5. Nakal

21.4K 1K 14
                                    

Suara pintu apartmen terbuka, namun sang penghuni apartmen tidak melirik pintu itu, tetap asyik dengan peralatan dapurnya.

Dandi masuk kedalam dengan mengendap-endap, bermaksud membuat Aya terkejut. Dengan pelan, Dandi melingkarkan tangannya diperut Aya lalu meletakkan dagunya dibahu gadis itu.

"Ngga kaget yang?"

"Enggak."

"Yah, padahal mau kasih surprise."

Aya hanya diam tidak membalas kalimat Dandi, dan membiarkan tangan pria itu mulai masuk kedalam bajunya.

"Berhenti dulu Dan, aku bawa pisau ni." Aya yang tidak tahan karena Dandi dengan nakal mengelus perut ratanya, mulai protes. Tidak hanya itu, kekasihnya terus mengecup area pundak dan lehernya yang terekspos jelas karena rambutnya yang dicepol asal.

Dandi hanya mengerucutkan bibirnya sebal, lalu dirinya pergi dari dapur menuju kamar Aya untuk merebahkan diri sembari menunggu gadisnya itu selesai memasak.

Aya yang melihat Dandi merajuk hanya menggelengkan kepala pelan. Bayi-nya lagi ngambek minta ASI.

Selesai dengan aktivitas dapurnya, gadis yang bagian depan tubuhnya dibalut celemek merah tersebut mulai berjalan kelantai atas kamarnya.

"Dandi, ayo makan." Ajaknya lembut. Kepala Aya menyembul diantara pintu kamar dan dinding. Bisa dilihat, Dandi sedang asik bermain dengan ponsel Aya.

"Kenapa kamu bales chat-nya Andra?" Tanya Dandi mengalihkan pembicaraan.

Someone get jealous right now :)

"Dia temen kamu Dan." Aya mengingatkan sambil melepas celemeknya, diletakkan celemek itu pada gagang pintu kamarnya lalu dirinya masuk kekamar menyusul Dandi yang tiduran dikasur queen size-nya.

"Serah." Dandi meletakkan ponsel kekasihnya diatas meja nakas dan memeluk tubuh Aya yang sedari tadi memang sudah merebahkan diri disampingnya.

Mengelus rambut Dandi, Aya berbicara "Harusnya aku gaikutan tiduran tadi."

"Kenapa? Gamau aku peluk?"

"Bukan,"

"Oh mau dipeluk seharian berarti? Aku mah oke aja yang." Ucap Dandi sambil mengelus punggung Aya pelan.

"Aku udah masak Dandi, kamu kalo kaya gini gabakal mau gerak. Nyebelin." Dengan paksa, Aya berdiri dari tidurannya. Tapi nihil, mengangkat kepala saja dirinya tidak bisa.

"Bentar dulu." Kata Dandi sambil mengecup seluruh wajah Aya.

Mulai dari kening, mata, hidung, pipi, dan terkhir bibir Aya. Lebih lama dari sebelumnya. Katanya bibir Aya adalah candu untuknya, lebih candu dari rokok.

Modus!!

---

Dari tag dicerita ini udah jelas kalau cerita ini ada unsur 17+
Yang ngga suka silahkan mundur, gue gamaksa.

Malam minggu nih:))

My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang