-Agustus 2014-
"Lisaaa" panggil Jiyong pelan. "Ayo kita duduk, kau pasti lelah"
Sudah hampir 1 jam ia memeluk sambil mengelus rambut panjang gadis itu. Jiyong sih senang-senang saja soal pelukannya. Laki-laki mana yang menolak memeluk wanita yang sangat ia sukai.
Tapi masalahnya, ada sesuatu yang mendesak saat ini.
Ini sudah menyiksa sampai ke area paha Jiyong. Pria muda itu sudah tidak tahan lagi!
Jiyong kesemutan!!!
Lisa yang dipanggil tidak bersuara, tapi dengan perlahan ia menganggukkan kepalanya.
Perlahan tapi pasti Jiyong membawa Lisa duduk di tepi kasur. Berjalan patah-patah karena kesemutan ternyata berhasil mencairkan suasana hening yang tercipta sejak tadi.
"ihi" tawa Lisa pelan.
Jiyong yang menyadari perubahan kecil itu sontak menoleh. "Kyopta" katanya tiba-tiba.
Sedetik
Dua detik
Tiga detikJiyong langsung sadar dan menundukkan kepalanya.
pabbo!
Mulutmu memang beracun, Ji
Benar kata Seungrirutuknya dalam hati.
"Apa kaki oppa sakit?" ucap Lisa serak.
Pria itu tersenyum manis sambil menggelengkan kepalanya. Menandakan bahwa ia baik-baik saja.
Senang rasanya Lisa sudah kembali bersuara. Artinya gadis itu sudah merasa lebih baik. Dia juga sudah bisa bicara pada Jiyong. Artinya lagi kalau dia sudah tidak marah ataupun sejenisnya pada Jiyong.
Pria itu merasa sedikit lega untuk saat ini. Dia berusaha untuk tetap diam dan menjaga mulutnya tertutup. Dia hanya ingin mendengarkan Lisa bicara, Lisa mengomel, Lisa kesal, atau setidaknya Lisa memintanya untuk pergi dari kamar ini.
"Oppa" panggil Lisa pelan.
"hmm" sahut pria itu sambil memandang lembut ke arah Lisa.
"Kenapa?"
"Apanya?" sahut Jiyong bego.
"Kenapa oppa menciumku?"
Deg!
"Se.. Sekarang?" tanya Jiyong yang seketika menjadi blank. Dia menyiapkan telinganya untuk Lisa kali ini tapi ternyata gadis itu menginginkan bibirnya. Jiyong belum siap-siap!
"Aku tidak bisa menunggu sampai besok" kata Lisa mulai lincah bicara. Kecepatan Lisa bicara saat ini membuat jantung Jiyong juga berdebar semakin cepat.
Deg deg
Deg deg
Apa yang bisa ku katakan saat ini?
"Aku rasa kau butuh istirahat, Lisa. Mari kita bicara besok pagi" elak Jiyong. Usaha pertama melarikan diri dari situasi canggung yang mungkin akan terjadi!
"Tapi aku tidak mengantuk oppa"
"Cobalah tiduran" sahut Jiyong sambil berusaha menjauh dari posisi duduk Lisa saat ini.
"Lalu aku akan di cium lagi?" Serang Lisa cepat dan tepat.
"heeiiisss!!"
"Ayolah. Kita berdua tidak akan bisa tidur saat ini. Aku yakin itu!"
Gadis itu menatap Jiyong lekat. Tidak sedetikpun ia berpaling. Meneliti setiap ekspresi yang Jiyong tampilkan di wajahnya.
"Ayo buktikan" kata Jiyong berusaha santai. Mati-matian ia berusaha menetralkan degup jantungnya. Mati-matian juga ia berusaha menghindari tatapan Lisa. Jiyong perlahan bangkit dari tempat tidur, berdiri lalu mengambil sandalnya yang terlepas dari kakinya saat menjauhi Lisa tadi.
"Jiyong oppa! Aku tidak mau tidur! Aku mau bicara denganmu!" kesal Lisa masih sambil menatap wajah Jiyong. Ia sangat serius saat ini. Entah apa yang ada di kepalanya, Jiyong juga tidak tahu. Seharusnya dalam situasi seperti ini, Lisa menyuruh Jiyong pergi. Seharusnya Lisa berusaha berdiskusi dengan dirinya sendiri dulu sebelum akhirnya bertanya pada Jiyong. Seharusnya Lisa membiarkan Jiyong kabur dulu malam ini. Seharusnya mereka berdua menetralkan emosinya masing-masing dulu saat ini. Seharusnya begitu kan?
"OPPA!!" panggil gadis itu lagi. Sedikit lebih keras dari sebelumnya.
Untuk kedua kalinya di malam ini tanpa sadar Lisa berusaha menghentikan pergerakan Jiyong yang hendak keluar dari kamarnya. Untuk kedua kalinya di malam ini tanpa sadar Jiyong berada di situasi yang sama, terjebak di kamar Lisa dengan Lisa yang menatapnya penuh tanya.
"wae?" Sahut Jiyong sambil berbalik. Satu tangan pria itu memegang handle pintu sementara tangan lainnya berada di saku celananya.
"Oppa tidak mau bicara?"
"Ini sudah jam 2 pagi, Lisa" sahut Jiyong lembut sambil menunjuk jam dinding. "Meski kau tidak mengantuk, tubuhmu butuh istirahat. Ayo tidur saja"
"Oke!! Kalau oppa memang sangat mengantuk. Coba tidur! Aku mau lihat!" sahut gadis itu menantang. Entah dia sadar apa yang diucapkannya atau tidak, tapi yang jelas, Lisa malam ini berbeda dengan Lisa yang siang tadi Jiyong bawa ke rumah eommanya.
"Disini? Bersamamu?" kata Jiyong asal.
"eh?"
"Kajja" tanpa aba-aba Jiyong langsung menarik Lisa ke tempat tidur. "Aku memang sudah mengantuk sejak tadi. Aku hampir terlelap sambil berdiri tadi" imbuhnya sambil memejamkan mata.
Seunghyun hyung, jika nanti kau mengetahui kejadian ini
sungguh aku tidak bermaksud mengambil kesempatan dari adikmu
tapi dia terus menangis dan aku tidak tau harus melakukan apa
aku hanya bisa memeluknya sementara karena aku belum bisa menciumnyahahaha
maaf, aku hanya bercanda
tidak akan kulakukan itu jika tidak mendapat izin darinyaah iya
soal ciuman kening
sungguh aku tidak tau, maksudku.. aku hanya .. spontanaku menyayanginya, dan saat melihatnya tidur, aku tiba-tiba merasa ingin melindunginya
sungguh
itu yang ada di kepalaku saat aku mencium keningnyasejauh ini tidak ada yang terjadi setelah itu kecuali sebuah pelukan hyung
tapi aku tidak bisa bertanggung jawab untuk hal lainnya di luar kendaliku hyungaku berjanji tidak akan nakal
tapi aku tidak bisa menjanjikan agar adikmu tidak bertingkah nakal
hahahaSepucuk telepati Jiyong untuk Choi Seunghyun. Berharap pria tinggi nan seksi itu bisa mendengarnya. Walaupun itu sangat tidak mungkin!
~▪~
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am On The Last Chapter
FanfictionIni adalah kisah sepasang anak muda Korea Selatan, Jiyong si coverboy dan Lisa si mahasiswi energik Tulisan pertama yang aku coba buat di wattpad Semoga temen-temen suka :) Saranghae