33. My Sun and Moon.

856 95 29
                                    

Waktu terus berlalu begitu cepat. Tidak terasa juga hubunganku dengan Yuta sudah hampir 1 tahun. Ngga ada yang istimewa dengan hubungan kami, hanya berdebat. Terus kangen-kangenan.

Ibuku sudah tahu kalau aku berpacaran dengan Yuta, itu karena kak Steve sialan itu.

Sekarang lagi musim-musimnya anak kelas 3 SMA untuk mendaftar universitas. Dan aku? Yuta selalu menyuruhku untuk ikut ujian masuk.

Aku masih malas untuk berkuliah sekarang. Tapi semuanya malah terus menyuruhku ikut ujian masuk perguruan tinggi. Dan bahkan mereka, teman-teman kak Steve. Mendaftarkanku ke Ivy University fakultas pendidikan matematika dan saints. Gila kan?

Tapi semoga saja aku ngga diterima, dan sekarang aku sedang menunggu hasilnya.

Tapi menurutku aku pasti diterima. Tapi masalahnya aku tidak mau sekolah pendidikan. Aku ngga mau jadi guru.

"Kalau aku diterima aku ngga akan ambil ya." kataku sedikit berbisik pada Yuta.

"Lah kenapa?" tanya Yuta.

"Aku ngga mau, aku males."

"Ih jangan males-malesan." kata dia yang malah menangkupkan wajahku pada tanganya.

"Nanti kalau aku jadi guru terus banyak yang suka sama aku gimana? Kayak mas Taeil." kataku alasan.

"Ya hak mereka. Kamu juga salah satu degemnya mas Taeil kan?" Katanya, dan dia malah menekan pipiku.

"Ah pokoknya aku ngga mau jadi guru Yutaaaa." kataku sambil melepaskan tangannya yang dari tadi memainkan wajahku.

"Yaudah jadi istri aku aja." katanya.

"Yaudah iya." kataku, membuat dia menarik wajahku.

"Sekali lagi, ngga denger." katanya sambil mendekatkan telinganya.

"Yaudah iya aku jadi guru aja." kataku

"Ih tadi bukan itu, tad—" perkataan Yuta terpotong.

"Jangan pacaran mulu, nih e-mail nya udah masuk." kata kak Taeyong. Ohh iya, tidak hanya dengan Yuta. Aku menunggu hasil itu keluar bersama Jungwoi, kak Taeyong, kak Steve, dan mas Taeil. —Tentu saja mas Taeil ikut karena dia yang membuat rencana ini dari awal. Memasukanku ke fakultas matematika dan ilmu saints.

"Aku udah tau jawabannya. Pasti di terima, dengan nilai sempurna." kataku.

"Belagu banget sih pacar aku." kata Yuta sambil mengacak ngacak rambutku.

"Kalau ngga percaya liat aja." kataku.

"Mending liat yang uwu dulu." timpal Jungwoo sambil menggeser tubuhku agar berpindah.

"Oke." kata mas Taeil.











"YEAYYYYYYY!!! UWUUU DITERIMAAAAA!" Teriak Jungwoo antusias, dia langsung teriak-teriak tidak jelas dan melompat-lompat diatas sofa.

"YEAAYYYY UWU BAKAL JADI DOKTER!!!!" teriaknya lagi, —fyi, Jungwoo memang mengambil fakultas kedokteran. Dan sekarang, kalian tah apa yang Yuta lakukan? Dia menutup telingaku dengan kedua tangannya.

"Wu selamat, progam I lagi." kata mas Taeil. Dia masuk TOP 3 kalian tahu kan apa yang terjadi? Aku pernah menjelaskan sebelumnya.

"Buka e-mail yang adik gue." kata kak Steve. Dan hasilnya aku diterima. Hasil ujianku 98% dan aku juga masuk TOP 3. Benerkan apa aku bilang?

Tapi aku tidak antusias. Malah Jungwoo yang antusias, dia terus menggoyang-goyangkan tubuhku sampai Yuta memeluk tubuhku untuk melindungiku dari serangannya.

"Wu, umur kamu berapa sih?" tanya ku.

"Euuuum mau 20, ih uwu udah 20 tahun." katanya terkesan terkejut dengan perkataanya sendiri. Yang membuatku terkekeh, dan yang lain ikut tertawa.

"Heh, itu udah pelukannya." Omel kak Steve saat menyadari Yuta yang tidak melepaskan pelukanku.

"Jangan lepas." bisikku lalu terkekeh.

"Nanti aku ajarin kamu biar jadi pria wu." kata mas Taeil membuat aku yang sedang asik terkekeh berdua dengan Yuta langsung menoleh kearahnya.

"Jiaaaah, si mas nyari uji coba lagi." kata Kak Steve.

"Emang siapa sebelumnya?" tanyaku sambil melepaskan pelukan Yuta.

"Tuh." ucap Yuta sambil menunjuk kak Taeyong. "Percobaan berhasilnya mas, kan waktu dulu Taeyong 11-12 kayak uwu." lanjut Yuta.

"Eh jangan bawa-bawa masa lalu dong." Kata kak Taeyong sewot.

"Tapi fakta, kan?" goda Yuta.

"Tapi sekarang kan udah manly. I'm swag man." kata kak Taeyong membanggakan diri, membuatku terkekeh kembali walaupun tidak terlalu mengerti dengan keberadaan disini.

"Alaaah, tapi dulu pernah kan pipis dicelana? Disekolah lagi, cuman gara-gara liat kecoa." Kata Yuta lagi-lagi menggoda kak Taeyong.

"Nakamoto Yuta!" Teriak kak Taeyong kesal. Alhasil mereka malah kejar-kejaran sekali-sekali menjitak kepalanya karena tertangkap dan berlari lagi. —dasar, seperti anak kecil saja!

"Ehh Liv dengerin, si Yuta lebih parah, dulu dia malah pernah berak dikelas gara-gara takut sama guru killer." kata kak Taeyong sambil berlari, karena takut kena amukan Yuta pastinya.

"Heh! Aib gua tuh yong! Malah diceritain sama cewek gue lagi."

Begitu terus. Akhirnya mereka saling menjitak kepala secara bergiliran, dengan posisi yang sedikit berpelukan, dari yang aku lihat.

Aku selonjorkan kakiku siapa tahu mereka jatuh kan.

Bugh!

Sip. Pas seperti dugaan ku.

"Udah debatnya?" tanyaku. Mereka hanya beraduh aduh. Kalau aku nilai percobaannya mas Taeil, itu gagal. Buktinya mereka masih kayak bocah.

Tapi aku sayang kok.

Dua duanya berperan penting dalam kisah cintaku. Tapi pasti ada satu orang, yang lebih penting dalam sebuah kisah.

My lovely, my Moon... Nakomoto Yuta.


'nd

My Brother, my Sun... Lee Taeyong.


—tbc.

~' #spoiler
Taeyong di Oppa-Dongsaeng zone, sekarang. Tapi bentar lagi berlayar :v

RED STRING | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang