31. Love Sign.

673 96 45
                                    

May have 17+ content.

——————————


Aku memencet bel apartemen milik Yuta. Tapi ngga ada balasan dari dalam, sama sekali. Aku telpon juga ngga diangkat.

Apa dia masih marah karena kemarin?

Akupun mencoba memencet password untuk membuka kunci apartemennya. Tapi aku salah, dan ini udah yang kedua kalinya.

Tahu apa yang aku coba? Tanggal lahir ku dan eumm—pokoknya itu. Tanggal hari dimana aku menerimanya sebagai kekasihku. Ahhh sepertinya aku yang terlalu berharap kali ini, bahwa Yuta mungkin akan menggunakan salah satu tanggal spesial itu untuk kunci apartemennya.

Dan akupun memencet sekali lagi asal. Tapi pintu itu terbuka, aneh sekali... Angka nya apa ya? 000127 kalau ngga salah.

Akupun masuk dan disuguhi oleh pemandangan kertas yang berserakan dimana-mana, laptop yang dibiarkan menyala, gelas dan piring kotor, dan juga Yuta yang tertidur di sofa. Dia sepertinya kelelahan. —ahh dia bilang dia sedang banyak tugas kemarin. Maafkan aku karena tidak bisa membantumu.

Aku merapihkan semua kertas dan meja, menyimpan dan mencuci wadah yang kotor tadi, menyapu ruangan ini lalu mengepelnya. Terakhir menyimpan data yang dia kerjakan dan mematikan laptopnya.

Akupun kekamar hendak mengambil selimut untuknya. Lalu aku memasangkan selimut itu padanya, aku pun memberi kecupan pada keningnya sebagai bonus, dan rasa maafku untuknya karena tidak ada disampingnya saat dia sedang sibuk.

Baru saja aku melangkahkan kakiku, dia malah menarik lenganku membuat aku jatuh terduduk dan membiarkan pinggangku dipeluknya.

"Ada tamu yang memencet bel tadi." katanya sedikit melantur.

"Itu aku." kataku tapi tidak ada balasan mungkin tertidur lagi.

Aku melepaskan tangannya yang melingkar pada pinggangku. Lalu kedapur untuk membuatkannya sarapan.

Tidak cukup banyak bahan yang ada disini, alhasil aku hanya menumis beberapa bahan yang ada, dan membuat telur dadar untuk sarapannya. —kalau tahu seperti ini, aku tadi bawa masakan kak Steve dirumah.

"Bikin apa hhmm?" Aku tersentak. Yuta tiba-tiba melingkarkan lengannya dipinggangku dari belakang.

"S-sarapan."

"Yang enak, ya?" katanya lalu menempelkan kepalanya dibahuku.

"Lepas lahh, aku lagi masak." Protesku, karena tidak nyaman dengan posisinya sekarang. Ini terlalu dekat.

"Aku masih ngantuk." katanya.

"Kalau gitu tidurlah, nanti aku bangunin kalau udah siap sarapannya."

"Ngga mau, aku pingin gini aja." Katanya, dan dia malah makin erat memelukku. Membuat aku memutar bola mataku malas tanpa sepengetahuannya.

"Tapi aku lagi masak." kataku.

"Biarin."

"Nanti kalau ngga enak gimana?"

"Biarin."

"Ih! Yuta sayang, tidurnya disofa aja, ya? Aku lagi masak." kataku kesal.

"Apa tadi, sayang? Hhmm iya deh aku ke sofa lagi." katanya lalu pergi. Dasar, giliran dipanggil gitu aja baru nurut!

Oh tidak. Mulutku baru saja berkata yang aneh-aneh.

fyi, aku bisa memasak karena sering ditinggal ibuku. Yaa walaupun kak Stevr lah yang sering memasak.

RED STRING | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang