30. With 'nd Without U

645 91 27
                                    

Kami sedang duduk disofa sambil menonton we ware bears. Ahh maksudku aku dan Yuta.

Yuta menaruh tanganya dibelakang kepalaku. Mau modus nih pasti.

"Pindahin kenapa, orang lain tuh nonton drama atau yang semacam nya. Ini malah nonton kartun."

"Ih biarin terserah aku. Ngga suka ya pindah." kataku lalu mengangkat kakiku keatas sofa, biar bisa dipeluk.

"Ihh iya-iya, gemes aku tuh." kata Yuta sambil mencubit pipiku menggunakan tangannya yang tadi dibelakang.

"Ahh diem!" satu pukulan dari remote berhasil mengenai keningnya.

"Awh! Sakit ih." rengeknya, dan dia malah menbenturkan keningnya pada keningku.

"Ahh Yuta sakit. Pergi deh ahh ganggu mulu." usirku. Dan dia malah berdiri dan melangkahkan kakinya. Bodo amat ah.

"Liv?"

"Apa lagi?" tanyaku sambil sedikit tersenyum. —aku sudah tahu niatnya apa.

"Ngga akan ditahan, nih?" katanya. Dan akupun tersenyum. Tuh kan, dasar.

"Ngga. Silahkan, pintu keluar disebelah sana kalau mau pulang." kataku.

"Ah ngga asik ahh." Katanya, dan dia balik lagi lalu sedikit melompat memelukku yang duduk disofa.

"Suruh siapa mau jadi pacar aku?" kataku sambil memainkan rambutnya.

"Disuruh hati." Katanya asal, lalu dia malah mencium pipiku.

"Udah ahh, mau pergi. Kebelet pingin pipis dari tadi dikasih es." katanya, lalu pergi ke kamar mandi.

Lucu memang dia tuh, jadi sayang. Tapi udahnya pasti nyebelin.

RED STRING

"Pulang sana udah malem." kataku.

"Diusir nih?" katanya.

"Iya diusir." kataku, sambil mendorong badannya ke teras rumah. "Udah.. dah!" lanjutku, lalu melambaikan tangan.


"Ngga akan kangen nih?" Katanya dengan nada memelas.

"Ngga Yuta, kamu dari pagi disini." kataku.

"Dah, langsung tidur. Besok kesini lagi, ya?" katanya sambil berlalu pergi.

"Ih ngga ada kerjaan." Ucapku tak suka.
"Yuta!" teriaku lagi. Akupun langsung berlari menghampirinya lalu memeluk dia.


"Hati-hati." kataku. Dan dia mengangguk saat dia juga membalas pelukanku.


"Cepet pulang sana." kataku.

"Yaudah lepas dong pelukannya." kata Yuta sambil mengangkat tangannya. Aku bisa merasakan tangannya seperti melepas pelukan kita.

"Ngga mau." kataku merengek.

"Kamu ngusir aku tapi kamu ngga mau lepasin, gimana sih?" dia memelukku lagi sambil mengelus-ngelus rambutku.

"Aku serius harus pulang sekarang juga." katanya sambil sedikit mendorong badanku agar tidak terlalu memeluknya.

Chup. Satu kecupan berhasil mendarat dibibirku.

RED STRING | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang