"Jadi gini... Sebenarnya Araya itu udah ngga ada, yaa meninggal dunia. Aku juga sempet ngga percaya ta―"
"Hah? Jangan cerita dari situ dulu kenapa. Serem nih." potongku sambil mengusapngusap lenganku, karena aura disini menurutku jadi berubah menyeramkan.
"Ih denger. Itu karena dia merasa bersalah, mungkin—"
"Liv! Masih disini?" suara Jungwoo yang berteriak menghampiri kami. Selalu saja tidak tepat. Waktu itu Haera, sekarang Jungwoo, mereka itu benar-benar bisa menjadi pasangan ter-nyebelin.
"Pacaran nih sama dia?" tanya Haera usil padaku.
"Apaan ngga!" jawabku serempak dengan Changbin, membuat kami saling menoleh.
"Oke-okee, sampe kompak gitu." kata Haera sambil terkekeh. Kalian cepat pergi, aku masih pingin tahu kelanjutannya.
"Lun pulang yo, dah malem. Biarin aja mereka, mau pacaran kali." ajak Haera pada Jungwoo, dan Jungwoo pun meng-iyakan ajakannya. Baguslah.
"Tadi gimana?" tanyaku lahi, saat memastikan mereka benar-benar menjauh.
"Eum lanjut besok lagi deh. Ini udah malem, ngga baik kalau seorang gadis masih diluar." katanya.
Oke. Sekarang aku benci dengan fakta 'seorang gadis tidak boleh keluar malam'. Apa aku harus jadi pria dulu?
RED STRING
Aku sampai dirumah. Dan kalian tau? Yuta sudah berdiri dibalik pintu sambil melipat tangannya. ―mungkin dia marah, ahh dan mengingat amarahnya yang terjadi seminggu yang lalu, aku jadi takut padanya. Bahkan saat dia tersenyum manis pun, aku masih sedikit takut padanya kali ini.
"Udah beres pacarannya?" tanya Yuta, yang dari tadi terdiam.
"Hah?" aku menatapnya heran, dan dia malah pergi. Sial. Aku malah jadi merasa benar-benar selingkuh sekarang. Padahal apa hubunganku dengan Yuta?
"Kak?" kataku sedikit berteriak, dan kak Steve ternyata sudah di alam mimpi. Dia tidur di sofa dan lupa matiin TV. Aku berniat untuk mematikan TV nya, tapi tidak jadi karena takut, nanti sepi.
Aku pun memilih langsung naik tangga berlari menuju kamar, dan Yuta sudah ada dikamar.
"Mau ganti baju? Aku keluar dulu kalau gitu." Kata Yuta, aneh, ngga kayak biasanya. Akupun mulai ganti baju setelah Yuta benar-benar keluar. ―yaa aku tidak membersihkan terlebih dahulu badanku, aku hanya langsung mengganti baju. Aku malas.
Akupun langsung menghempaskan tubuhku dikasur, dan setelah itu mendapatkan pesan dari kak Taeyong. ―hhmm, pesan aneh. Dia mengirimiku pesan berisi. Jangan tidur malem yaa, selamat malem... hati-hati, kalau bisa tidur sama kak Steve aja dikamarnya. Dengan emot Hati, hhmm.
Tapi untuk apa aku harus berhati-hati, takut lampu dikamarku konslet lagi? Tenang saja, itu sudah diperbaiki.
RED STRING
Knock! Knock! Knock! Knock! Knock!
"Alive!!! Liv bangun!!!" Teriak Jungwoo dari luar. Issh! Dihari libur kayak gini masih aja ada yang ngebangunin.
"Liv!!!" teriaknya lagi.
Knock! Knock! Knock!
"Iya-iyaa, tunggu!" kataku sambil mengacak rambutku. Akupun melangkahkan kakiku untuk membuka pintu dengan malas.
"Apa?!"
"Ihh. Masa cewek baru bangun sih?" komennya saat aku membuka pintu. Brak! Aku menghempas kembali pintuku.
"Yah liv! Tunggu dulu." Rengeknya berteriak kembali dari luar.
"Apa lagi?" aku hanya menampakan kepalaku dari balik pintu.
"Ini... Bantuin Uwuu." katanya sambil memperlihatkan sebuah paperbag berukuran kecil. Akupun membuka pintu, sedikit penasaran apa yang Jungwoo bawa, yaa tapi sedikit gengsi juga.
"Apa?" kataku pura-pura acuh.
"Aku ngga tau, tapi ini pengganti kacamata." Katanya, sambil mengeluarkan kotak kecil dari dalam paperbag.
"Oohhh~ —Hah?! Apa? Sejak kapan kamu pake ini?!" kataku terkejut. Ih Jungwoo sekarang makin macem-macem deh.
"Tolong uwu ya?" dia langsung masuk kedalam, mengambil kursi dan berdiri didepan kaca. Jadi, siapa yang punya kamar disini? Dia tersenyum sambil menatapku, memasang puppy eyes agar aku luluh dan mau membantunya. Huuu gemas.
"Tunggu, kasih aku waktu setidaknya untuk menggosok gigi dan mencuci mukaku." Kataku, dan dia masih tersenyum sambil mengangguk.
Dengan cepat aku kemar mandi, menggosok gigiku dan mencuci muka. Agar Jungwoo juga tidak terlalu lama menungguku dikamar, walaupun dia biasanya sering menungguku juga.
"Aku harus apa?" kataku sambil duduk dipinggir kasur, setelah dari kamar mandi.
"Diem aja, liatin. Uwu pernah pake ini sekali, tapi uwu masih takut." Dia mulai membuka kacamatanya, dan seperti permintaanya aku hanya diam menyaksikannya. Dia membangunkan aku hanya untuk menyaksikan dia menggunakan lensa kontak?
Oh ayolah Jungwoo, apa kamu belum pernah merasakan sebuah tendangan pada masa depanmu itu?
"Gimana?" tanyanya, dan aku diam saja, aku juga udah sering melihat dia tanpa kacamata. "Jelek ya?" tanya lagi.
"Kamu salah orang deh, aku kan udah sering liat kamu tanpa kacamata." kataku.
Dia menepuk jidatnya, "Oh iya! Lupa!" katanya. Hihh, rasanya makin gemas hingga aku ingin mencubit pipinya itu sampai kulitnya terlupas. "Yaudah, kalau gitu mending pake kacamata atau gini?" tanyanya lagi.
"Terserah lah, aku masih ngantuk." Kataku, lalu menghempaskan tubuhku dikasur.
"Ihh masa mau tidur lagi, nanti jodohnya ilang." dia menarik tanganku membuat tubuhku sedikit terangkat dari kasur.
Jodohnya hilang? Jungwoo kebanyakan main sama Haera sampe bisa ngomongin tentang ini. Lagian jodoh aku sepertinya memang sudah hilang, buktinya benang merah di kelingkingku putus, dan Yuta sekarang hilang tidak tahu kemana.
Hhmm... Yuta ?
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
RED STRING | ✔
FanfictionNCT 127 - Nakamoto Yuta [ bahasa | completed ] An invisible redstring connects those who are destined to meet, regardless of time, place, or circumstance. The thread may stretch or tangle, but will never break. Maybe ... But, i can see it. ©Do...