3

4.1K 388 1
                                    

-November 2012-

Menyebalkan sekali. Siapa yang ingin membuka bisnis? Siapa yang susah?

Dia yang ingin memiliki restoran. Kenapa aku yang harus ikut? Kalau aku mau aku bisa saja mengurus restoran ku sendiri. Toh eomma dan appa menginginkannya. Tapi lihat sekarang? Aku bahkan sedang dalam pesawat menemani putera bayangan keluarga Kwon.

Kenapa juga eomma malah menyuruhku ikut sih? Sebenarnya yang jadi puteranya di sini itu aku atau si menyebalkan Seungri?

Aku bahkan berbaik hati telah menyulap rumah eomma menjadi tempatnya menampung teman-teman middle-up classnya di Jeju kemarin. Apa itu masih kurang? Apa aku juga benar-benar harus terbang ke Thailand untuk menemani bocah menyebalkan ini?

Aiiissshhhhh. Ini sangat tidak masuk akal. Lihat? Bahkan sekarang ia tertidur dengan begitu pulasnya. Bersandar padaku? Auuughhh.

Tidak ingat siapa yang menyeretku saat aku masih sangat mengantuk? Bersekongkol dengan eomma dan menyiapkan segala keperluanku. Alibi menyuruhku berlibur? Aku tahu dan sangat tahu! Ini akal-akalan busuk Seungri mengajakku menemui beberapa calon koleganya. Demi bisnis ramennya. Tidak lain dan tidak bukan!

Sudah bisa ku pastikan bahwa di sini akulah yang akan turun tangan. Akulah yang akan maju. Akulah yang akan berbicara. Akulah yang akan menjadi tameng. Akulah yang akan menjadi perisai.

Tapi pada akhirnya. Nama Seungri yang akan meroket. Dengan alasan, dia penggagas ide dan pemegang saham! Ciihhh. Aku sangat mengenalmu panda!

Jiyong sibuk berkutat dengan pikiran-pikirannya selama perjalanan panjangnya ke Thailand. Sebenarnya ia masih sangat terkejut. Bagaimana tidak? Hari ini pagi-pagi sekali Seungri mengguncang tubuhnya dan memintanya cepat-cepat mandi.

Bagai di sambar petir Jiyong kalang kabut. Ia di buru-buru namun juga bingung. Yang sangat menyebalkan di sini adalah ia dengan bodohnya menurut saja. Mungkin setengah sadar?

Seingatnya ia mandi, mengikuti Seungri ke mobil dan taraaaaaaa. Sekarang ia sudah di bandara dengan Seungri yang telah rapi membawa dua buah koper.

HAH? DUA KOPER? banyak sekali! Pikirnya. Namun sangat terlambat saat Jiyong menyadari bahwa satu koper itu adalah miliknya. Sangat terlambat saat ia melihat eommanya tiba-tiba juga sudah di bandara. Sangat terlambat saat eomma dengan senyum lembutnya memeluk Jiyong dan meminta puteranya itu untuk berlibur. Sangat terlambat!

Jiyong memang tidak memiliki jadwal berarti. Tidak ada agenda khusus. Dia adalah mahasiswa biasa yang baru saja lulus kuliah. Belum berniat mencari kerja dan belum membayangkan akan melakukan apa.

Bukan berarti dia mahasiswa pasif yang kurang intelek. Bukan! Sudah ada beberapa perusahaan yang menawarkan pekerjaan padanya. Bermodalkan kecerdasan intelektual, pribadi yang dianggap menarik, dan tampang yang tidak bisa di anggap pas-pasan. Sudah banyak yang datang untuk melamar Jiyong. Namun sepertinya pemuda itu belum tertarik melakukan apapun.

Hingga ketika Seungri meminta izin Nyonya Kwon untuk mengajak Jiyong ke Thailand. Nyonya Kwon dengan mudahnya mengizinkan. Ia juga berharap puteranya tertular semangat Seungri dalam hal berbisnis. Ia tentu ingin anaknya melanjutkan usaha yang sudah dirintisnya sejak awal.

Nyonya Kwon sebenarnya termasuk tipe eomma yang cukup modern. Ia tidak terlalu suka memantau apa yang dilakukan Jiyong di luar sana. Ia tidak ingin mengekang puteranya, begitu katanya. Tapi di sini, Seungri lah yang selalu melapor apapun yang Jiyong lakukan. Meminta izin ketika akan melakukan sesuatu dengan Jiyong. Menanyakan kabar Nyonya Kwon menggantikan kewajiban Jiyong. Inilah mengapa Nyonya Kwon sangat amat menyayangi Seungri. Ia menganggap Seungri sudah seperti putera keduanya.  Dan rasa sayang Nyonya Kwon sering dimanfaatkan Seungri untuk melibatkan Jiyong dalam berbagai masalah yang ia timbulkan.

Hanya hal ini yang tidak Seungri laporkan pada Nyonya Kwon meski itu melibatkan Jiyong. Menyebalkan bukan?

~▪~

Bangkok sedang cerah-cerahnya saat Jiyong dan Seungri memasuki pelataran Grand Sukhumvit Hotel. Di sana mereka akan menginap sekaligus bertemu dengan calon kolega Seungri.

Jiyong tidak tahu pasti di mana dan kapan Seungri bertemu dan mengenal mereka. Karena sebenarnya Seungri cukup banyak menghabiskan waktu bersama Jiyong. Jiyong saja merasa ia seperti kekurangan waktu untuk bermain. Lalu Seungri? Sebenarnya ini teman dari mana pikirnya!

Saat ini Seungri nampak sibuk dengan handphonenya. Sibuk menghubungi seseorang di seberang sana. Entah siapa!

Jiyong yang masih tidak habis pikir berusaha menikmati pemandangan yang disuguhkan oleh hotel tersebut. Hotel yang cukup menarik dengan tipe bangunan klasik. Menonjolkan warna dasar gold dan cream yang membuat bangunan tampak  lebih megah dan elegan.

Satu hal yang juga elegan di mata Jiyong saat ini adalah sosok gadis di Lobby

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu hal yang juga elegan di mata Jiyong saat ini adalah sosok gadis di Lobby. Gadis cantik dengan rambut blonde sebahu. Gadis yang sedang sibuk dengan beberapa orang di sekelilingnya. Gadis itu banyak tersenyum. Bahkan senyum itu tidak pernah hilang dari wajahnya.

Ia sepertinya bukan salah satu karyawan di hotel ini, pikir Jiyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ia sepertinya bukan salah satu karyawan di hotel ini, pikir Jiyong. Dilihat dari pakaiannya. Ia memang tidak seperti karyawan hotel.

~▪~

Jilice will begin
Mohon bersabar yaaa

I Am On The Last ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang