4. Kerjaan Dandi

22.6K 1.1K 3
                                        

Cahaya melangkahkan kakinya perlahan untuk memasuki ruang kerja milik kekasihnya. Sepatu kets putih yang dipakainya tidak menimbulkan suara sama sekali. Rencana awalnya hanya untuk memberi makan siang, mengingat Dandi yang selalu lupa soal kesehatan dirinya sendiri jika bukan Cahaya yang mengingatkan. Namun entah ide darimana, gadis itu malah ingin memberi kejutan untuk kekasih manjanya itu.

Pintu terbuka perlahan menampilkan Dandi yang sedang mengenakan kemeja putih polos yang dimasukkan kedalam celana jeans hitamnya. Dengan mata yang mengantuk, pria itu tetap mengerjakan pekerjaan yang ditampilkan dilaptopnya. Jari-jemarinya asyik mengetik pada keyword laptop hitamnya.

"Dandi?" Panggil Cahaya pelan, niat mengejutkannya dia singkirkan ketika melihat Dandi mengantuk.

"Aya? Kok kesini gabilang dulu?" Pria yang sedang mengerjapkan matanya itu menutup laptop dengan perlahan. Kemudian berjalan mendekati Cahaya yang sedari tadi hanya berdiri ditengah pintu masuk dengan membawa tas kecil berisi beberapa jenis makanan, membawa kekasihnya itu duduk disofa yang terletak diujung ruangan.

"Gaboleh emang?" Sambil meletakkan tas keatas meja, Cahaya menggoda Dandi yang meletakkan kepalanya diatas pundak gadis itu.

"Boleh, boleh banget malah."

Dengan cepat, Dandi menarik Cahaya untuk duduk dipangkuannya. Membuat Cahaya memekik pelan karena kaget.

Tanpa izin, Dandi melingkarkan tangannya dipinggang Cahaya dan meletakkan kepalanya dipundak Cahaya. Memejamkan mata bermaksud membuat tubuh Cahaya menjadi sandaran tidur-nya

"Dandi, makan dulu!"

"Hmm"

"Makan dulu ini udah aku bawain loh."

"Nanti dulu yang, ngantuk."

"Yauda tidur disofa aja ih, pegel ntar badan aku."

"Enak disini yang, sebentar aja."

"Nggak Dan! Lo kalo tidur dipundak bakal susah bangun. Makan dulu!"

"Apaansih Ya, lo-gue nan. Yaudah ayo makan, maaf ya maaf. Habisnya pundak kamu enak dibuat tidur. Kan aku lemah."

"Alay lo uke."

"Aku seme ya, kamu tuh uke."

"Tampang doang seme lo! Deket gue langsung jadi uke."

"Engga yang aku seme. Mau liat? Lagian kamu juga enak diajak manja."

"Jablay."

"Kamu tuh jablay aku tempelin juga mau."

"Gimana engga mau anjer, lo nempel-nya ga kira-kira. Udah ya gue mau pulang. Laper, mau mandi."

"Yauda ntar sampe rumah langsung tidur ya."

"Yoi."

My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang