45

2.1K 119 17
                                    

-Agustus 2014-

Sudah 15 menit sejak Seungri meninggalkan kafe. Pria itu mendapat telpon dari kolega bisnisnya dan segera pamit undur diri setelahnya. Menyisakan Kim Jisoo dan Song Mino di sana.

Makanan mereka sudah lama habis tapi sepertinya baik Jisoo maupun Mino keduanya belum ada yang ingin pergi.

Selain karena cuaca di luar yang cukup panas, mereka tidak ada tujuan yang jelas!

"Apa yang tadi itu tidak sedikit keterlaluan?" Ucap Song Mino buka suara. Memulai percakapan untuk memecah keheningan yang ada.

Situasi yang tenang tidak begitu bagus untuknya saat ini. Pikirannya mengenai Lisa dan Jiyong bisa semakin dan semakin ngawur. Mino tidak mau itu terjadi!

"Siapa? Aku?" Tanya Jisoo polos.

"Bukan! Seorang gadis remaja berusia 14 tahun" sarkas Mino. Cukup membuat perubahan emosi di dalam dirinya dengan mengingat bagaimana sikap Jisoo di depan Seungri tadi.

"He deserves it!" jawab Jisoo cuek.

Gadis itu ada di mode sangarnya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu ada di mode sangarnya saat ini. Sejak datang ke kafe ini moodnya memang sudah buruk. Entah apa yang sebenarnya terjadi tapi Mino sudah bisa merasakannya bahkan sejak pertama kali ia meletakkan nampan makanannya tadi.

"Jika memang membencinya, tampar saja dia! Atau tendang saja pedangnya! Aku yakin kau sangat bisa melakukan itu!! Bukankah itu lebih baik daripada berkata kasar seperti tadi?" Balas Mino tidak kalah sangar.

"Apa itu nasehat untukku?" Cicit gadis itu sambil menyeruput sisa Cola di gelasnya.

"Apa itu nasehat untukku?" Cicit gadis itu sambil menyeruput sisa Cola di gelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yooo maann, siapa yang perlu nasehat di sini. Iya kan?" Sindir Mino halus.

Pria itu kemudian menoleh ke sekelilingnya. Memperhatikan situasi di kafe saat ini. Kafe sudah mulai kosong. Jam makan siang sudah berlalu. Yang tersisa hanya anak-anak muda dengan tugas kuliah dan sisa cola di gelas mereka.

Cukup lama ia memperhatikan sekelilingnya, sampai kemudian ia menemukan anak-anak SMP yang lewat di depan kafe. Entah memang sudah jam pulang atau anak-anak itu yang bolos, Mino tidak terlalu peduli.

Anak-anak itu terlihat tertawa bahagia meski situasi di luar sangat panas. Mereka saling menggoda satu sama lain. Laki-laki dan perempuan nampak berbaur tanpa jarak yang berarti. Semua berjalan dengan baik dari sudut pandang Mino saat ini.

"Kau lihat anak-anak SMP itu?" Kata Mino tiba-tiba bersuara.

Jisoo mengikuti arah pandang Mino dan menemukan segerombolan anak-anak SMP yang dimaksud Mino tadi.

Tanpa Jisoo sadari. Gadis itu tersenyum melihat mereka. Yang payahnya, Mino melihat senyuman itu!

"Jisoo-ya. Lihat! Kenapa anak laki-laki itu menarik tas temannya? Hahaha paboo jinja" komentar Mino saat melihat si anak laki-laki SMP menarik tas anak perempuan di sebelahnya dari belakang.

"Hahahah geureeee! Pukul dia lebih kuat!" Komentarnya lagi saat melihat anak perempuan itu memukul kepala si anak laki-laki tadi dengan tangannya.

Terlihat si laki-laki meringis kesakitan sementara si anak perempuan berlarian sambil tertawa terbahak-bahak. Di susul oleh beberapa temannya yang lain.

Mereka tampak sangat bahagia. Hidup mereka hanya seputar menjahili, tertawa, membalas dendam, dan tertawa lagi.

Bahkan bisa Mino pastikan, belajar tidak ada dalam kepala bocah-bocah itu saat ini.

Sungguh menyenangkan!

Katanya dalam hati

Setelahnya, ia pun kembali menghadap Jisoo. Memperhatikan gadis itu dengan seksama.

Sebenarnya Jisoo bukan gadis yang sulit. Dia manja dan terbuka. Semua orang yang dekat dengannya bisa dengan cepat tahu seperti apa isi hatinya saat itu. Boleh di bilang, dia cukup ekspresif semenjak sering berbaur dengan Lisa.

Hanya saja, kasus cinta pertamanya tidak berjalan lancar. Kasus itu seperti tabung gas bocor dalam diri Jisoo. Bisa meledak kapan saja. Bahkan setiap saat kau bisa mencium bau gasnya!

"Jisoo-ya" panggil Mino pelan. "Bukankah seharusnya masalah gadis berusia 14 tahun diselesaikan dengan cara pikir gadis berusia 14 tahun juga?" Tanya Mino lembut. "Seperti gadis tadi. Jika seseorang menarik tasmu maka pukul saja kepalanya. Jika seseorang menyandung kakimu maka tendang saja bokongnya. Jika seseorang mengganggumu tapi kau tidak bisa mengurusnya, panggil teman-temanmu, panggil orangtuamu, panggil gurumu. Bukankah begitu?"

Jisoo hanya diam sambil menatap kosong keluar jendela.

"Aku hanya merasa, yang tadi itu tidak keren!" Sambung Mino. Laki-laki itu kemudian kembali memandang keluar jendela. "Dia tidak menunjukkan sikap bersalah atasmu. Bagaimana jika selama ini kau sudah salah paham padanya? Salah paham yang kau bawa hampir 10 tahun. Bukankah cara itu tidak cocok untuk gadis berusia 14 tahun?"

~▪~

I Am On The Last ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang