BONUS CHAPTER
BAGIAN DUA
• • • • •
7 months later . . .
Cahaya hamil, hehe.
3 bulan setelah mereka berdua nikah, Cahaya dikasih satu anak yang masih ada didalam perutnya. Parah, si Dandi tokcer bener.
Jujur, Dandi bahagia. Banget.
Tapi, semua kebahagiaan Dandi harus bersembunyi dulu pas Cahaya mulai ngeluarin kalimat ampuh yang bikin semua sel sel tulang Dandi ngga bekerja dengan semestinya.
"Dandi, anak kamu ngidam lagi."
Dandi menghela nafas pelan. Berusaha sabar dan kuat walaupun seharian ini dia udah capek ngurusin kantor. Ya, Dandi baru pulang kantor dan langsung diberi hadiah seru semacam itu.
"Mau aku nyium Fathar lagi?" Tanya dia sarkas.
*
Dandi menggeleng keras. Permintaan Cahaya kali ini harus dia tolak secepatnya. Gila. Bibir yang harusnya hanya dinikmati sama Cahaya sekarang harus mencicipi kasarnya pipi Fathar.
"Kok gitu? Nanti anak kamu ileran gimana? Kamu ga sayang sama aku lagi? Kamu ga sayang sama anak kita? Yauda biar kita berdua mati aja, hiks.." Cahaya perlahan menangis. Tangannya memegang perutnya.
Dandi beringsut mendekap Cahaya. Menenangkan istrinya itu dan mengucapkan kalau dirinya tidak punya maksud seperti yang Cahaya ucapkan tadi. Dan terpaksa, dia mengangguk, menyanggupi permintaan gila dari istri tersayangnya itu.
Dua hari kemudian . .
Cup . . .
"DANDI BUKAN TEMEN GUE LAGI YA TUHAN!" pekik Nando sambil memeluk Shasa lebih erat lagi. Cowok itu menyembunyikan kedua matanya dari kejadian memalukan yang baru saja Dandi lakukan.
"Ras, bilang kalo Dandi itu cowok ke gue!" Galang mengencangkan kerangkeng tangannya di leher Raras. Membuat Raras tertawa puas karenanya.
"ALIN TUTUP MATANYA IH, ADEGAN DEWASA NIH!" Andra menutup sekuruh wajah Alin dengan tangannya. Mulai dari mulut hingga dahi Alin semua tertutup oleh tangan besar Andra.
"BANG PATAR JANGAN PERNAH MELUK RIPKI LAGI YA! RIPKI JIJIK SUMPAH!"
Sedangkan Cahaya mengelus perutnya senang. Tawa geli tidak pernah luntur dari mulutnya sampai Dandi berlari memeluk dia dengan wajah cemberut, hampir menangis.
"GUE BENCI LO BANG DANDI!" pekik Fathar mengusap pipinya kasar.
*
"Bukan Dan! Tapi kalo kamu ketagihan sama pipi Fathar ga papa kok kalo mau cium lagi. Aku seneng malah." Cahaya ketawa sambil ngelihat Dandi yang mukanya udah merah.
"Terus? Mau aku beresin rumah?"
*
"Dandi, cuciannya udah selesai belum? Itu di depan ada tamu! Bukain pintu gih."
Dandi membanting keranjang yang ada ditangannya. Cowok yang sekarang sudah menyandang gelar suami melangkah gontai menuju pintu rumah yang diketuk tak sabaran oleh seseorang.
"Buset, pindah haluan jadi babu nih bang? Cahaya buat gue aja ya kalo gitu?!" Fathar masuk dengan melipat tangannya didada. Rifky dan Andra yang ada di belakangnya menyusul dengan tatapan meneliti.
"Bang Dandi beneran mau jadi babu?"
"Bukan mau gue bangsat! Istri gue!"
"Wah, makin sayang sama Cahaya gue. Bisa banget dia bikin lo bertekuk lutut. Mau belajar sama dia ah."
"Pak, tolong buatin kopi buat saya sama temen saya dong pak. Haus, perjalanan kesini jauh." Andra memegang lehernya berpura-pura merasakan haus yang luar biasa.
"Dandi! Temennya dibuatin minum dong. Lagian diluar kan panas," teriak Cahaya dari dalam apartmen membuat tiga orang ddepan Dandi ini menahan tawa geli.
"Gue benci kalian!"
*
"Pengen sih Dan, tapi tadi udah aku beresin semua kok." Cahaya mengelus perutnya penuh kasih sayang.
"Terus mau apa sih? Mau Allisa kesini?"
*
"Dandi! Allisa mau es klim."
"Ih Dan, aku juga pengen es krim nih."
"Dandi! Katanya tante mau boneka."
"Hehe, pengen barbie sepuluh, Dan!"
"Bangkrut aku nanti, yang!"
Dandi menghela nafas saat tangannya ditarik paksa oleh istrinya yang tengah menggendong keponakannya. Membuat dia sedikit meringis karena kekuatan yang dimiliki oleh ibu hamil semakin besar.
Satu pesan dandi, jangan pernah gabungin Cahaya yang lagi hamil sama Allisa kalau ngga mau duit di ATM habis dalam 10 menit. Udah itu aja.
*
"Jahat banget sih, pake bawa-bawa ngidam yang lalu. Kalo ngga ikhlas mah bilang aja Dan! Biar aku cari sendiri apa yang anak aku mau."
anak aku
anak aku
LAH ITU ANAK DANDI JUGA BOSQ
"Engga sayang, aku kan cuma tanya aja, siapa tau sama kaya yang kemarin," ucap dandi sambil mengelus pucuk kepala Cahaya sayang.
"Hehe, kalo gitu sekarang aku lagi pengen..."
"Pengen apa hem?"
"Aku pengen perutnya dielus sama bang Nando. Terus aku pengen kamu rangkulan sama Shasha soalnya kan selama ini kamu sering jadi bahan omelan Shasa. Hehe.. mau ya Dan?"
Oke kalo masalah rangkulan sama Shasa.
Tapi.. kenapa harus ada cowok lain yang ngelus perut Cahaya?
Cemburunya kumat.
M Y B O Y
B O N C H A P 2
E N D

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy
Teen Fiction[ SUDAH SELESAI✓ ] Cover by @JWLinTheCrown ©hykaaz9, Mei-2019