5. Sebuah kenangan

73 14 0
                                    

---***---

Malam semakin larut, jam dinding menunjukkan pukul 24.00 WIB.
Tak lama terdengar suara notif yang masuk ke ponsel Safira. Safira pun terbangun, dan melihat siapakah yang mengirim pesan padanya saat malam-malam seperti ini.

Dengan mata yang belum terbuka sempurna, Safira dengan malas mengambil ponselnya. Matanya terbelalak melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

Ryan
Lagi-lagi dia..
"Ngapain dia?", Safira membuka pesan dari Ryan.

P

Udah tidur ya?

Selamat ulang tahun ya..!!!

Aku harap sih, aku yang pertama ngucapin itu ke kamu

Udah ada yang ngucapin duluan kok

Siapa????

Sasya

Yah... keduluan deh aku

Gpp kok

Mksih y

Cama2 Afinya aku

"Sejak kapan aku jadi punyanya dia?", senyuman Safira menghiasi wajah nya yang masih mengantuk.

Y udh kmu tidur lagi aj
Udh mlem

(Read)

Good night my girlfriend..

"Sejak kapan dia manggil aku dengan sebutan girlfriend?", Safira mematung, Senyuman di wajah Safira kini kian terukir.

Night too

Entah keberanian dari mana, Safira mengirim kalimat itu. Dalam keraguan nya, senyuman hadir menghiasi wajahnya. Safira sadar bahwa Ryan memang benar-benar menyukainya, tapi apa daya nya Safira yang hanya orang biasa, hanya pantas menjadi temannya. Lagi pula, Safira sadar bahwa dia dan Ryan tidak mungkin bersatu, mereka berbeda.

~~~~~

"Fir, kamu mandi dulu aja, nanti Mama yang beresin gudang", teriak Bu Sarah dari dapur.

"Iya ma nanggung, tinggal buku-buku Fira sama Misya kok", Safira melanjutkan tugasnya di gudang. Besok pagi adalah tahun ajaran baru, jadi hari ini Safira sedang mengemasi buku-buku nya saat kelas 9.

"Kak, kakak liat buku gambar ku nggak?, Yang ukurannya A4 warna pink", suara Misya terdengar dari ambang pintu.

"Kakak nggak liat, kan yang beresin meja belajar kamu, kamu sendiri".

"Yah... dimana ya kak?", Tanya Misya cemas.

"Ya aku nggak tahu lah, coba kamu cari di kardus yang itu!", Safira menunjuk salah satu kardus diantara banyak kardus yang telah disusun nya dengan rapi.

Misya melangkahkan kakinya menuju beberapa kardus yang berada di pojok kanan ruangan. Misya mengangkat salah satu kardus tersebut ke tepi, agar dia bisa mencari buku gambar nya dengan leluasa.

Misya mulai mencari buku gambarnya diantara tumpukan buku-buku yang telah disusun rapi oleh kakak nya.

Mata Misya tertuju pada sebuah amplop berwarna biru muda dengan pita berwarna pink yang terselip diantara banyak buku. Misya meraih amplop tersebut. Jari-jari tangannya mulai membuka amplop tersebut tanpa rasa ragu.

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang