12. Perpustakaan

29 8 4
                                    


---***---

Sabtu pagi, suasana apartemen ini masih sepi, seperti tak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya, mungkin. 😂😂😂 Ok lupakan.

Hari ini tak ada kegiatan bagi seorang Revan Ardiansyah. Hanya menyibukkan dirinya dengan berbaring di kasur empuknya setelah melaksanakan sholat subuh jam 4 lebih 45 menit pagi tadi. Sesekali membuka matanya, namun akhirnya terpejam lagi. Tak ada yang ingin ia lakukan hari ini, hanya ingin bermalas-malasan.

Revan terbangun, kali ini ia tidak menutup matanya lagi karena suara ketukan pintu yang mengganggu tidur nyenyak nya. Jam dinding berwarna hitam yang ada di kamarnya menunjukkan pukul 08.57 WIB.
Sial, batinnya.

Revan berjalan menuju pintu kamar yang hendak di bukannya dengan sempoyongan. Perlahan tapi pasti, Revan kini telah meraih gagang pintu utama apartemen nya dan membukanya. Matanya menyipit, melihat seorang pria yang berdiri tegap dengan wajah yang lebam dan... sedikit berdarah di bagian sudut bibir kanannya dan pelipis kirinya.

"Biasa aja ngeliatin gue, kayak nggak pernah liat gue aja", ucap pria itu sambil masuk ke apartemen Revan, mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu Revan.

Revan menutup pintu apartemennya dan menguncinya. Entah apa yang membawa teman sepermainan nya ini tiba-tiba mendatanginya dengan keadaan terluka. Eh.. ralat, maksudnya babak belur. Memang sudah biasa bagi Revan melihat nya bonyok, tapi tak seperti kali ini. Pria itu meneteng sebuah plastik berwarna hitam.

"Kok Lo tiba-tiba datang ke apartemen bokap gue ?", Tanya Revan yang bingung dengan kedatangan teman sepermainannya itu ke gedung apartemen milik Papa nya, dan tepatnya ke ruangan Revan.

"Gue pengen nginep, lagian besok juga libur sekolah", jawab pria itu sambil meletakkan plastik nya ke meja ruang tamu Revan.

"Lo mau nginep di apart gue? Kenapa nggak mesen kamar apart lain? Kan masih ada banyak", ucap Revan kebingungan. Bagaimana mungkin dirinya tinggal satu apart dengan sesama jenisnya?? Apa kata mereka yang tinggal di kamar lain??

"Eh enak aja, gue udah pesen kamar apart. Tuh.. tepat di depan kamar apart Lo, barang-barang gue juga udah ada disana", ucapnya santai.

"Oh... lah trus? Lo nginep disini berapa lama?", Tanya Revan sambil membuka bungkus snake keripik kesukaannya yang ia ambil dari rak makan.

"Sampai kapan-kapan..", ucap pria itu dengan cengiran nya dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Revan.

"Ngomong-ngomong, muka Lo kenapa tu?", Revan mengulurkan sebuah minuman kaleng berupa soda ke teman sepermainan nya dan diterima oleh pria di sampingnya itu.

"Muka gue udah bonyok secara jelas gini dan Lo nanya muka gue kenapa?", Reaksi teman sepermainan Revan ini benar-benar membuat Revan mendengus kesal, meskipun jawabannya terdengar santai.

"Maksud gue, kenapa muka Lo bonyok gitu, Lo berantem lagi?", Tanya Revan jengah.

Pria itu hanya tersenyum singkat lalu meminum minumannya lagi. Dari gelagat temannya itu, Revan tau bahwa temannya memang benar telah berkelahi, lagi.

Mulut Revan hendak terbuka untuk menanyakan sesuatu, namun ia urungkan. Mustahil bagi seorang Revan bertanya hal yang sudah ia ketahui jawabannya.

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang