Madu 27 : Kolam Renang

6K 257 111
                                    

Setelah memakan waktu kurang lebih 2 jam, kami pun tiba di lokasi wisata pemandian air panas Ciater, Subang, Jawa Barat. Pengunjung di tempat ini sangat banyak. Mungkin karena bertepatan dengan weekend. Udaranya yang sejuk. Pemandangannya yang asri. Karena banyak ditumbuhi tetumbuhan yang tinggi, besar dan rindang. Di sepanjang jalan juga terbentang perkebunan teh yang luas dan tampak kehijauan. Benar-benar recommended untuk berwisata alam kemari.

Langsung saja, kami memarkirkan kendaraan kami di tempat parkir yang tersedia. Kemudian sambil berjalan kaki kami menyusuri aliran sungai yang penuh dengan bongkahan batuan kapur yang besar-besar. Airnya sangat jernih, menyegarkan dan hangat. Setelah berjalan sekitar 500 m, kami tiba di sebuah pemandian yang bisa digunakan untuk berenang dan berendam. Ada dua jenis tempat pemandian. Terbuka dan tertutup. Yang terbuka, gratis dan penggunaannya bebas. Wanita dan laki-laki boleh bercampur di sana. Sedangkan yang tertutup tempatnya sangat private dan berbayar. Laki-laki dan wanita terpisah. Tidak boleh bercampur.

Aku, Ratih dan kawan-kawannya memilih yang tertutup. Karena selain tempatnya lebih private, kebersihan dan keamanannya juga lebih terjamin. Tak mengapa kalau kami harus merogoh kocek untuk membayar. Namun, konsekuensinya kami terpaksa harus berpisah. Karena kolam renang laki-laki dan perempuan tempatnya terpisah.

Well,

Ratih, Sonia dan Atun bergegas ke tempat pemandian khusus wanita. Sementara aku sendiri melenggang ke tempat pemandian khusus laki-laki. Saat aku memasuki area kolam renangnya, aku langsung disuguhkan pemandangan yang cukup membuatku terkagum dan terpana. Selain kolam renangnya bersih dan luas, di sini banyak sekali laki-laki yang shirtless bahkan ada beberapa yang percaya diri bertelanjang bulat. Menanggalkan seluruh pakaiannya. Tak selembar pun benang yang menempel di tubuh mereka. Amazing ... serasa berada di dunia back to nature. Penuh benda bulat panjang yang dibiarkan bebas bergondal-gandul.

Di kolam renang ini, berbagai macam aktivitas mereka lakukan. Berendam, berjemur, berenang, mandi bersama dan masih banyak lagi. Penuh sesak dan ramai. Aku jadi bingung untuk mencari tempat yang aman untuk meletakan barang-barangku.

Aku berjalan melintasi tepian kolam, lalu aku berhenti di sebuah tempat duduk yang beratap payung besar. Di sana ada seorang pria berkaca mata hitam yang duduk manis sambil memeluk seekor kucing berwarna abu-abu.

‘’Permisi ...’’ sapaku tepat di depan pria itu.

Pria yang mengenakan handuk piyama itu segera mendongak ke arahku dan melepaskan kaca mata hitamnya. Dan seketika itu aku dan dia bebarengan terkejut. Kami ternyata saling mengenali.

‘’Beno ...!’’ ujar dia.

‘’Harsan ...!’’ balasku.

‘’Tak gue sangka kita bisa bertemu di sini. Bareng siapa lo kemari, Ben?’’

‘’Gue bareng teman-teman perempuan gue. Mereka di kolam sebelah.’’

‘’O, gitu.’’

‘’Iya. Lo sendiri kenapa sendirian aja di sini, mana yang lainnya?’’

‘’Tuh, mereka ada di sana!’’ Harsan menunjuk ke arah tengah kolam renang. Dan aku pun langsung menoreh ke sana. Aku melihat Perjaka, Herio dan Thom sedang asik berendam. Bermain air dan berenang.

‘’Kok lo gak ikutan nyemplung, Har ...’’ ucapku sambil duduk di sebelah Harsan.

‘’Hehehe ... masih dingin, masih ingin berjemur saja.’’ Harsan mengelus-elus bulu kucing di pangkuannya.

‘’Lho bukankah suhu airnya panas ya, kalau gak salah antara 40-45 derajat celcius.’’

‘’Kok lo tau, Ben?’’

‘’Tadi baca di papan pengumuman di luar kolam sebelum masuk kemari.’’

‘’O, begono.’’

‘’Yoi ...’’

Aku dan Harsan saling melepaskan senyuman.

‘’Lo bawa kucing, Har?’’ tanyaku.

‘’Hehehe ... bukan, ini cuma boneka.’’ Harsan menyodorkan kucing itu ke tanganku.

‘’Hah, boneka? Serius?’’ Aku memegangi bulu kucing itu. Ternyata benar hanya sebuah boneka bentuk kucing. Matanya kuning. Ekornya panjang dan bulunya abu-abu.

‘’Benar-benar mirip sekali bonekanya. Persis kayak kucing beneran.’’ Aku memperhatikan boneka tersebut dengan saksama. Heran. Penasaran. Terkagum-kagum. Kenapa bisa sedetail ini pembuatannya.

‘’Hehehe ...’’ Harsan hanya meringis.

‘’Lo selalu bawa boneka ini?’’

‘’Gak sih, hanya ke tempat tertentu saja. Kalau berpergian jauh dan menginap aku pasti membawanya.’’

‘’Apa lo punya cerita tersendiri mengenai boneka itu, hingga lo memperlakukannya sespesial itu?’’

‘’Iya ...’’ Harsan mengangguk pelan.

‘’Apa pemberian dari pacar lo?’’

‘’Bukan.’’

‘’Terus?’’

‘’Dulu gue mempunyai seekor kucing. Bentuknya sangat mirip dengan boneka ini. Gue sangat menyayangi kucing tersebut. Namun, suatu hari kucing itu hilang entah ke mana. Dan kabar terakhir yang kudapat kucing itu ternyata sudah mati tertabrak kendaraan.’’

‘’O, gitu ya, tragis juga ceritanya. Gue jadi ikutan prihatin.’’

‘’Hehehe ... terima kasih, Ben.’’

‘’Sabar ya, Bro ...’’ Aku menyentuh bahu Harsan dan mengusapnya pelan-pelan.

Harsan hanya mantuk-mantuk sambil tersenyum tipis-tipis. Manis juga senyumannya.

‘’Oke ... kita gabung yuk dengan yang lainnya!’’ kataku.

‘’Hayuk!’’ sahut Harsan semringah sambil bangkit dari tempat duduknya dan mulai melepaskan handuk piyamanya. Kini dia hanya mengenakan celana pendek kolor yang ketat dan seksi. Memperlihatkan siluet bentuk kontolnya yang menonjol.

‘’Nice!’’ pujiku.

‘’Hehehe ...’’ Harsan hanya terkekeh.

Tak mau kalah dengan Harsan, aku pun segera melepaskan pakaianku dan hanya menyisakan celana pendek kolorku bergambar kepala Doraemon.

‘’Hahaha ...’’ Harsan tertawa lebar.

‘’Kenapa lo tertawa, Har?’’

‘’Gak papa cuma lucu aja lihat celana kolor lo, Ben.’’

‘’Emang kenapa?’’

‘’Gambarnya Doraemon, macam anak kecil aja."

‘’Hehehe ...’’ Aku jadi tersenyum simpul.

Selanjutnya aku dan Harsan bergerak menuju ke kolam renang. Menghampiri Perjaka, Herio dan juga si ganteng sekaligus syantik Thomas. Mereka sangat bergembira menyambut kehadiran kami. Wajah mereka begitu ceria. Merona penuh kebahagiaan. Terutama Perjaka. Dia tercengang melihat kedatanganku. Seolah tak percaya aku bisa hadir di tengah-tengah mereka.

Setetes Madu Perjaka (SMP Babak 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang