Spin-off - I

920 162 15
                                    

Sore ini, seorang pria sedang menunggu pesan balesan dari seseorang pada ponselnya. Dan pikirannya terlalu melayang jauh hingga seorang wanita dihadapannya terlupakan.

"Steve, are you okay?" wanita dihadapannya itu meraih lengan kekasihnya yang sedang melamun.

"Sorry." jawab Steve singkat, "Kim, kamu percaya hal-hal diluar talar manusia?" tanya Steve pada Kimi, pacarnya.

"Kenapa, ada masalah?" tanya Kimi heran.

"Sedikit, aku bingung sama adik aku belakangan ini. Jadi lebih ngomong sendiri, dan dia itu selalu ngomong 'Yut' atau ngga 'Yuta'. This is weird, I'm scared." kata Steve sedikit merinding.

"Uhukk... Uhuukk... Yuta?" Kimi yang sedang minum pun langsung tersedak karena satu nama yang Steve sebutkan sebelumnya.

"Sorry, aku kira kamu ngga akan kaget gitu." kata Steve sambil mengusap punggung tanga Kimi pelan.

"No problem, aku cuman takut salah denger aja. But, Alive, dia manggil Yuta? Salah denger kali kamu, kamu belakangan ini kecapean kan karena ngurusin tugas sama ngurus perusahaan yang ayah kamu tinggalin." Kata Kimi, lalu kembali meminum minumannya, untuk menetralisir otaknya yang hampir berfikiran yang tidak-tidak.

"Mungkin, ohh iya. Mau pergi sekarang? Kamu ada kegiatan sosial kan hari sore ini?" kata Steve, dijawab anggukan oleh Kimi.

Mereka keluar dari café itu, lalu berjalan kearah mobil Steve yang terparkir ditepian. Steve membukakan pintu mobilnya untuk Kimi.

"Thanks." kata Kimi tersenyum, setelah Steve membukakan lagi pintu mobilnya untuk keluar.

Steve pun tersenyum, lalu bergegas memasuki mobil, lagi-lagi pikirannya tidak ada ditempat. Dia tidak fokus menyetir, hingga dia hampir saja telat menginjak rem saat lampu merah, untung saja tidak terjadi apa-apa.

"Kamu kenapa, masih kepikiran Alive?" tanya Kimi, Kimi pun menggenggam tangan Steve yang sedang memegang tuas transmisi. akibat terkejut tadi.

"Panggil dulu sayang, baru aku jawab." kata Steve, yang malah mengusili Kimi sekarang, agar Kimi bisa merasa tenang dan berfikir dirinya baik-baik saja.

"Iya, iya, kamu kenapa sayang? Masih kepikiran Alive?" tanya Kimi ulang, tapi nadanya sedikit kesal.

"Hhmm iya." jawab Steve sambil tersenyum.

"Kenapa ngga ngomongin ke Taeyong? Dia ngerti kali, kalian kan udah ber-3 dari kecil." Kata Kimi, dan Steve mengangguk, " Ehh itu lampunya hijau tuh." Lanjut Kimi, sambil menujuk tiang lampu diujung jalan.

Taeyong ya? Kok ngga ke pikiran. batin Steve. Pikirannya keburu runyam karena hanya memikirkan adiknya itu. Untung saja Kimi bisa mengerti kalau Steve ada apa-apa, hingga Kimi memancing Steve untuk bercerita tadi.

RED STRING

Steve membawa beberapa baju nya untuk kuliah besok, dia hari ini akan pergi kerumah Taeyong untuk menginap.

Sebenarnya Steve tidak mau meninggalkan Alive sendirian dirumah karena ibunya kebetulan kembali ke luar negeri untuk bekerja, tapi ini juga untuk kebaikan Alive pikirnya.

Setelah pamit pada adiknya, ―dengan membujuknya dengan iming-imingan uang, dia pergi menggunakan mobilnya, pikirnya sekarang bukan cuman masalah tadi, tapi ditambah meninggalkan Alive sendiri dirumah, ditambah dia khawatir takut sakit karena Alive pulang dalam keadaan basah kuyup sebelumnya.

Steve adalah satu-satunya kakak yang selalu bertanggung jawab, dan sayang banget sama adiknya dan keluarganya. Steve juga sebagai pria satu-satunya yang harus bertanggung jawab pada keluarga nya sekarang. Karena Ayah mereka, telah tiada setelah semenjak Steve masih bisa dibilang remeja.

Steve pun sampai dirumah Taeyong yang tidak terlalu jauh dari rumahnya, tapi cukup memakan waktu.

"Yong... Yong!" teriak Steve, sambil mengetuk pintu. Cklek.

"Steve? Ada apa?" kata Taeyong, selaku yang membukakan pintu. Dia merasa heran karena Steve berada disini malam-malam, belum lagi dengan bawaan tas Steve yang membuat Taeyong sempat berfikir kalau Steve kabur dari rumah.

"Gue nginep disini boleh, ya? Ada yang perlu gue omongin juga, dan itu panjang banget sampe mungkin kita bakal bergadang." pinta Steve lalu terkekeh, walau jelas-jelas raut wajahnya sangat terlihat banyak masalah oleh Taeyong.

Taeyong pun mengiyakan, dan mereka masuk kerumah lalu bergegas kekamarnya Taeyong. Lagian Taeyong tidak mungkin menolaknya, Taeyong saja sering diizinkan menginap dirumah Steve bahkan sampai berhari-hari.

Steve yang tidak suka bertele-tele dan tipekal orang yang to-the-point langsung bercerita pada Taeyong tentang hal yang mengganggu pikirannya belakangan ini―Alive.

Jelas Taeyong yang mendengarnya kaget, Taeyong tidak percaya apa yang dikatakan oleh Steve tentang Alive. Tidak mungkin hal itu terjadi didunia ini, pikir Taeyong. Bahkan Taeyong banyak mengumpat saat Steve bercerita tentang Alive.

"Jangan gila Steve, udah mending lo tidur." kata Taeyong.

"Gue serius yong, percaya lah, gue mohon. Lo boleh deh merhatiin gerak geriknya kalau ngga percaya. Lo nginep dirumah gue kek biasa." kata Steve memelas.

"Minhyun tau?" tanya Taeyong, Steve cuman menggeleng. Minhyun juga salah satu orang yang bisa dibilang membantu 'membesarkan' Alive dan tahu tentang Alive dari kecilnya.

"Gua ngga yakin cerita ke dia, you know lah dia udah punya pacar sekarang, dan dia sibuk banget belakangan ini." Keluh Steve. Mereka berdua hanya terdiam, setidaknya pikiran Steve telah berkurang karena dia menceritakannya pada Taeyong, ―walau Taeyong tidak mempercayainya, dan bahkan menyebut Steve gila.

"Gue besok nginep dirumah lo, gue coba percaya deh. Lagian udah lama kayaknya gue jarang berinteraksi sama Alive, ntar gagal move on lagi." kata Taeyong sambil terkekeh

"Thanks yong."

RED STRING























————————————————————

This is special for you..
Aku ngga pernah punya niatan ataupun berfikiran sedikitpun pada awalnya untuk buat ini, but your support makes me move to make this.

Aku berfikir hal apa yang harusnya aku lakukan selain bilang terimakasih sama kalian. 'nd yeah... I think this is a good idea!

So i hope you enjoy, 'nd like this video.
Walaupun aku tahu ini masih jauh dari kata sempurna

'nd last..

Xxie! 💚

RED STRING | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang