjalan dari kejauhan.
Gadis itu cantik dengan kemeja kuning kotak-kotak dipadukan dengan celana jeans. Berjalan beriringan dengan wanita cantik lainnya yang beberapa waktu lalu menabrak Jiyong tanpa permisi.
Kembali ke Lisa!
Jiyong selalu menyukai apapun yang Lisa kenakan. Ia cantik dengan pakaian kasual maupun pakaian formal. Ia cantik dengan rambut terurai atau rambut terikat. Ia cantik dengan senyum andalannya atau dengan wajah merengutnya.Namun Lisa menjadi lebih dan lebih cantik karena karakter cerianya. Lisa jadi lebih dan lebih menarik karena senyumannya. Lisa jadi lebih dan lebih menyenangkan karena Lisa yang apa adanya.
"OH!! Kenapa tidak kepikiran dari tadi. Pabo!" Jiyong segera mengeluarkan ponselnya.
Membidik sasarannya dari angle sebisanya. Seadanya. Sekenanya. Sedapatnya.
"Tahan.. fokus.. fokus.. sebentar saja.. sebentar.. ooooooooookke"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am On The Last Chapter
FanfictionIni adalah kisah sepasang anak muda Korea Selatan, Jiyong si coverboy dan Lisa si mahasiswi energik Tulisan pertama yang aku coba buat di wattpad Semoga temen-temen suka :) Saranghae