---***---Safira pov
Aku sangat mengantuk, tapi Kak Abi selalu membalas pesanku dengan cepat. Sepertinya dia sangat ingin berkomunikasi dengan ku.
21.47
Itu adalah angka yang tertera di layar utama handpone ku. Sudah pukul 10 kurang 13 menit malam. Biasanya jika sudah jam 9 malam, aku akan tidur.
Kak Abi
Aku kangen sma Mama kmuKangen sma putri kecil kmu
Kangen sma pangeran kecil kmu
Aku pun mengetik pesan,
Iya, entar aku salamin ke mereka
Bagaimana ini?
Aku benar-benar mengantuk, pesannya saja baru aku balas hampir 10 menit setelah pesannya masuk.Aku menidurkan diriku di tempat tidur. Pesanku masih belum dibalasnya. Padahal sudah ceklis dua berwarna biru, artinya sudah dibaca kan?
Mungkin aku bukan prioritas nya..
Eh,Eh...
kok jadi gini sih..
Bercanda, bercanda. Aku hanya menganggap nya sebagai teman kok hahaha...
Adakah yang berpikiran aku itu jahat?
Janganlah,..
Aku cuma bercanda.
Kan emang kak Abi temennya Safira.
Tetangga ku, kakak kelas ku, dan temen main dari kecil, temen ngaji juga, tapi untuk dua opsi ini entahlah. Masih tetap sama atau mungkin akan berubah.Beberapa kali aku memejamkan mata, lalu terbangun lagi. Sepertinya rasa kantuk tidak mau meninggalkan ku. Perlahan-lahan mataku mulai terpejam dan aku pergi ke dunia mimpi.
-----
Hari ini cuaca sedikit mendung. Sejuk, sangat segar dan aku menyukainya. Semoga saja tidak hujan.
Seperti biasanya, kini semuanya telah bersiap-siap. Mama yang menyiapkan sarapan, Papa yang sedang memanaskan mesin mobil dan adik-adikku tersayang yang membawa tas mereka menuju meja makan dan aku sendiri kini sedang duduk di meja makan.
Bukannya aku tidak mau membantu Mama di dapur. Tapi sekarang aku sedang memotong buah apel sebagai pencuci mulut.
"Kak mau buah..!", Pinta adik laki-laki ku, Hafizh sambil menyodorkan tangan kanannya setelah duduk di sisi kiri ku.
Aku menyerahkan sepotong apel merah yang ada di tanganku. Hafizh menerimanya dengan antusias, sedangkan Misya kini sedang meminum susu cokelat hangat yang sudah ku siapkan. Tak lama, Mama dan Papa datang, kami pun sarapan seperti biasanya.
Mama seperti biasa duduk di depan Hafizh, dan Papa duduk di antara mereka. Jika Papa dan Mama yang memang biasa menyambut pagi Dengan senyuman ke arah anak-anaknya, kini terasa berbeda.
Entah hanya perasaanku saja, atau mungkin memang benar. Aku merasa ada yang aneh dengan Papa tercintaku itu. Sejak bergabung di meja makan, matanya seakan menatap jahil ke arahku senyuman nya... ya seperti itulah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
Teen FictionKamu.. Membuatku tersenyum saat aku menangis Mencoba membuat ku lupa akan luka Hanya dengan canda tawamu Namun Ada keraguan saat aku mengingatmu Ada rasa takut saat aku yakin padamu Ada rasa gelisah saat aku memikirkan mu ~~~~~ Dan untuk kamu.. Or...