27. Kuliah

10.3K 643 12
                                    

"YAYA!" Panggil Shasa yang bikin beberapa mahasiswa noleh ke dia karna suaranya yang kekencengan.

"Berisik tau Sa." Kata Cahaya pas Shasa udah ada disampingnya. Tapi yag dikatain malah biasa aja dan lanjut jalan beriringan sama Cahaya.

"Dandi ga ada jadwal?" Tanya Shasa sambil terus jalan.

"Engga ada, lagi diapart gue ditemenin sama bau strawberry kamar." Jawab Cahaya sambil ketawa kecil terus ngerapihin beberapa novel yang numpuk ditangannya.

Iya, jadi dari kemaren Dandi beneran ga mau pulang dari apartmen Cahaya. Pulangnya cuma sebentar buat ngambil beberapa barang terus keapart Cahaya lagi.

"Kak Nando kok ga keliatan Sa? Kemanam" Tanya Cahaya balik ke Shasa yang sekarang udah otak-atik ponselnya.

"Ga tau, ga mau ngurusin."

"Yaelah, emang kenapa sih?" Tanya Cahaya lagi ngeliat perubahan raut muka Shasa yang sebel ini.

"Dia bangun kesiangan, setengah jam yang lalu dia baru bangun padahal harusnya dia ada jam kuliah satu jam yang lalu. Semalem dia begadang sampe jam 3 pagi, katanya main game. Ish, benci gue sama dia."

"Lo telpon dia pas dia lagi ada jam kuliah?"

"Engga sih, gue cuma minta dia pasang alarm doang." Cengiran Shasa bikin Cahaya geleng-geleng kepala sambil ngebatin pengen nampol.

"Ya udah, lo sebagai pacarnya juga harus siaga biar dia ga bikin kesalahan lagi."

"Haha.. Iya Ya, makasih pencerahannya buuk. Tuh pacar lo dateng." Shasa nunjuk kearah parkiran diamana ada Dandi disitu dengan kaos dan jeans hitam juga nyender dimotornya.

"Yaudah Sa, gue duluan ya!"

Cahaya jalan ngehampirin Dandi dan langsung disambut sama kecupan di pipi.

"Lama banget yang." Katanya sambil ngasih satu helm ke Cahaya.

Terus Dandi ngulurin tangannya biar Cahaya bisa naik keatas motor sport-nya ini. Ya tau sendiri lah Cahaya boncel banget, sedangkan motornya ini tinggi.

"Kenapa bawa motor?" Tanya Cahaya pas motornya udah jalan ninggalin universitas.

"Pengen dipeluk kamu, eh kamu ternyata bawa buku. Yaudah ga jadi dapet." Walaupun mukanya ketutup helm dan ga keliatan, tapi Cahaya bisa rasain kalo Dandi lagi cemberut.

Tanpa jawab apapun, Cahaya masukin novelnya ke tas punggung yang dia bawa. Terus tangannya melingkar ke pinggang Dandi bikin cowok itu kaget terus senyum tanpa sadar.

"Makasih." Katanya sambil ngambil satu tangan Cahaya terus dia cium sekali.

---

"Kapan balik ke apart kamu?" Tanya Cahaya ke Dandi yang masih setia nemplokin Cahaya pas cewek itu lagi nata beberapa novel yang tadi dia bawa ke rak kamarnya.

"Ga tau, betah disini. Emang kenapa Ya?" Dandi nidurin kepala di pundak Cahaya.

"Pala kamu berat heh." Kata Cahaya. "Ya mau beresin apartmen kamu lah. Aku yakin pasti disana berantakan banget."

"Ngga banget-banget sih yang. Cuma robot aku sama beberapa baju aja yang berserakan ga tau arah jalan pulang."

"Bego ah."

Yauda pelipisnya dikecup, "Jangan kasar sama calon suami, yang." Kata Dandi pake suara serak.

"Calon suami jidat lo! Lusa ke apartmen kamu. Gamau tau."

"Tapi abis itu aku bobo sini lagi ya?"

"Emang kenapa ditempat kamu? Kok betah banget disini." Tanya Cahaya mulai lepas tangan Dandi dan jalan kelemarinya buat ambil beberapa baju. Mau mandi.

"Ga kenapa-kenapa sih. Cuma disini lebih enak aja, ada power bank aku."

"Gajelas."

"Yang mau kemana?"

"Mandi lah. Gerah tau lo tempelin terus."

"Mandi ba--"

"--Gue sunat lo!."

My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang