Mungkin sudah 15 menit berlalu dengan Cahaya yang sibuk merhatiin wajah pacarnya. Rahang yang keras, dada yang bidang, hidung yang tidak terlalu mancung, garis wajahnya yang sempurna, dan juga mata lelahnya.
Ini pukul 06.07
Cahaya tadi bangun buat nyiapin segala keperluan Dandi, tapi dia urungkan karna mau lihat pacarnya ini dari jarak deket. Kejadian kaya gini itu langka banget, karena Cahaya males buat liat muka Dandi kalo pria ini dalam keadaan sadar, Dandi bakalan ngegoda dia dan malah minta yang lebih. Cium misalnya.
Pas Cahaya mau beranjak dari tidurnya, tangan yang ada dipinggang dia malah menahan pergerakan itu.
"Habis ngeliatin aku, mau pergi hem?" Kata Dandi masih dengan menutup mata. Suaranya serak khas orang bangun tidur.
Kaget sih, tapi Cahaya lebih milih buat ngelus kepala Dandi buat bikin dia tidur lagi. Tapi yang dia lakuin malah bikin Dandi buka mata.
"Morning kiss nya mana?" Tanyanya pake senyum.
"Gamau, mulut kamu bau."
"Sayang, sekali aja." Katanya sambil pejamin mata dan majuin bibir.
Oh ya jelas Cahaya luluh, ada bayi besar disini minta dicium sambil monyonh-monyongin bibirnya.
Satu kali kecupan bikin Dandi senyum dan meregangkan pelukan yang ada dipinggang Cahaya dan kembali tidur lagi.
Cahaya duduk dan cium kepala Dandi pelan, "Bonus." Bisiknya.
---
Selesai mandi, Cahaya memilih untuk masak lebih dulu. Mulai sibuk sama peralatan dapurnya yang lumayan lengkap ini.
Pas sudah siap semuanya, dia naik ke lantai atas menuju kamarnya. Dimana ada Dandi yang kayanya memang menikmati waktu tidurnya hari ini.
"Dan, bangun." Katanya sambil goyangin kaki Dandi.
Tapi yang dibangunin ngga ngerasa, gerak aja engga. Masih sibuk sama alam mimpinya.
Udah segala hal dicoba sama Cahaya. Dari goyangin kaki, badan, mukul tangan Dandi, nepok pipinya sampe pengennya nampar aja. Tapi seonggok manusia ini ga bangun.
Oh, Cahaya tau.
Dandi ini mesum.
Ciuman mendarat di jidat sama bibir Dandi. Kemudian dia ngelus rambut Dandi dengan dihadiahi bisikan manja, "Kamu ga bangun, kita putus."
Ashiap Dandi-nya bangun guizeee
"Satu lagi disini." Katanya sambil nunjuk kedua matanya.
"Ogah, banyak tai mata."
"Iiih engga ada yang, bersih suci ini."
"Kalo gitu aku ga mau bangun.""Yaudah kita putus."
Tangan Cahaya ditarik ngebuat pacarnya sekarang ada diatasnya. Dipeluk seolah ga mau kehilangan barang langka nan berharga ini.
"Apa tadi?"
"Putus."
"Ga minat." Kata Dandi enteng.
Keheningan terjadi saat Cahaya sibuk melihat wajah Dandi, begitupun sebaliknya. Kalo kaya gini, pengen deh Dandi berhentiin waktu biar dia bisa natap ceweknya ini sepuas-puasnya.
"Kok jadwal kita beda sih yang?"
"Ga tau."
"Nanti sore kan aku ga bisa jemput kamu pas pulang kuliah. Nanti kamu sama siapa? Nanti kalo dicegat preman gimana? Nanti kalo Zio deketin kamu lagi gimana. Kata Dandi merajuk bikin Cahaya gemes sendiri.
Pacar yang lagi meluk dia dengan tidak senonoh ini lagi majuin bibirnya dan meremin matanya.
"Ngga apa-apa Dan. Kamu fokus kerja aja dulu gausah mikirin yang lain. Aku janji ga bakal pulang sama Zio. Toh belum tentu juga Zio sejadwal sama aku." Kata Cahaya nenangin.
Dandi ngebuka matanya pas ngerasa pipinya dicium sama Cahaya.
"Lepas ya. Kamu mandi dulu, terus makan. Udah aku siapin di bawah."
"Pengen cepet-cepet nikahin kamu kalo kaya gini caranya."
Mereka berdua bangkit dan kembali sama kegiatan masing-masing.
Sebenernya ini bukan pertama kalinya Dandi nginep dan dirawat sama Cahaya. Dan seperti inilah sikap si manja Dandi pas sudah satu atap sama Cahaya.
Kalo dengan capek bisa bikin Cahaya manjain Dandi kaya tadi, Dandi mau deh dikasih pekerjaan terus biar capek dan bisa dikasih cium sama Cahaya tanpa minta dulu.
---
next mau part sama temen-temen 'anti spaneng-spaneng squad' ga? wkwk

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy
Teen Fiction[ SUDAH SELESAI✓ ] Cover by @JWLinTheCrown ©hykaaz9, Mei-2019