18. Sikat Gigi

12.7K 733 57
                                    

Sudah 10 menit berlalu, tapi usaha Cahaya buat ngelepas pelukan Dandi belum berhasil juga. Malah tambah erat juga disertai gumaman kecil yang bilang kalo cowok itu kangen banget.

"Lepas Dan, kamu belum mandi ih. Jorok!"

"Biarin, masih kangen."

"Ketek lo bau dah, buset." Kata Cahaya berhasil ngelepas pelukan Dandi. Cowok itu ngendus keteknya sendiri. Sebenernya engga bau banget sih menurut Dandi.

"Masih wangi yang."

"Hidung lo bumpet ya? Mandi dulu sana, aku siapin makanan."

"Hhh oke oke. Yang, tolong barang-barang aku beresin ya. Aku mau bersih-bersih dulu." Katanya sambil kabur ke kamar mandi Cahaya.

"SETAN LO!"

---

"Aya, sini aku pangku."

"Ogah."

"Ga papa yang, aku pengen peluk."

"Makan dulu."

"Tapi kangen."

"Bodo amat."

"Yang ak--"

"--Makan, atau gue pergi?"

"Galak banget jadi cewek."

"Ha? Ga denger."

Pun bikin Dandi diem dan lanjutin makan daripada kena siraman rohani dari pacarnya itu. Heran deh, tadi pas jemput di stasiun sama yang lain Cahaya pasrah-pasrah aja pas diduselin Dandi yang masih bawa banyak barang bawaan.

Tapi pas mereka semua udah pulang, Cahaya beda banget. Jadi galak.

"Udah nih yang, ayo kekamar."

"Kamar mulu pikiran lo."

"Aaa, pengen nduselin kamu. Kangen."

"Aku mau cuci piring dulu." Cahaya berdiri dari duduknya dan ngambil piring yang ada didepan Dandi. Ya otomatis Cahaya ada disebelah Dandi dong.

Posisi kaya gitu tentunya ga disia-siain sama Dandi. Dia narik pinggang Cahaya sampe gadis itu duduk tepat diatas pangkuannya. Melilit pinggang Cahaya dengan dua tangan kekarnya bermaksud bikin Cahaya ga bisa lepas dari kerangkengnya.

"Ngagetin aja sih ah."

"Biarin, kamu aku mintain lembut ga bisa sih."

"Ck, sekarang mau apa?"

"Kelon dong, aku ngantuk."

Kalian tau ga gimana posisi induk monyet yang gendong anaknya didepan? Nah, sekarang gitu posisinya. Samain aja kaya monyet gpp kok.

Dua kaki mulus Cahaya melingkar dipinggang Dandi. Sedangkan tangan Dandi menahan bokong Cahaya biar ngga merosot kebawah.

Ya ada modusnya dikit lah.

"Sialan lo."

Satu kecupan kecil mendarat tepat di bibir Cahaya.

"Pacarku ga boleh kasar."

"Pacaran aja sama tukang jamu."

Mereka berdua jalan masuk kekamar Cahaya yang penuh sama bau strawberry khas Cahaya kesukaan Dandi. Makanya Dandi sering main kesini, tempat favoritnya.

"Tapi aku cintanya sama kamu."

Pelan-pelan, Dandi ngeletakin Cahaya dengan posisi berbaring. Jadi Dandi sekarang ada diatas Cahaya.

( ͡° ͜ʖ ͡°)
ayo keluarkan emoticon andalan kalian

"Kok tambah manja sih sekarang?"

"Kurang belaian kamu."

"Kan cuma tiga hari doang,"

"Tetep aja. Hidupku jadi kaya sayur tanpa micin, ga sedep."

"Abis ketemu bule, ngegombalnya jadi lancar ya."

"Apa sih yang bahasnya itu lagi."

Dandi memilih tidur disebelah Cahaya dan meletakkan tangannya dipinggang Cahaya. Menatap gadisnya itu dengan intens. Jarak sudah ditepis. Kakinya melilit kaki Cahaya agar gadisnya tidak bisa bergerak.

"Sekarang mau gimana?"

"Pengen cium tapi nafas aku masih bau."

"Kamu ga sikat gigi?"

"Aku lupa bawa."

"Jorok"

Dandi masih lihatin Cahaya.

Bentar lagi nyleding Cahaya.

Engga deng

"Yang, pengen cium"

"Jugaaa"

"Jangan mancing deh yang."

"Siapa yang mancing sih? Aku juga pengen cium."

"Jangan sampe yang di Jogja bakal terjadi juga disini loh. Aku ga mau tanggung jawab."

"Ngomong apasih? Kan aku juga pengen ci--"

Dengan cepat, Dandi ngelepas pelukannya pada Cahaya kemudian berdiri dan mengelilingi area apartmen Cahaya.

"DISINI GA ADA SIKAT GIGI BENERAN APA YA?"

---

ngga dibaca ulang yes


My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang