1.Mimpi

146 16 1
                                    

"Hai... apa kabarnya kamu? Semoga kamu baik-baik aja ya..! Aku ingin pamit, aku harus pulang. Kamu jangan pernah luapain aku ya!! Jangan sering nangis-nangis kayak dulu.. Aku pergi"

Safira terbangun dengan terkejut dari tidurnya, ia mendudukkan dirinya di kasur sambil mengusap wajahnya, keringat dingin membasahi wajah dan lehernya. Mimpi yang ia alami benar-benar seperti nyata. Safira melihat jam berwarna biru langit di dinding, jam menunjukkan pukul 3 pagi. Safira memilih melanjutkan tidurnya dan tidak ingin memikirkan mimpi yang baru saja ia alami.

Jam di dinding menunjukkan pukul 5 pagi, Safira terbangun dengan sendirinya karena sudah terbiasa dengan hal itu. Safira merapikan tempat tidurnya dan membersihkan kamarnya. Setelah selesai membersihkan kamar, Safira segera ke kamar mandi untuk mencuci muka. Pagi ini, Safira dan adik perempuan nya, Misya akan berolahraga bersama.

Setelah selesai berganti pakaian, Safira pun memakai jilbab instan berwarna abu-abu yang selaras dengan warna bajunya. Setelah selesai merapikan jilbab nya, Safira membuka pintu kamarnya.
"Hai kak..yo buruan...!!!"
Betapa terkejutnya Safira mendapati Misya ada di depan pintu kamarnya, menunggunya untuk pergi berolahraga bersama. "Misya, bisa nggak sih kamu nggak bikin kakak kaget..?", sanggah Safira karena terkejut. Misya hanya tertawa menanggapi kakak nya.

Mereka berdua pun melangkahkan kaki menuju dapur, menghampiri Mama nya. Dan benar, di sana sudah ada Sarah, Mama mereka yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga. "Safira, tolong bangunin Hafizh ya!", ucap Mama pada Safira. "Iya ma", jawab Safira. Tanpa menunggu lama, Safira langsung melangkahkan kaki menuju kamar Hafizh yang tak lain merupakan adik laki-lakinya, adik ke-2 nya setelah Misya. Tapi, hampir saja mau membuka pintu kamar Hafizh, pintu kamar tersebut terbuka. Sosok Hafizh muncul dari balik pintu. Ternyata Hafizh sudah bangun, ia pun segera menuju kamar mandi dan melaksanakan sholat subuh. "Maaf ya kak, kali ini aku bangun sendiri", ucap Hafizh sambil cengengesan ketika berhadapan dengan kakaknya.

Safira kembali ke ruang tamu menghampiri Misya yang tengah duduk menunggunya. "Ayo sya, kita berangkat!!", ucap Safira. "Ayo!!!!", jawab Misya dengan semangat. Mereka berdua mengelilingi kompleks perumahan sambil bercerita tentang liburan nya dan persiapan masuk kembali sekolah. Liburan tahun ini memang sangat menyenangkan bagi mereka karena mereka bisa pergi berlibur bersama orang tua dan saudara-saudaranya. Tahun ajaran yang akan datang, Misya akan masuk kelas 4 SD, Hafizh akan mulai memasuki Sekolah Dasar, sedangkan Safira akan memasuki sekolah barunya di SMA.

Disaat Misya sedang bercerita tentang teman-teman nya, Safira memikirkan mimpi yang ia alami tadi malam.
Apa maksudnya ? Kenapa dia ngomong kayak gitu? Kenapa dia harus pergi ? Apa ada masalah? Apakah aku membuat kesalahan? Dan, siapa dia ?
Dalam pikirannya dipenuhi banyak pertanyaan. Safira hanya fokus dengan apa yang ia pikirkan, tak menghiraukan Misya yang bercerita panjang lebar tentang kegiatannya di sekolah sebelum liburan tiba.

Sesampainya di rumah, Safira dan Misya langsung menuju meja makan untuk sarapan bersama dengan keluarganya. Ternyata di meja makan sudah ada pak Santoso, yang tak lain adalah papa dari Safira, Misya dan Hafizh. Pak Santoso sedang membaca koran paginya sambil meminum teh hangat yang telah di siapkan Bu Sarah.

"Udah selesai olahraga nya?",tanya pak Santoso kepada Safira dan Misya. "Iya pa",jawab Safira dan Misya serempak sambil tersenyum. Misya mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi yang tersedia di meja makan, sedangkan Safira menghampiri Mama nya yang sedang menyiapkan sarapan. Tak lama, Hafizh pun datang disusul Safira dan mamanya yang membawa beberapa menu makanan untuk sarapan.

Setelah selesai sarapan, Safira masuk ke kamar untuk membersihkan dirinya.

Tinngg!!

Sebuah suara notifikasi masuk ke handpone Safira. Ia pun mengambil ponselnya yang berada di laci dekat tempat tidur nya. "Tuh kan dari dia..", ucap Safira setelah melihat notif yang terpapar di layar ponselnya.

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang