---***---
"Sorry, gue gak sengaja. Lo gak kenapa-kenapa kan?", Tanya Abi sedikit berlari ke arah Rayn.Ternyata orang yang melempar bola itu adalah Abi, kapten tim basket yang baru dan....
okey tidak perlu dibahas
Sedangkan Alfin dan Revan yang melihat kejadian itu hanya sedikit terkejut dengan apa yang terjadi. Untungnya bola itu tidak mengenai tubuh Rayn barang sedikit saja. Sebenarnya hal itu sudah biasa dalam bermain basket, tapi entahlah. Seperti ada yang berbeda kali ini.
Rayn hanya diam, menatap kakak kelasnya itu dengan santai, tapi siapa yang tahu apa yang ada dipikirannya, benar bukan?
Revan yang merasa keadaan sepertinya tidak baik langsung menepuk pundak Alfin yang sedang makan nasi goreng yang tinggal beberapa sendok itu.
"Fin, Fin...", panggilnya dengan menepuk pundak Revan.
Ukhuk..., ukhuk...!!!!!
"Eh, minum minum minum!", Sanggah Revan tiba-tiba saat Alfin terbatuk.
"Apaan sih Lo?!, Keselek kan Gue jadinya!!", Kesal Alfin setelah meminum air mineralnya.
"Itu noh lihat. Kayaknya ada yang nggak beres",
"Udah biasa kali Van, lagian basket kan emang gitu, elo nya aja yang lebay. Udah ah gue mau ngabisin ini dulu, tinggal dikit juga, ganggu orang aja!", Jelas Alfin melanjutkan acara makannya yang tertunda.
Sekilas itu terlihat biasa bagi semua orang. Terkecuali bagi Revan yang tahu betul bagaimana Rayn, teman semasa kecilnya. Diamnya Rayn mengisyaratkan sesuatu. Entah itu hal yang diacuhkannya atau justru hal yang akan membuatnya meledak secara tiba-tiba.
Semua orang di Indonesia tidak tahu bagaimana Rayn yang sesungguhnya, tak terkecuali adalah orang-orang terdekat Rayn, misalnya Revan.
Revan sedikit was-was dengan apa yang akan terjadi. Semoga saja itu tidak memancing keributan.
Dengan bola basket yang ada di kedua tangannya, Rayn melemparkan bola itu ke arah Abi. Abi yang melihat bola terlambung ke arahnya secara tiba-tiba, reflek mencoba menangkapnya dan berhasil, kini bola itu ada di tangannya. Tentunya dengan ekspresi bingung dengan tingkah adik kelasnya yang hanya diam.
"Main lawan gue", ucap datar Rayn setelah kediamannya.
Terdengar tidak begitu keras, tapi cukup didengar oleh kapten tim basket itu. Abi mengerutkan keningnya. Adik kelasnya ini menantangnya? Duel?
"Sory nih, tadi gue gak sengaja. Kalo misalnya Lo ngajak Gue main cuma buat bales dendam, atau semacamnya, mending gak usah. Lagian Gue udah minta maaf", jawabnya tenang.
"Playing with my opponent, CAPTAIN!", Jelas Rayn dengan penekanan pada kata akhirnya.
Ingin menolak, tapi sepertinya, adik kelasnya yang satu ini ingin bermain sebentar.
"Oke!",
Teman-teman Abi yang tahu situasi segera menjauh dari tengah lapangan, mereka duduk di bangku besi panjang yang berjejer di tepi lapangan menyaksikan kapten basket mereka bermain dengan wakilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
Novela JuvenilKamu.. Membuatku tersenyum saat aku menangis Mencoba membuat ku lupa akan luka Hanya dengan canda tawamu Namun Ada keraguan saat aku mengingatmu Ada rasa takut saat aku yakin padamu Ada rasa gelisah saat aku memikirkan mu ~~~~~ Dan untuk kamu.. Or...