34

1.3K 175 7
                                    

-Agustus 2014-

"Annyeonghaseyo. Lalisa Manoban imnida" kata Lisa menyapa dua orang tua yang sedang berdiri di hadapannya saat ini. Di dekat meja kasir.

"Lalisa?" "Manoban?" kata Tuan dan Nyonya Kwon bersamaan.

"Ne" sahut gadis itu sambil tersenyum manis. Manis sekali. Gula saja kalah, kata Jiyong dalam kepalanya.

Pria itu memandang Lisa sambil terus mengulum senyumnya.

"Apa kau teman anak nakal ini?" Tanya Nyonya Kwon menunjuk Jiyong dengan matanya. Mendelik.

"Oh? Ne" jawab Lisa sambil tersenyum. Gadis itu belum berhenti tersenyum sejak tadi. Belum tau saja Tuan dan Nyonya Kwon bagaimana efeknya jika gadis satu ini memasang smile mode di wajahnya. Jiyong saja sampai pusing sendiri menanganinya.

"Berdua saja?" Tanya Tuan Kwon.

"Ne. Kami hanya berdua ahjusshi" jawab Lisa sambil memandang Jiyong. Yang dipandang? Aaahhh senangnya dia dipandang Lisa begitu. Di depan orangtuanya pula. Seketika dia bangga karena merasa sudah memilih calon mantu yang tepat untuk kedua orangtuanya. Haha!

"Appa" kata Tuan Kwon tiba-tiba.

"Ne?"

"Panggil aku appa" jawabnya sambil tersenyum. "Dan wanita cantik ini, panggil dia eomma" tunjuknya pada wanita paruh baya di sebelahnya. Yang sedang fokus memandang Lisa entah sejak kapan.

"Ne" sahut gadis itu sambil tersenyum. Kikuk. Sambil menggaruk pelipisnya, ia mengulang kata-kata yang disebutkan Tuan Kwon tadi "Appa, eomma"

Tepat setelah Lisa menyelesaikan kalimatnya, Nyonya Kwon berjalan ke arah gadis itu. Mendekat. Memeluknya. Tiba-tiba!

Wanita paruh baya itu juga terlihat membisikkan sesuatu di telinga gadis itu. Menghasilkan ekspresi baru yang belum pernah Jiyong lihat sebelumnya. 

"Kau! Pulang sekarang juga. Anak nakal!" kata Nyonya Kwon sinis pada puteranya. Tuan Kwon yang melihat ekspresi isterinya langsung menghindari eye contact. Pura-pura mengelap meja kasir yang tidak ada apa-apanya dengan tangan kosong. Yang penting tidak lihat, pikirnya.

"Dan kau sayang, ikut ke rumah eomma ya? Aku ingin bicara denganmu" kata Nyonya Kwon halus. Wanita itu bahkan tersenyum hangat pada Lisa saat ini. Sangat jauh terbalik dengan caranya bicara dengan Jiyong barusan.

Gadis itu hanya mengangguk pasrah saat Nyonya Kwon mulai sedikit bertenaga menarik lengannya dan membawanya ke suatu tempat, rumah.

"Rumah kami tidak jauh dari sini. Hanya di belakang bangunan ini" kata Nyonya Kwon bercerita. "Jadi tidak perlu naik mobil atau semacamnya"

"Ne" sahut Lisa sopan.

"Aku dan suamiku sengaja membangunnya di sini, dekat rumah. Agar anak nakal itu tidak kesepian saat kami harus bekerja dulu"

"Aaahhh begitu rupanya. Neee"

"Tapi sekarang dia bahkan tidak mau pulang padahal hanya tinggal beberapa jengkal saja" kata Nyonya Kwon sinis sambil menoleh ke belakang. Ke arah Jiyong dan suaminya yang sedang mengekori mereka.

Jiyong yang di pandang sangar begitu langsung ciut. Tiba-tiba mundur selangkah ke belakang, menghindari amarah dadakan yang bisa saja ia terima.

"Aaauuugghh. Ini karena suamiku sangat memanjakannya" katanya kembali bicara pada Lisa. Mau tahu bagaimana posisi Nyonya Kwon dan Lisa saat ini? Nyonya Kwon memegang lengan kanan Lisa dengan kedua tangannya. Seperti memegang tangan puterinya sendiri.

"Besok kalau kau punya anak, beritahu suamimu untuk tidak menjadi seperti suamiku maka anakmu tidak akan berakhir seperti Jiyong. Mengerti?"

"Neeee" sahut gadis itu sambil tertawa kecil. Lucu sekali keluarga ini, pikirnya.

"Bagus"

Tuan Kwon dan Jiyong yang memang tidak berjalan terlalu jauh dari mereka, tentu bisa mendengar semua pembicaraan mereka barusan. Tentu saja. Nyonya Kwon menaikkan satu oktaf suaranya, padahal bicara biasapun akan tetap terdengar jelas.

"Lihat, ketika marah begitu. Dia akan melampiaskan segalanya padaku" kata Tuan Kwon bisik-bisik. "Padahal yang selama ini memanjakanmu kan dia, bukan aku"

"Ne" sahut Jiyong lemah.

"Tapi dia malah bilang kalau kau hasil perbuatanku. Enak saja"

"Ne. Aku mirip eomma"

"Iya kan? Kau saja merasakannya kan? Tos dulu" kata Tuan Kwon girang. Mengajak putera semata wayangnya berhigh five.

"Kalian bahkan terlihat benar-benar mirip sekarang" celetuk Nyonya Kwon yang ternyata mendengar pembicaraan dua pria Kwon itu.

Tuan Kwon dan Jiyong seketika kicep. Danger Alert!!

~▪~

I Am On The Last ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang