10

2.5K 258 3
                                    


Lisa terus berkutat dengan teleponnya yang tidak berhenti berkedip. Panggilan masuk silih berganti. Hingga tanpa terasa jam makan siang sudah terlewat.

Lisa melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 13.55 THA. Dia sangat terlambat rupanya.

Di hotel, jam makan siang tidak di batasi secara pasti. Kantin karyawan terbuka dari jam 11.00 sampai 14.00 THA. Hanya saja, jika kalian istirahat di akhir waktu. Sudah tinggal kuahnya saja yang tersisa. Lauknya entah di mana.

Lisa yang menyadari itu hanya bisa tersenyum.

Baiklah aku akan makan di luar hari ini, batinnya.

Lisa kemudian keluar dari ruangan operator dan berjalan ke meja resepsionis.

"Dara eonni. Apa aku bisa makan siang?" Tanya Lisa ketika dia sudah di samping Dara. Seniornya di bagian Front Office sekaligus mentornya. Dara adalah salah satu staff dari hotel Accord cabang Seoul yang dipindahtugaskan ke Thailand. Sandara Park dan Yang Hyunsuk. Keduanya berasal dari hotel yang sama sebelumnya.

"Astaga. Apa kau belum makan? Maaf aku lupa mengingatkan. Para tamu berebut ingin segera check out. Aku sampai lupa menyuruhmu turun tadi" jelas Dara dengan wajah cemas.

"Kau makan di luar saja. Tidak ada yang bisa kau makan lagi di kantin selain buah-buahan" ucap Dara lagi.

"Iya eonni. Aku memang berencana makan di luar. Telepon ku sangat penuh hari ini. Aku merasa sangat laris hahaha" Lisa tertawa sambil memeluk lengan Dara.

Gadis itu tetap tersenyum meski perutnya sudah sangat lapar.

"Baiklah eonni. Aku titip teleponku. Jaga dia dengan baik yaaaa" ucap Lisa lalu berlalu meninggalkan Dara.

"Jangan makan jauh-jauh" ucap Dara sambil membereskan beberapa berkas di depannya.

Sebelum turun. Lisa kembali ke ruang operator. Ia harus mengambil ponsel dan dompetnya.

Baru satu langkah keluar, Lisa mendengar panggilan masuk. Dara eonni sedang melayani satu tamu saat ini. Nickhun phi sedang istirahat. Lima menit lagi baru kembali.

Tidak ada siapapun.

Akhirnya Lisa kembali masuk ke ruang operator dan mengangkat teleponnya.
Sebentar saja, pikirnya.

"Grand Sukhumvit Hotel dengan Operator ada yang bisa di bantu?" Tanya Lisa ramah.

"Sudah makan?" Itu suara Jiyong

"805? Butuh asbak lagi?" Goda Lisa sambil tersenyum

"Kau pasti belum makan"

"Hehee aku baru akan makan oppa. Bagaimana? Ada yang bisa ku bantu?" Tanya Lisa lagi.

Lisa sangat baik menjadi operator.
Dia terus saja ingin membantu orang lain.

"Kau mau makan di mana? Boleh aku ikut?" Tanya Jiyong.

"Kenapa aku harus mengajakmu?" Lisa menutup mulutnya menahan tawa. Lisa tidak tahu jika Jiyong sesantai ini.

"Buruk sekali seorang gadis makan sendirian" jawab Jiyong santai.

"Baiklah.. aku tunggu oppa di basement dalam lima menit. Oke?"

"Hmm" lalu Jiyong menutup teleponnya dan bergegas mengambil topinya.

~▪~

Saat ini Lisa dan Jiyong sedang berada di sebuah restoran kecil di belakang hotel. Mereka hanya berjalan kaki. Mengingat Lisa yang hanya memiliki waktu satu jam.

"Tuan 805 apa yang kau inginkan?" Tanya Lisa setelah ia selesai membaca menu.

"Kau"

"Hahahah oppa sangat suka bercanda"

"Aku belum selesai. Jangan main potong"

"Eh? Lalu?" Lisa nampak kebingungan.

"Maksudku kau saja. Aku kenyang" jelas Jiyong

"Ooohhh ehehehee. Mian" Lisa tersenyum lebar

"Jadi oppa tidak lapar? Lalu?"

"Menemanimu? Aku kan sudah bilang tadi. Aku tidak akan membiarkan seorang gadis makan sendirian" jawab Jiyong sambil menumpu dagunya dengan telapak tangan.

"Heiiisss. oppa sangat buruk"

"Apanya?"

"Mulutmu"

Jiyong tertawa kecil mendengar penuturan Lisa. Gadis yang sangat jujur.

"Memang kemana teman-temanmu?"

"Hanya aku operatornya. Jadi aku tidak bisa mengajak siapapun menemaniku makan" jawab Lisa sambil mencatat pesanannya di selembar kertas.

"Apa yang kau pesan?" Tanya Jiyong yang tidak mengerti apa yang Lisa tulis.

"Hehheeee mie pedas dan lemonade" Lisa menjawabnya sambil tersenyum riang. Menunjukkan gigi-giginya yang rapi. Kemudian melambaikan tangan pada seorang waitress dan menyerahkan pesanannya.

 Kemudian melambaikan tangan pada seorang waitress dan menyerahkan pesanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan melihatku begitu oppa" ucap gadis itu sambil menunduk

"Aku tidak melihatmu" sanggah Jiyong

"Oppa jelas-jelas melihatku! Aku tahu itu"

Jiyong tersenyum lagi. Manis sekali, pikirnya.

"Apa kau sekolah di sini?" Tanya Jiyong mulai mencari tahu.

Jiyong perlu mencari tahu lebih banyak soal calon menantu eommanya ini

"Tidak. Aku hanya magang satu tahun oppa. Delapan bulan untuk praktek. Sisanya untuk membuat laporan" terang Lisa.

"Sudah berapa lama kau di sini?"

"Baru dua hari ihihiii" Lisa tersenyum kecil saat menyebutkannya.

"Aku akan merindukanmu" ucap Jiyong begitu saja

"Apa kalimat itu masih belum selesai?"

"Hahahahah kali ini sudah selesai" Jiyong tertawa kaku sambil mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya.

"Ini untukmu" katanya

"Apa ini oppa?"

"Buka saja. Tapi tidak di sini" tutur Jiyong sambil tersenyum dan menyandarkan punggungnya ke kursi.

"Sepertinya hari ini aku sah punya fans" ucap Lisa sambil memandang Jiyong.

"Gumawo oppa"

~▪~

I Am On The Last ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang