---***---"Jadi, nama kamu siapa ?", Tanya Safira pada pria yang sejak tadi mengikuti dirinya.
Ralat, bukan mengikuti Safira, tapi dia memang mendapat satu kelas dengan Safira.
Pria itu hanya tersenyum menatap Safira yang menunduk setelah matanya dengan mata pria itu bertemu.
"Kenalin, nama gue Revan Ardiansyah, panggil aja gue Revan atau..."
Revan menggantungkan ucapannya dan mendapat tatapan dari Safira. Revan tersenyum tipis saat menyadari Safira menunggunya untuk melanjutkan pembicaraan yang seharusnya sih nggak penting-penting banget.
"Lo boleh kok panggil gue sayang, beib, atau yang lainnya.", ucap pria tersebut dengan mengulurkan tangannya kepada Safira dengan senyum nya.
Safira dan Azza saling menatap satu sama lain dan hanya melongo mendapati jawaban seperti itu. Baru aja ketemu udah pengen di panggil sayang??... aneh?? Emang sih.
"Nama Lo?", Tanya Revan pada Safira yang tak kunjung membalas uluran tangannya, ia pun menurunkan tangannya.
"Bukannya tadi aku udah kasih tahu nama aku ya..", jawab Safira ketus pada Revan. Orang yang disampingnya ini memang aneh, bagaimana mungkin dia lupa nama Safira yang jelas-jelas sudah diketahuinya 15 menit yang lalu.
Revan hanya mengangkat bahunya, bersifat acuh pada Safira.
"Safira", ucap Safira tanpa melihat wajah Revan, ia memilih menatap ke depan.
"Dan Lo?", ucap Revan yang menyadari adanya seorang wanita di samping Safira.
"Azza, nama ku Azza", ucap Azza.
Revan hanya ber-oh ria dengan respon dari calon teman-teman nya itu. Ralat, udah jadi temen.
"Kamu kenal dia dimana?", Tanya Azza pada Safira sambil mendekatkan wajahnya pada Safira tentunya dengan niat untuk bisik-bisik.
Revan yang mendengarnya pun langsung menoleh ke arah mereka. Lalu kembali menatap ke depan.
Dasar cewek aneh, kalo niat bisik-bisik itu jangan sampek orang yang diomongin denger, nah ini... gue denger banget, jelas lagi,ucap Revan dalam hatinya."Tadi, di taman", jawab Safira singkat.
"Kok bisa?, Biasanya kamu nggak mau kalau diajak kenalan sama cowok"
"Nggak tahu, tadi dia duduk sebangku sama aku di taman"
Dengan tatapan tak percaya, Azza menatap Safira dengan penuh keheranan. Karena tatapan Azza yang intensif, Safira pun menghela nafas nya dan menjelaskan pada Azza.
"Tadi nggak ada bangku kosong di taman selain bangku itu, jadi karena aku duduk sendirian aja disana, dia dateng deh, trus ijin duduk, ya udah aku ijinin, lagian jaraknya juga nggak terlalu dekat kok", Safira menjelaskan dengan panjang kali lebar kali tinggi kepada Azza, karena tahu pasti Azza membutuhkan jawaban itu.
"Ouuuu.... gitu, kirain..", ucap Azza ber-oh ria.
"Kalian sudah lama kenal ?", Tanya Revan yang merasa terkacangkan di antara mereka.
"Heem...", sahut Safira dan Azza bebarengan.
"Kalian berdua irit ngomong apa gimana sih, dari tadi gue cuma denger kalian ngomong satu kata dua kata", ucap Revan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
Ficção AdolescenteKamu.. Membuatku tersenyum saat aku menangis Mencoba membuat ku lupa akan luka Hanya dengan canda tawamu Namun Ada keraguan saat aku mengingatmu Ada rasa takut saat aku yakin padamu Ada rasa gelisah saat aku memikirkan mu ~~~~~ Dan untuk kamu.. Or...