03. Why?

1.4K 224 77
                                    

Author pov.



Mereka bertiga sekarang sedang berjalan dipusat kota. Malam ini cukup banyak orang yang berlalu-lalang, dan rata-rata berdua dengan pasangannya.

Itu karena hari ini adalah akhir pekan, dan anehnya Haera lebih memilih keluar bersama aku dan Jungwoo daripada bersama Chan —pacarnya.

"Ke optik yuk!" ajak Haera, sambil menarik lengan Jungwoo dan Alive.

"Ngapain, beli kacamata?" tanya Alive sambil sedikit demi sedikit mencoba melepas tautan tangannya dengan Haera. Alive sedikit risih dengan skinship, mau itu dengan seorang laki-laki ataupun seorang gadis.

"Ngga liv, beli kimchi." jawab Haera.

"Yaampun, cuman nanya gitu aja padahal." jawab Alive sambil mem-poutkan bibirnya.

Sebenarnya, pertanyaan Alive itu emang ngga masuk akal. Sudah tahu Haera mengajaknya ke optik, tapi dia masih menanyakan tujuannya. Yang pasti beli kacamata.

Mereka bertiga pun masuk ke optik, wangi khas optik tercium dan Alive ngga suka wangi itu—termasuk wangi khas rumah sakit.

"Kenapa?" ―Alive masih diam, itu karena seseorang yang bertanya kepadanya adalah Yuta. "Ngga suka wanginya? Kamu sama kaya Ara deh." lanjut Yuta, Alive menatap Yuta, seakan akan bertanya 'Dia siapa?'

"Ngga tau, cuman tiba-tiba aku bilang nama itu aja." jawab Yuta.

RED STRING

"Uwu mins mata kamu masih sama?" tanya Haera saat mereka sudah lebih dulu menghampiri etalase yang memperlihatkan beberapa macam model kacamata.

"Iya, kenapa?" kata Jungwoo heran.

"Eum... Cek dulu deh biar pasti" kata Haera. "Kak, tolong ya, dia." Kata Haera pada karyawan dioptik, Haera pun mendorong punggung Jungwoo, lalu menghampiri Alive yang ternyata malah duduk dikursi tunggu, dan melihat Alive yang sedang melamun disana.

"Oee, Liv!" kata Haera lalu duduk disamping Alive, terkesan menyerempet.

"Ehh, apa? Udah selesai? Uwu mana?" tanya Alive bertubi.

"Ngga, belum, tunggu aja disini." kata Haera.

"Kamu apain Uwu?!" tanya Alive panik, tentu saja, ini masalahnya Jungwoo, yang mamahnya Jungwoo selalu menitipkan Jungwoo pada Alive. Terbalik bukan? Seharusnya seorang gadis yang dititipkan pada seorang laki-laki.

"Ada deh" jawab Haera sambil mengibaskan rambutnya.

Tidak ada yang membuka percakapan setelahnya, Alive hanya melihat kearah luar jendela dan Haera menunduk mengamati lantai-lantai.

"Eum... Haera, kamu yakin Chan emang suka sama kamu?" tanya Alive, dia menatap Haera, dan Haera mengangkat kepalanya.

"Yakinlah, makannya aku terima. Kenapa?" jawab Haera.

"Ntahlah, aku masih punya feeling ngga enak. Kamu tau kan? Walaupun dia banyak degemnya tapi dia si trouble maker sekolah." kata Alive, lalu membuang arah pandangnya.

"Udahlah Liv, ngga usah khawatir, dia bilang dia udah berubah." kata Haera dengan nada yang tidak nyaman.

"Mantannya aja banyak, suka mainin cewek, genit ter—" ucapan Alive terpotong.

"Udah liv, dia udah berubah... Jadi jangan khawatir. Oke?" timpal Haera, membuat Alive hanya bisa mengangguk-anggukan kepalanya.

Alive terdiam, dia ingin mengatakan kalau misalnya hubungan mereka cuma-cuma, tapi mau gimana lagi? Dan juga, perkataan Alive soal Chan tadi benar. Chan memang seorang trouble maker disekolah—bahkan diluaran. Dia bahkan pernah jadi buronan polisi, but Alive ngga tau masalahnya apa. ―karena Alive juga hanya mendengar kabar seperti itu, dan menyaksikan kekacauan yang dibuatnya disekolah, tidak diluaran.

"Ehh, Uwu udah keluar. Tunggu disini duduk, aku kesana lagi ya?" kata Haera.

RED STRING

"Kamu ngapain tadi?" tanya Alive pada Jungwoo, saat sudah berada diluar optik.

"Cuman periksa mata." jawab Jungwoo.

"Yuk udah, ketempat lain yuk." ajak Haera yang baru saja keluar dari optik, setelah tadi menyuruh untuk duluan keluar pada Jungwoo dan Alive.

"Kayaknya Haera suka sama Jungwoo deh?" tanya Yuta tiba-tiba, Alive menangguk pelan agar tidak ada yang mencurigainya.

"Kenapa liv?" Tanya Jungwoo yang ternyata sedang memperhatikan Alive.

"Ngga." jawabnya singkat.

"Eh culun, beli eskrim yuk." Ajak Haera pada Jungwoo, Haera pun menggandeng lengan Jungwoo, tidak lupa juga menarik lengan Alive—sebenarnya Jungwoo yang menariknya.

Alive benar-benar seperti nyamuk sekarang, tau ini akan terjadi dia tidak akan meng-iyakan ajakannya untuk kali ini.

RED STRING

"Ah cape." Alive merembahkan dirinya dikasur. Dia cukup lelah mengikuti mereka berdua—Jungwoo dan Haera, lagian selama mereka disana Alive hanya menjadi nyamuk.

Alive berpikir kalau dia sepertinya tidak dianggap ada tadi, itu karena Jungwoo dan Haera yang malah asik berdua.

"Aku sekarang yakin." kata Yuta yang duduk ditepian kasur.

"Yakin apa?" Alive yang heran membenarkan posisinya menjadi duduk sejajar denga Yuta.

"Kalau cinta Jungwoo tidak bertepuk sebelah tangan." Kata Yuta yakin, matanya berbinar saat mengatakan itu, bahkan wajahnya sedikit maju membuat Alive undur

"Mu-mungkin."

"Mandi gih, bau" kata Yuta sambil membaringkan tubuhya dikasur.

"Emang kamu bisa nyium?" tanya Alive.

Yuta kembali bangkit mengubah posisinya kembali duduk. Wajahnya mendekat pada Alive, lebih dekat dari sebelumnya. Chu. Sepertinya Yuta salah paham dengan perkataan Alive.

"Aku bisa nya nyium gitu." kata Yuta terkekeh masam

Pikiran diotak Alive berubah menjadi blank, dia tidak bisa berkata-kata lagi akibat apa yang Yuta lakuakan padanya, "Yu... YU... Yu... YUTA!!" teriak Alive. Ini first kiss nya, jelas dia akan merasa marah, dan first kiss nya itu malah diambil oleh seseorang yang bahkan tidak diketahui wujud aslinya apa—identitasnya saja tanda tanya.

"Sorry." Yuta malah terkekeh.

"Kenapa dek?" kepala Steve mengintip di balik pintu kamar milik Alive. Sontak Alive terkejut, dan memikirkan jawabn yang menurutnya sedikit masuk akal.

"Ngga kak. Kaget, itu bahasa jepang. Lagi belajar, hhe." jawab Alive, membuat Steve ber-Ohh lalu pergi, menghilang dari balik pintu.

"Yut, aku serius penasaran, kamu itu hantu atau apa sih? Kok kita bisa ngelakuin skinship?" tanya Alive.

"Aku orang ganteng." kata Yuta.

"Aku serius!" sentak Alive, membuat Yuta menciut.

"Ya aku juga ngga tau sebenarnya aku ini apa." jawab Yuta melirih.

Kali ini Alive hanya diam, melangkahkan dirinya—mengambil handuk dan memilih untuk mandi membersihkan dirinya sekalian membersihkan pikirannya.

Tidak habis pikir, bagaimana bisa dia bisa bertemu dengan Yuta yang tidak jelas indentitasnya. Pikirnya.


Tbc...

RED STRING | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang