a big surprise

3K 172 1
                                    

Klik bintang

And happy reading

Kelly sudah terpojok kali ini , persetan Jason sialan ! Dia akan membuat perhitungan dengan laki laki itu nanti .

" kelly , jangan biarkan ibumu terlalu lama menunggu " suara ibunya membuyarkan lamunan kelly . Isabelle , ibunya berdiri didepannya , sedangkan Thomas ayah tirinya berdiri di belakang ibunya , memegang pundak ringkih isabelle .

" sayang , ayo kita duduk dulu ..." Thomas berusaha membujuk istrinya .

" jangan membelanya Thomas , kelly , ibu masih menunggu ...." Belle berkata lembut namun tegas kepada suaminya .

Kelly menghirup oksigen dalam , matanya menegadah keatas ,  sialan dia hampir menitikkan air mata di depan ibunya .

" aku akan menelponnya agar segera pulang ...." ucap kelly pelan .Belle tersenyum lega , sekarang dia bisa duduk dengan tenang .

Kelly merogoh ponsel dari saku celananya , dan menghubungi seseorang disana .

" Hai , Gab , bisa kau bawa pulang Shofie lebih cepat ? "

"....."

" ya kerumah ibuku ..."

"...."

" oh tidak , cuma bawa saja dia kesini ! "

"...."

"Ok , aku menunggu kalian " Kelly menutup panggilannya dan menaruh ponselnya diatas nakas , matanya menatap tajam Jason .

" kenapa kau menelpon orang lain , bukannya adikmu ?" Belle kembali mengintrogasi putranya .

" Tenanglah bu , Shofie bersama Ghaby " Kelly melangkah menjauh dari para tamunya , dia butuh alkohol saat ini .

.
.
.
.

Shofie turun dari mobil, Ghaby  ikut keluar dari kursi kemudi mengikuti Shofie .

" bisa kau jelaskan , bagaimana nada suara kelly saat menelpon mu ?" Shofie berhenti dan memandang Ghaby .

Ghaby justru bingung harus menjawab apa " entahlah Shof ," Ghaby menggedikkan bahunya tidak tahu .

" apa dia terdengar......cemas ?" selidik Shofie .

" um ....dia tidak terdengar seperti itu , dia lebih terdengar marah ..." Shofie mengernyit heran , lalu memandang rumah masa kecilnya .

" jangan khawatir , semuanya akan baik baik saja Shof ...." Ghaby menngandeng lengan Shofie , sementara Shofie mengeratkan mantelnya .

Shofie berpikir tidak akan sebaik itu , dia yakin sedang terjadi sesuatu didalam rumah itu .

.
.
.
Kelly segera berlari begitu mendengar suara mobil dari halaman rumah mereka . Jason berusaha menahan bokongnya agar tetap berada pada sofa itu , meski bokongnya sangat gatal untuk menjauh dari sana dan berlari keluar . Dia takut kalau Shofie akan berlari menjauh jika dia menyambutnya diluar , uh Jason mendesah lega . akhirnya mereka akan segera bertemu .

Shofie berjalan diapit Ghaby dan kelly , seolah dia adalah barang pecah belah . Dia sudah bertanya ratusan kepada kelly apa yang terjadi , tapi pria itu hanya menjawab

" ibu ingin bertemu denganmu " Jantung Shofie berdetak lebih kencang .

" apakah ini aman ?" Shofie mencengkeram tangan kelly kuat .

" aku pastikan itu , " kelly mengangguk mantap , Shofie akhirnya sedikit lega melihat kemantapan kelly .

Shofie berhenti lagi di depan pintu ruang tamu " apa kau punya saran untukku ?" mencengkeram ujung kemeja saudaranya .

" bernafaslah , sweet aku disini menjagamu "

Shofie masuk keruang tamu dan langsung membeku ditempatnya berdiri . Ada ibunya , ayahnya, kedua mertuanya , dan laki laki itu , Jason .

Kelly mencium rambut adiknya sambil berbisik " aku menjagamu , tidak perlu takut "

Belle merentangkan tangannya lebar lebar " gadis nakal , kemarilah peluk ibumu ...." Shofie berjalan perlahan mendekati ibunya , menerima pelukan hangatnya. Shofie tidak berani melirik sosok di sebelah ayahnya , dia yakin pria itu selalu mengawasinya.

Jason menelan ludahnya kasar , wanita yang dicarinya selama ini ada didepan matanya , tapi dia hanya bisa memandangnya saja tanpa menyentuhnya .

" ibu sangat merindukanmu...apa kau tidak rindu pada ibumu ini ? Bukannya langsung pulang , kau malah ..."

" ibu aku merindukanmu ..." Shofie memotong ucapan ibunya cepat lalu mencium pipinya .

Belle mengusap rambut Shofie lembut , " kau sudah didalam rumah , kenapa kau tidak melepas mantelmu , disini cukup hangat sayang "
Shofie duduk tegang mencengkeram mantelnya , sekarang semua orang akan tahu apa yang ia sembunikan dari balik mantel itu.

" Lottie , tolong simpankan mantel putriku ..." Lotiie tergopoh gopoh datang dan menunggu Shofie melepaskan mantelnya .

Shofie mencengkeram erat ujung mantelnya , tidak tahu harus membukanya atau tidak . Tapi lottie menunggu disana , menanti mantelnya . Shofie benar benar ketakutan , dia melirik kelly meminta perlindungan , tapi pria itu hanya diam tak bereaksi . Sialan ,apa yang barusan ingin melindungi !

" miss , tolong jaket anda " Lottie mengulurkan tangannya menanti jaketnya .

Ah persetan ! Toh dia tidak akan mati hanya karena orang orang tahu keadaannya . Shofie memperkuat mentalnya , sebelah tangannya meluncur keatas membuka resleting turun , lalu meloloskan jaket kebesarannya melalui kedua tangannya , menyerahkan jaket itu pada Lottie . Shofie kembali duduk secepat mungkin , dia tidak mau melirik mertua ataupun suaminya , karena dia yakin mereka pasti terkejut seperti ibunya .

" ya ampun sayang , bilang sama mama kalau ini benar ...." Belle memeluk putrinya penuh haru , Shofie pun ikut menangis dia menanggung semua ini sendirian selama ini .

" sayang kenapa ikut menangis , ini berita bahagia , mama akan jadi nenek ?" Belle mengusap air matanya . Shofie mengangguk lalu berurai air mata lagi , bagaimanapun perutnya tidak bisa disembunyikan lagi . Dia memakai atasan longgar berbahan kaos dan celana yoga , lekuk tubuhnya membentuk sempurna disana .

Jason hampir saja melompat dari tempatnya duduk , istrinya hamil dan ia tidak diberitahu , ini seperti kau dihianati . Diana ikut menangis menyaksikannya , bagaimana ia tidak bisa tahu kehamilan menantunya . Diana menoleh kearah putranya , tapi Jason juga sama tidak tahunya seperti ibunya , dia menggeleng lemah .

" kenapa kau menangis sayang ? Ini berita bahagia , apa kau mengalami kesulitan , kau tahu trimester pertama " ya memang dia sangat kesulitan , dia hamil dan sendiri tanpa suaminya dan orang tua , tapi Shofie menggeleng , dia tidak mau ibunya kawatir .

" aku merindukan ibu ...." Shofie memeluk ibunya lagi .

Shofie yakin , Jason pasti mengikutinya saat ibunya menyuruhnya istirahat dikamarnya .  Tapi Shofie sudah mempercepat langkahnya dan akan segera mengunci pintunya begitu dia masuk . Shofie bernafas lega begitu dia berhasil mengunci pintu dan bersandar disana , nafasnya naik turun , padahal dia tidak sedang berlari .

Dan benar saja , ada seseorang yang mencoba memutar knop pintunya , Shofie tersenyum licik , coba saja kalau dia berani mendobraknya .

" Shofie ! Sayang ! Pikirkan , apa yang akan dipikirkan ibumu , kalau aku mendobraknya " kau tidak akan berani , Shofie menjawab dalam hati .

" ya aku akan melakukannya sayang ! Maka menjauh lah dari sana " Shofie menutup matanya , pintunya bergetar dan dia ikut bergetar , orang ini benar benar sinting ! Pintu itu berhetar lagi , kali ini lebih keras , Shofie menjauh , dan dia memutar kuncinya sebelum pintunya dirusak Jason .

my sweet wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang