47

685 97 20
                                    

-Agustus 2014-

Lain di Seoul lain di Jeju. Setelah perdebatan panjang dengan dirinya sendiri. Jiyong memutuskan untuk berlari secepat kilat dari kamarnya menuju restaurant sang ibu di depan rumah.

Ini adalah jam padat bagi restaurant. Jamnya orang-orang datang untuk makan siang. Entah pelayan, kasir, koki, sampai pembeli, semuanya sibuk di jam ini.

Begitu juga semua orang di restaurant Nyonya Kwon.

"Haaaahhh haaaahhh. Eomma! Mana Lisa?" Tanya Jiyong sambil ngos-ngosan. Pria itu celingak celinguk kanan kiri. Mencari keberadaan gadis yang sejak tadi menari-nari di kepalanya.

"Lisa? Bukannya dia di rumah?" Jawab sang ibu singkat.

"Eopseoyo eomma! Haaaahh haaaahhh" Sahut Jiyong masih terengah.

"Kau berlari?" Tanya Nyonya Kwon sambil menoleh ke arah Jiyong. "Ada yang mencari Lisa?" 

"Jiyong! Haaahh haaaahh Jiyongie eomma! Jiyong" sahut Jiyong sekenanya sambil putar balik kembali ke rumahnya.

"Jiyong?" Beo Nyonya Kwon heran.

Tak mau ambil pusing dengan urusan putera semata wayangnya, wanita paruh baya itu memutuskan kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti tadi. Menghitung uang di meja kasir!

Di sisi lain, Jiyong hampir tiba di teras rumahnya. Rumah yang sangat luas yang baru ia sadari beberapa detik lalu.

Pria itu kali ini memilih berjalan cepat. Kontras dengan adegan sebelumnya dimana ia berlari seperti orang kerasukan.

Berlari mencari Lisa dan berlari di treadmill sangat berbeda. Kali ini tubuhnya lebih cepat berkeringat. Kakinya lebih cepat lemas. Nafasnya lebih pendek. Jantungnya juga berdegup lebih keras.

Bahkan gendang telinganya saat ini masih dipenuhi oleh suara nafas dan degup jantungnya sendiri.

Tenang Ji
Tenanglah

Tarik nafaaaasss - buang
Tariiiikkk - buang

Batin pria itu. Berusaha menenangkan dirinya.

Butuh beberapa menit untuk Jiyong berdamai dengan nafas dan jantungnya sebelum akhirnya pria itu masuk ke rumah dan mulai mencari Lisa.

"Lisa-ya" Panggil Jiyong. Sedikit berteriak. "Lalisa?"

"Nee oppa?" Terdengar samar suara Lisa dari dalam kamar tamu.

"Aaahhh. Kau di dalam rupanya" komentar Jiyong basa basi. "Boleh aku masuk?" Imbuhnya sambil berjalan mendekat ke arah pintu kamar.

"Tidak boleh!" sahut Lisa cuek.

"Wae?" Tanya Jiyong polos sambil memainkan tangannya di pintu kamar Lisa. Dibaca: mengetuk-ngetuk! 

"Mian oppa. Aku sibuk sekarang!" Teriak Lisa dari dalam. Terdengar bunyi-bunyian khusus dari dalam kamar. Khas orang yang sedang mondar mandir sambil melakukan sesuatu.

"Kau sedang apa? Oppa perlu bicara sebentar saja Lisa-ya" tutur pria itu lembut. Masih konsisten memainkan tangannya di pintu kamar Lisa. Menirukan ketukan khas dari salah satu lagu Bigbang favoritnya.

1 detik
2 detik
15 detik

Hening

Hanya satu kali terdengar bunyi kursi yang bergeser dari dalam kamar. Sepertinya Lisa sedang memindahkan sesuatu, pikir Jiyong.

"Lisa?" Panggil Jiyong pelan.

"Nee" sahut gadis itu lembut. "Apa lagi oppa?"

"Belum selesai?" Tanya Jiyong halus. Pria itu masih berdiri di pintu kamar Lisa tanpa bergeser seinchi pun.

I Am On The Last ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang