18

1.8K 215 1
                                    

-November 2012-

"Kurang ajar!!" Maki Yang Hyunsuk sambil menggebrak meja.

Yang Hyunsuk saat ini sedang duduk berhadapan dengan Kwon Jiyong di ruangannya. Setelah tidak sengaja menemani Lisa bertemu si tua bangka itu, Jiyong menyuruh Lisa kembali bekerja. Ia tidak bertanya atau mengatakan apapun setelahnya.

"Dia pikir dengan siapa dia berurusan? Berani-beraninya melecehkan puteriku" makinya lagi. "Dia sudah sering kali menginap di sini. Ku kira aku sudah cukup mengenalnya. Aku bahkan sudah menemuinya lebih dulu sebelum meminta Lisa ke sana. Brengsek! Ternyata dia tidak memiliki itikad baik dengan hotel ini"

Jiyong datang ke ruang pimpinan hotel itu segera setelah ia menyalin rekaman suara yang ia buat. Kemudian mencari tahu sedikit lebih jauh mengenai si tua bangka melalui rekannya yang bekerja di kepolisian Thailand.

Sebenarnya bukan teman Jiyong, tapi teman Seungri. Namanya Raiden. Salah satu teman middle-up class Seungri yang berasal dari Thailand. Ia pernah Jiyong jamu di rumahnya waktu di Jeju.

Melalui Raiden Jiyong mengetahui bahwa pria itu adalah seorang duda beranak dua. Kedua anaknya bersekolah di Amerika. Ia bekerja di bidang pertambangan. Lebih tepatnya pemilik salah satu tambang batu bara di Thailand. Kekayaannya membawanya ke dalam beberapa circle friend yang berbeda. Seperti pengusaha, tokoh politik, tokoh agama, artis, hingga wartawan. 

Catatan khusus yang diberikan Raiden pada Jiyong sebelum ia menemui Yang Hyunsuk saat ini adalah Joseph, atau yang lebih dikenal dengan nama Mr. MJ pernah beberapa kali tercatat melecehkan gadis-gadis muda. Namun semua kasusnya berakhir dengan cara kekeluargaan. Ia selalu menutup kasusnya dengan kompensasi yang cukup besar.

"Aku harus kembali ke Seoul hari ini. Aku tidak akan bisa menjaganya" tutur Jiyong setelah mendengar semua sumpah serapah Yang Hyunsuk. "Aku perlu menjamin ia aman di sini hyung".

Yang Hyunsuk mengizinkan Jiyong memanggilnya hyung pada pertemuan pertama mereka. Pepatah mengatakan rasa persaudaraan tumbuh lebih cepat dan lebih kuat saat di tanah orang.

"Tenang saja Ji. Aku menjadi GM tidak semata karena aku pandai mengelola hotel. Tapi karena aku memiliki jaringan yang cukup kuat" jelas Yang Hyunsuk. "Sebelumnya, aku perlu melaporkan Joseph secara resmi di Accord World Wide Column mengenai tindak asusilanya. Ia harus di blacklist! Dan mengenai kompensasi atau kekeluargaan. Itu tidak akan terjadi dalam kasusku"

"Maksudmu hyung?" Tanya Jiyong penasaran.

"Dia mengancam puteriku untuk menjelekkan hotel di media? Maka aku akan memakai cara yang sama untuk membungkamnya" jelas Yang Hyunsuk.

Jiyong hanya mengangguk menandakan bahwa ia mengerti maksud pria yang jauh lebih tua darinya itu. Meski ia tidak tahu pasti bagaimana cara kerja ide tersebut.

"Boleh aku minta satu hal padamu hyung?"

"What?"

"Tolong jaga dia selama setahun saja. Sisanya, aku tidak akan merepotkanmu lagi" ucap Jiyong mantap.

Yang Hyunsuk yang mendengarnya tidak mengatakan apapun. Ia hanya memandang Jiyong lekat-lekat lalu tersenyum. "Pulanglah" katanya kemudian.

~▪~

"Hyung, tolong bawakan koperku"

"Kau mau ke mana?"

"Toilet" jawab Seungri sambil berlalu.

Mereka baru saja menginjakkan kaki ke bandara saat ini. Di antar oleh Joonyoung yang sesaat setelahnya segera menghilang. Pergi kencan katanya.

Heiiisshhh menyusahkan saja, keluh Jiyong dalam hati. Meski begitu, ia tetap membawa koper dan belanjaan Seungri bersamanya. Jiyong yang sangat membenci Seungri tetap tidak mampu menolak keinginan pria satu itu. Menyebalkan!

Ia kemudian duduk di salah satu kursi kosong tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Menghela nafas perlahan sambil memejamkan matanya.

Tubuhnya akan segera meninggalkan negara ini. Tapi hatinya tidak bisa ikut bersamanya. Rasanya sangat menyiksa.

Di sisi lain, Lisa sedang berada di ruangan Yang Hyunsuk saat ini. Sedang di beri petuah? Entahlah.

"Apa ada yang mau kau sampaikan padaku?" Tanya Yang Hyunsuk sesaat setelah Lisa masuk.

"Eh? Yang mau aku sampaikan?" Ulang Lisa bingung. Ia yang dipanggil, kenapa ia yang diminta mengatakan sesuatu. Aneh, pikirnya. "Sepertinya tidak ada pak"

"Benar tidak ada?" Tanya Yang Hyunsuk sekali lagi.

"Sungguh. Aku tidak memiliki keluhan apapun" jawab Lisa yakin. "Aku senang bekerja sebagai operator"

"Benarkah?"

"Ne!"

"Walaupun di marahi?"

"Ne! Mereka marah bukan karena membenciku"

"Walau kau tidak dihargai?"

"Ne! Sejauh ini semua menghargai usahaku dengan cukup baik" sahut Lisa lagi. Gadis itu masih mempertahankan senyum dan ekspresi cerianya di depan Yang Hyunsuk.

"Walau seseorang berusaha melecehkanmu?"

"Ne! Eh?" Lisa terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba GM nya itu.

"Lisa.. aku menganggapmu sebagai puteriku. Kau dan Jisoo. Kalian. Aku mengizinkan kalian tinggal bersama Sandara Park agar kalian aman meski jauh dari rumah" kata Yang Hyunsuk sambil memandang Lisa lekat-lekat. Ada yang berbeda kali ini dengan intonasi pria itu. Tidak kaku seperti biasanya. Lisa bisa merasakan aura itu.

"Seorang ayah akan marah jika puterinya di ganggu orang bukan? Tidak jauh berbeda denganku. Aku juga akan marah Lisa. Aku akan murka. Aku akan mendatangi semua yang berani mengganggu puteriku. Kenapa? Karena puteriku berharga untukku. Tidak boleh ada yang menyakitinya" ucap Yang Hyunsuk lembut.

Lisa kemudian menundukkan wajahnya. Menghindari tatapan Yang Hyunsuk. Ia tidak sanggup menatap wajah Yang Hyunsuk lama-lama. Apalagi dalam situasi begini. Ia hanya tidak ingin sedih karena merindukan appanya yang jauh di sana.

"Lisa?" Panggil Yang Hyunsuk lagi. "Benar tidak ada yang ingin kau katakan?"

"Ne. Tidak ada yang perlu ku katakan" jawab Lisa pelan.

"Tapi aku tidak merasa begitu"

"Ne?"

Aahhhhhh sepertinya aku benar-benar harus mengatakannya, batin Lisa.

"Anda tidak perlu khawatir pak. Tidak akan ada yang melecehkanku. Pak Joseph sepertinya memang berniat menggodaku tadi. Tapi ia tidak sampai melakukan sesuatu yang lebih di luar mencoba menggodaku dengan uang" terang Lisa. "Hmmm Sebenarnya aku sengaja tidak menyertakannya di CV ku karena aku merasa ini tidak ada kaitannya. Tapi mungkin saat ini hal ini sedikit diperlukan"

Gadis itu kemudian membenarkan posisi duduknya lalu melanjutkan kalimatnya "Aku pemegang medali emas di olimpiade Asian Games cabang olahraga karate saat usiaku 17 tahun. Jisoo eonni memegang medali perak cabang olahraga Jiu Jitsu dalam olimpiade yang sama. Dua puterimu ini cukup pandai berkelahi" jawab Lisa sambil tersenyum malu.

"Sekarang kami tidak se-aktif dulu dalam berolahraga karena kami sudah cukup sibuk menjadi mahasiswa, tapi kami ternyata malah beralih menyukai olahraga ekstrim. Meski begitu, ku rasa pak Joseph tetap bukan tandinganku"

"Aahhh iya. Aku tadi mengajak seseorang karena aku merasa ada yang tidak beres. Aku khawatir akan memukulnya saat sedang bekerja. Dan itu hampir saja terjadi jika tidak ku lihat Jiyong oppa begitu emosi Hehehee"

~▪~

I Am On The Last ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang