-Agustus 2014-
Tok tok tok
Tok tok tok
"Tuan muda" panggil Min Seok. Asisten rumah tangga itu sedang mengetuk pintu kamar Seunghyun saat ini.
Tok tok tok
"Anu tuan.. Maaf" kata Min Seok begitu pintu terbuka. Menampilkan sosok pria acak-acakan yang masih setengah terpejam. "Barusan Nyonya menelepon, Nyonya bilang sebentar lagi Tuan dan Nyonya akan pulang. Nyonya meminta saya membangunkan tuan dan yang lainnya"
"Jam berapa sekarang bi?" Tanya pria itu dengan suara paraunya. Khas orang bangun tidur.
"Setengah tiga, tuan Jiyong" jawab Min Seok lembut.
"Baiklah. Terima kasih bi. Yang lain biar aku saja yang bangunkan"
Setengah terpejam Jiyong kembali mendekati tempat tidur. Dia ingat bahwa dirinya punya janji dengan Lisa sore ini. Dia harus menghubungi gadis itu dulu sebelum membangunkan yang lainnya.
"Woi panda! Minggir. Kau menindih ponselku" kata Jiyong sambil menyingkirkan tubuh Seungri.
Ya. Seungri dan Jiyong tidur di ranjang yang sama. Ranjang Seunghyun! Sudah biasa mereka berbagi bantal, kasur, dan selimut jika menjajah kediaman orang lain. Ranjang Daesung dan Yongbae tidak luput dari jajahan keduanya.
Lalu, di mana Daesung dan Yongbae?
Ada. Mereka tergeletak di lantai! Tidur beralaskan karpet bulu yang sengaja diletakkan di sana oleh Nyonya Choi. Awalnya hanya untuk pemanis ruangan, lama-lama beralih fungsi jadi tempat tidur, tempat bersantai-santai, tempat bergosip para pria, hingga tempat penyiksaan bagi Seungri. Always Seungri.
Seunghyun sendiri memilih tidur di sofa di sudut kamarnya. Selain tidak berniat berbagi singgasana, dia juga berusaha menghindari godaan dadakan ala Seungri atau Jiyong saat tidur. Baca, "peluk-peluk", "usel-usel", "sosor-sosor", atau aneka macam skinship lainnya. Seunghyun tidak membencinya, hanya saja tidak untuk saat ini. Pria itu sedang lelah.
"Selamat sore tuan 805, dengan Lalisa Manoban ada yang bisa dibantu?" Kata Lisa ramah.
Jiyong baru saja menghubungi Lisa saat ini. Ini kali pertamanya mendengar kembali suara gadis itu melalui sambungan telepon sejak November 2012 lalu.
"Selamat sore tuan 805, dengan Lalisa Manoban ada yang bisa dibantu?" Ulang Lisa.
"Apa kau punya asbak?" Tanya Jiyong sambil tersenyum. Pria itu memutuskan untuk mengikuti permainan gadisnya. Ups!
"Tentu" sahut Lisa riang. "Asbak, bolpoin, kertas, bahkan seorang housekeeping merangkap concierge pun ada"
"Kau mengingat semuanya dengan baik" kata Jiyong. "Apa kau juga ingat soal wine dan villa? Mau membicarakannya denganku? Di balkon mungkin"
"Oppa" Rengek Lisa dari seberang sana.
"Aku yakin kau akan suka dengan konsep villaku, Lisa" Goda Jiyong lagi. "Lihat-lihat saja dulu"
"Oppa"
"Aku tidak keberatan kalau harus mengantarmu. Saat kau libur bagaimana?"
"Oppa hentikan! Menyebalkan!!"
"Hahahaha" Jiyong tertawa ngakak menanggapi Lisa. Dia yang menggoda, dia juga yang merajuk. "Aku hanya bercanda"
"Terserah" jawab Lisa sengit.
"Oke oke. Tidak lagi"
"Aku. masih. marah" sahutnya penuh penekanan.
"Hahaha. Apa kau tahu apa pesan eomma padaku jika suatu hari aku melihat seseorang yang sedang marah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am On The Last Chapter
Hayran KurguIni adalah kisah sepasang anak muda Korea Selatan, Jiyong si coverboy dan Lisa si mahasiswi energik Tulisan pertama yang aku coba buat di wattpad Semoga temen-temen suka :) Saranghae