Gadis itu tetap bertahan pada posisinya walaupun rintikan air sudah membasahinya sejak sejam yang lalu. Ia merasa hidupnya benar-benar hancur saat itu juga. Orang yang biasanya selalu menjadi tempatnya bersandar kini telah pulang menyusul ibunya yang bahkan tidak pernah ia temui.
Mata gadis itu memerah berupaya menahan cairan bening itu agar tidak turun. Ia tidak ingin menangis karena ia tahu seseorang itu tidak suka melihatnya menangis.
Ia memeluk erat batu nisan itu sebelum memejamkan matanya erat. Semua ini karenanya. Kini ia membenarkan ucapan David yang begitu menohok hatinya. David benar. Ia hanya pembawa sial.
Tidak seharusnya ia dilahirkan. Kelahirannya hanya membawa malapetaka untuk semuanya. Ibunya—Alicia—meninggalkan mereka untuk selamanya ketika melahirkannya dan sekarang neneknya—Diva ....
Diva menyusul Cia karena menyelamatkannya dari perampokan hari itu. Seharusnya Diva tidak menolongnya melainkan membiarkan ia yang tertusuk. Itu jauh lebih baik.
Ia membuka matanya ketika merasa ada yang menghalangi rintikan air itu agar tidak mengenai kepalanya.
Laki-laki itu berjongkok agar posisi mereka sejajar. Dia menggunakan tangan kirinya yang menganggur itu untuk mengambil sesuatu dari saku celananya. Dia tersenyum sembari memindahkan sebatang lolipop strawberry itu ke dalam genggaman gadis itu.
"Kata papa, kita enggak boleh terlalu sedih atas kepergian seseorang karena nanti orang itu juga bakalan ikut sedih. Jadi, kamu enggak boleh sedih, ya?"
Gadis itu mundur beberapa langkah. Ia takut untuk berhubungan dengan laki-laki karena ia selalu terbayang ketika ia dipukul oleh David.
Laki-laki itu seakan tahu bahwa gadis di depannya takut pun kembali berbicara, "Jangan takut, aku bukan orang jahat, kok. Aku cuma mau kasih lolipop itu ke kamu biar kamu enggak sedih."
"..."
Laki-laki itu tersenyum manis hingga lesung pipitnya terlihat. "Dimakan, ya, lolipopnya. Semoga kita bisa bertemu lagi di lain waktu. Dadah, Cantik."
Usai berucap, laki-laki itu langsung berlalu pergi meninggalkan gadis itu—Itreula—yang mematung. Itreula menatap permen lolipop tersebut sebelum berucap pelan, "Terima kasih."
***
Selamat tahun baru🥳 Semoga apa yang kalian harapkan bisa terkabul di tahun yang baru ini.
Gimana prolog-nya? WKWK. Semoga suka, ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Itreula [Open Preorder]
Teen Fiction*BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS* Dibenci tapi tidak membenci. Dihujat pun ia hanya bisu. Bisu bukan karena ia tidak mau berontak, namun karena ia mengiyakan. Mengiyakan bahwa ia memang sumber kesialan. #1 in teenlit [21-12-2019] #1 in wattpad [1-1-2020...