Jungkook merengut sebal sambil duduk berseberangan dengan kedua orang tuanya yang meminta jawaban padanya. Iya, setelah perdebatannya dengan sang mamah tidak kunjung selesai, wanita separuh baya itu meminta satu alasan saja dari Jungkook kenapa dia harus menetap di Seoul.
Jungkook sejujurnya ragu. Ingin mengatakan bahwa dia menyukai sekolahnya, pasti sang mamah akan bilang bahwa Busan juga punya sekolah yang tidak kalah bagus dari sekolahnya. Ingin menjawab karena teman-temannya juga percuma, karena setahu mamahnya Jungkook itu mudah sekali mendapat teman.
Maka tidak ada pilihan lain. Dia menjawab, "Karena Kookie enggak mau jauh dari kak Hyemi, mah."
"A-apa? Maksud Kookie apa?"
"Kookie sama kak Hyemi pacaran mah. Mungkin di Busan nanti bisa dapat teman yang banyak, sekolah yang bagus, tapi ... Kookie enggak punya kak Hyemi disana mah. Kookie ... Hmm ... Kookie ... Kookie enggak bakal bisa konsen belajar disana mah! Kookie enggak bisa hidup tanpa kak Hyemi!"
Mamahnya memijat keningnya frustasi, "Aduh mati mamah pah ... Bicara anakmu udah sampai kayak gitu, astaga ..."
"Kookie serius mah! Kookie bakal belajar baik-baik setelah ini. Kookie janji!"
"Mamah mau tiduran dulu. Mamah pusing."
Jungkook menatap nanar pada mamahnya. Ia tahu jelas, mamahnya akan menentang keras hubungannya. Bukan karena tidak suka pada Hyemi. Jelas kesan mamahnya pada Hyemi baik sekali, entah saat Jungkook cerita tentang Hyemi dari telepon ataupun saat bertemu waktu itu.
-----*****-----
"Kau masih pusing ya tentang proyek gagal itu?" tanya Soojin pada Hyemi yang sedang menumpu jidatnya pada telunjuk dan ibu jarinya.
"Hyemi, kau baik-baik saja?" tanya Taehyung yang baru saja masuk ke dalam ruangan mereka. Ia langsung menghampiri Hyemi saat melihat wajah Hyemi tertekuk pusing.
"Ah ... Aku pusing. Maaf ya Soojin, Taehyung. Aku mau cari angin dulu sebentar di rooftop." Hyemi memilih bangkit dari kursinya, berjalan ke tangga darurat. Lebih memilih menaiki satu persatu anak tangga itu ketimbang elevator. Merutuki dirinya dan kegagalannya. Ini pertama kalinya ia kalah dalam merebut proyek perusahaan. Sebenarnya tentu masih bisa dipahami mengingat saingan mereka juga sama hebatnya. Tapi Hyemi sejak awal memang selalu sempurna dalam mengerjakan pekerjaannya. Terlalu perfeksionis. Baginya kegagalan adalah momok memalukan. Rasanya begitu tertekan.
"Ah ... Kau sudah melakukan dengan baik Hyemi! Tenangkan pikiranmu!" pekiknya dalam kesendirian, hanya ditemani angin yang berhembus dan suara-suara klakson khas jalanan yang ada di sekitaran kantor. Baru saja ia menutup mata, menenangkan diri, satu pesan masuk ke ponselnya. Matanya membulat saat membaca pesan itu.
Jungkook hilang dari apartemen!
-----*****-----
Taehyung sama pusingnya dengan Hyemi. Mencari kesana-kemari, berpencar dengan gadis itu. Tak tahu jelas sebenanya dimana Jungkook. Dan masalahnya Taehyung tidak memiliki kontak teman-teman Jungkook.
"Eunwoo!" Hyemi mendadak ingat ia dan Eunwoo berbagi nomor saat di cafe tempat Jungkook bekerja hari itu. Maka ia menelpon dan menanyakan keberadaan pacar kecilnya itu.
Hyemi menghela napas lega saat menemukan Jungkook sedang duduk di sofa hotel. Terima kasih untuk Eunwoo yang memberitahukan keberadaan Jungkook padanya. Eunwoo cuma pesan jangan beritahu Jungkook bahwa dia yang memberitahu. Sungguh anak yang kelewat polos, sama polosnya dengan Jungkook. Jelas-jelas cuma dia sendiri yang tahu keberadaan Jungkook.
Mata Jungkook membulat lantaran terkejut dengan kedatangan Hyemi. Tapi sudah menduga sebenarnya kenapa Hyemi ada di kamarnya dan siapa dalangnya, Cha Eunwoo tentu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little 'Namchin' (Rate-M ⚠🔞Jeon Jungkook) ✔END
Fanfic"Berhenti jadikan kak Taehyung pelampiasan kak. Dia milik kak Yoobi. Kalau kakak mau, adek bisa jadi pelampiasan kakak. Adek siap. Kapanpun." Dan pernyataan Jungkook sialnya membuat Hyemi berdegup. Tidak pernah tahu bahwa pria yang ia anggap bocah i...