9. Respon

49 9 4
                                    

---***---

Revan menggenggam ponselnya erat, sejak dari tadi sore hingga malam datang, Revan tetap setia memandangi ponsel nya, berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, berbaring di kasur, keluar balkon kamar dan lain sebagainya. Ketika ada notif yang masuk ke ponselnya, dengan sigap ia melihat ponselnya. Tapi itu tak menarik perhatiannya, karena bukan itu yang dia tunggu.

Revan pun membaringkan dirinya di kasur. Untuk apapun itu, ia akan tetap setia menunggu.

Lebay banget ya

Tok tok tok....

"Revan, kamu ngapain sih di kamar terus? Buruan keluar, makan dulu sayang... "

Seseorang mengetuk pintu kamar Revan.

"Iya Ma, sebentar", jawab Revan dengan nada malas.

Ya, orang yang mengetuk pintu kamar Revan adalah Mama nya, Bu Ira. Orang yang selalu mengkhawatirkan anak semata wayangnya. Wajar aja kali ya, maklum anak satu-satunya di keluarga Ira. Apalagi, anaknya ini tinggal sendiri dan jauh dari orang tua.

Flashback on

Revan telah sampai di apartemen nya. Dengan tubuh yang lesu ia membuka pintu apartemennya.

"Loh, Mama kok ada di sini?, Bukannya Mama sama papa lagi di Bandung ya".

"Iya, tapi Mama pengen ngawasin kamu disini, kan disini kamu tinggal sendirian".

"Tapi Ma, disini aku baik-baik aja kok, lagian aku udah gede, udah bisa jaga diri"

"Siapa yang menjamin kamu disini baik-baik aja?? Di sini kamu sendirian loh, apalagi kamu masih remaja, masa nakal-nakal nya anak"

Revan mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah, mengambil remot televisi, mengganti Chanel yang ia suka dan mulai menontonnya. Revan membiarkan Mama nya berbicara, percuma dia menentang, justru akan membuat Mama nya semakin marah dan kesal dengannya.

"Revan, kamu dengerin Mama nggak sih ?"

"Denger Mah...."

Bu Ira duduk di samping Revan, mengelus kepala anaknya pelan.

"Mama cuma ingin memastikan kamu baik-baik aja sayang, Mama nggak mau kehilangan kamu Nak..", ucap Bu Ira yang entah sejak kapan meneteskan air mata nya.

Revan yang menyadari hal itu, langsung menghadap Mama nya, Revan menggelengkan kepalanya.

"Nggak Mah, Revan bakal baik-baik aja kok, Revan bisa jaga diri. Mama nggak boleh ngomong kayak gitu lagi ya, Revan nggak suka", ucap Revan dengan nada yang lembut sambil tersenyum.

Flashback off

Revan membuka pintu kamar, tentunya dengan handpone yang masih setia di genggam nya.

Setia banget babang Revan..

"Kamu kenapa? Muka kamu kenapa pucat gitu? Kamu sakit?", Pertanyaan bertubi-tubi itu datang dari Mamanya yang juga masih setia menunggu Revan keluar dari kamar.

"Nggak kok Ma, makan yuk.. Revan laper", Revan melenggang keluar dari kamar, tentunya tak lupa menutup pintu kamarnya kembali. Itu bukan kebiasaan Revan ya readers, tapi karena malas kena omel Mama nya, maklum lah kondisi kamar nya benar-benar seperti kapal pecah.

Di meja makan

Revan memakan bakmi goreng yang disajikan Mamanya dengan lahap. Mama nya sangat tau makanan yang disukai Revan. Revan sangat merindukan masakan dari Mama nya, terakhir kali dia makan masakan Mama nya 1 bulan yang lalu, sebelum mamanya pergi ke Surabaya untuk berbisnis lalu pulang ke rumah ketika Revan sudah masuk masa MPLS nya.

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang