24. Weekend.

708 108 29
                                        

Dengan hati dag dig dug aku bolak-balik seperti setrika didepan pintu rumah kak Taeyong. Dia ngajak aku pergi, tapi menyuruh aku yang disuruh dia, buat nyamperin dia. Oke untung sayang.

"Kak Liv." sapa Mark, saat membuka pintu.

"Ahh Makeuu." kataku, lalu aku menggigit kuku ibu jariku.

"Kenapa kak?" tanyanya, yang menatapku heran.

"Ah ngga."

"Oh oke, kak Taeyong!! Liv udah didepan!!" teriak Mark.

Malah dipanggilin, sudah tahu aku belum siap untuk bertemu dengan dia. Soal yang kemarin.

Ahh lupakan. Memang kami tidak melakukan apa-apa. Hanya melakukan pillow—talk, dan yaa kak Taeyong menemaniku sampai larut malam karena kak Steve pulang tengah malam. Dan entah kenapa, rasanya aku langsung malu setengah mati setelah setiap mengingat kejadian itu.

"Maaf nunggu, yuk, mau berangkat sekarang?" Ajakannya sambil melipat lengan kemeja yang dia gunakan.

"Hhmm."

RED STRING

Kami datang kesebuah café ditengah kota, entah apa alasannya yang tiba-tiba tadi pagi mengajakku untuk 'keluar', dia hanya bilang stres dengan tugas kuliah.

Dan aku meng-iyakan karena dia sendiri  bilang ngga nerima penolakan, katanya. Karena jujur, aku masih malu jika harus bertemu dengan kak Taeyong.

"Eum... kakak kebelet." Katanya, dan dia langsung berdiri, tapi aku langsung menarik lagi tangannya.

"Jangan ninggalin aku kak." aku benar-benar seperti trauma, aku masih ingat saat dia izin ke toilet dan malah pulang waktu itu.

"Ih sekarang kakak serius." Katanya sedikit merengek. Oke aku percaya sekarang, lagi pula kali ini sepertinya dia memang sedang ingin buang air.

"Ah oke." Kataku sambil melepaskan lengannya, dan dia langsung sedikit berlari kearah toilet.

A

pakah dia selalu lama saat kekamar mandi? Aku takut kalau dia benar-benar akan meninggalkanku lagi.

Semoga saja ini bukan rencananya untuk mempertemukanku dengan Yuta, lagi. Karena setelah melihat kejadian kemarin.

Aku lapar, apa aku makan duluan saja kue nya? Ahh bodo amat, aku sudah sangat lapar.

"Maaf lama, toiletnya penuh." kata kak Taeyong, sambil menarik kursi yang hendak dia duduki. "Ohh iya, tadi aku liat uwu diluar." Lanjutnya.

Jungwoo?

"Uwu sama Haera?" tanyaku.

"Iya, sepertinya sedang berkencan. Kamu ngga kencan sama Yuta gitu, dek?" Tanyanya, satu kalimat yang membuatku berpikir berjuta-juta jawaban. "Ahh iya-iya, aku tau kok dek. Dia cerita sama kakak semuannya." lanjutnya, membuatku sedikit terkejut.

Semuanya... Ngga mungkin sama adegan itu nya, kan?

"Kenapa sih dek?" tanyanya.

"Eum ngga kak. Bukannya kakak juga tau, ya? Soal kemarin." kataku berusaha bodo amat. "Ahh iya, kenapa ngga bahas yang lain aja?" lanjutku, aku akan kesal jika terus-terusan dia membahas tentang ini.

"Mau ajak Yuta, ngga?" tanyanya. Dan itu tentang Yuta lagi.

"Kak, ngga mau gitu ngabisin waktu berdua sama aku? Stop ngebahas yang tadi kak." kataku sambil mengusap-usap wajahku kasar.

RED STRING | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang