My Boy

50. Modus

ㅡmasih di situasi chapt kemarinㅡ

"Udah Dan." Kata Cahaya sambil dorong dada Dandi pelan. Udah 10 menit lebih mereka ada diposisi tadi. Ya kalian tau lah posisi mereka tadi kaya gimana dan mereka lagi apa dengan posisi kaya gitu.

"Masih kangen." Dandi malah ngedusel di leher Cahaya dan tenggelemin mukanya disana. Hirup aroma Cahaya dalam-dalam juga sambil modus diciumin.

"Udah ih, geli tau." Dandi berhenti ciumin Cahaya dan menegakkan tubuh dia. Masih ada di atas Cahaya yang pasti. Tangan sama kakinya masih ada ditempat awal.

"Kamu kuliah?" Tanya Dandi setelah dia cium bibir Cahaya singkat.

Emang ga ada bosennya kalo nyiumin Cahaya.

"Iya, nanti."

"Jam berapa?" Kelakuan Dandi sekarang udah mulai naik level. Dia nempelin jidatnya ke jidat Cahaya dan gesekin hidung dia dan hidung Cahaya. Gemes katanya.

Bilang sj moduz.

"Nanti jam 10."

"Aku anter ya?"

"Iya, tapi minggir dulu ah. Aku mau beresin barang semalem."

Dandi berguling sampai jatuh terlentang disebelah Cahaya. Tentu setelah bibirnya Cahaya udah dia cium lagi. Cahaya bangun dan langsung ngehampirin koper yang ada didepan lemari dia.

Beberapa menit, bahkan hampir 1 jam Cahaya cuma bolak-balik ngeberesin koper. Sementara Dandi cuma tiduran aja sambil ngelihatin Cahaya. Kadang kalau Cahaya kesandung gegara buru-buru, dia ketawa. Kurang ajar emang.

ㅡㅡㅡ

"Nanti aku jemput ya? Chat aja." Dandi berhentiin mobilnya diparkiran kampus. Kemudian mereka berdua keluar dari mobil.

"Iya. Sekarang kamu mau kemana?" Tanya Cahaya sambil benerin rambutnya yang dia biarin tergerai. Bisa frustasi sendiri si Dandi kalau lihat Cahaya dengan tatanan rambut kaya gitu.

Cantiknya dewasa.

"Apart kamu lah."

"Kok engga pulang aja?"

"Gamau. Nanti aja ketempat akunya sama kamu. Males kalo sendirian."

"Yaudah serah. Aku masuk dulu ya. Hati-hati."

Sebelum Cahaya pergi, Dandi cium kening Cahaya sekilas karena keburu dimarahin sama pacarnya itu. Lagian ga mikir sih. Disini itu kampus, bukan kamar Cahaya. Seenaknya cium-cium aja.

Kasian jomblo yang lewat.g